Blog ini berisi info pendidikan, tidak diperkenankan tampilan iklan dewasa. Silakan Baca Postingan baru 2024 tentang judul-judul penelitian mahasiswa dan masalah penelitian. Dilarang Keras Mengkopi Paste Artikel dalam Blog ini tanpa izin pemilik blog. Bila Anda mengkopi paste, saya akan laporkan ke DMCA dan blog Anda dapat dihapus.Copi paste dapat diketahui melalui www.google.co.id/. Selamat Paskah 2024. Imanuel

Sponsor

Sponsor

Tuesday, December 5, 2017

Contoh Judul Karya Ilmiah Program Affiliate Network Terhadap Pendidikan Kristen



Pendidikan Kristen adalah usaha terstruktur oleh orang dewasa (guru/dosen) terhadap orang yang belum dewasa (peserta didik). Dalam melaksanakan proses memanusiakan manusia muda dalam nuansa edukatif, para guru dan dosen memerlukan dukungan dana. Seiring dengan kemajuan teknologi, lahirlah sebuah program yang disebut "Program Affiliate Network MArketing, atau sering juga disebut affiliate marketing. Bagi yang berminat meneliti topik ini menjadi penelitian ilmiah maka silakan diteliti. Judulnya: Hubungan Program Affiliate Network Marketing Terhadap Semangat Proses Pendidikan AGama Kristen di Sekolah .... Beberapa program Affiliate yang memberi rejeki dapat kita temukan dalam google. Namun kita juga mesti memahami bahwa dalam sebuah karya ilmiah selalu ada padatan isi karya ilmiah yang disiebut dengan Abstrak. Mari memperhatikan satu contoh abstrak berikut ini:

ABSTRAK


Perlima KETELADANAN GURU PAK MENURUT I TIMOTIUS 4:12

PAK seharusnya membuat murid Kristen berbeda dengan murid lainnya. PAK bukan sekedar transfer ilmu pengetahuan semata, tetapi merupakan sarana untuk menanamkan nilai-nilai kristiani kepada murid menuju pertumbuhan iman ke arah keserupaan dengan Kristus.Guru PAK adalah Pembimbing muridsekaligus profesi pekerjaan guru yang penting untuk pelaksanaan proses belajar mengajar khususnya dalam pembinaan iman murid untuk pertumbuhan iman.
Thomas H. Groome, mengklaim bahwa iman sebagai yang utama, maksudnya, adalah iman merupakan inti manusia yang mendasar, disposisi fundamental dan membentuk segala sesuatu yang datang setelah iman
Keteladanan adalah perintah tanpa kata-kata. Orang lain lebih senang mengikuti keteladanan daripada perintah, karena itu keteladanan adalah cara yang lebih efektif untuk mempengaruhi orang lain, diperlukan konsistensi dan integritas serta kejelian dalam menerapkannya.
Keteladanan adalah sikap mendidik yang utama. Mendidik tanpa memberi teladan sama dengan bercerita kepada orang yang sedang tidur pulas. Keteladanan mengandung sebuah konsekuensi bahwa apa yang disampaikan dengan kata-kata perlu ditopang dengan perbuatan nyata
When the King is good, the people will become good, when the Church leaders are good, the members will become good. “Bila para pemimpin dalam perjalanan hidup sehari-hari mengakui kebenaran itu dan memperagakan teladan dari kehidupan Kristus, maka terang akan bersinar dari mereka yang memimpin orang lain kepada Penebus.”

Monday, November 6, 2017

Contoh Bab I Skripsi tentang Masalah Penelitian

Membuat Skrips, Tesis dan Disertasi selalu dimulai dengan masalah. Ada banyak masalah yang perlu diteliti untuk dicari jawaban atas masalah tersebut. Berikut dipaparkan tentang masalah penelitian yang berhubungan dengan "dunia online". Dalam dunia online, terdapat banyak tema atau pokok pembicaraan. Beberapa diantaranya:
1. Masalah mendapatkan pasangan hidup.
Untuk bagian ini ada yang mencarinya secara natural, ada pula yang secara online. Untuk berdating, tentunya usia di atas 18 tahun. Jika Anda mau mencoba mencari pasangan hidup secara online maka Program ini dapat anda pelajari.

Inilah masalah online. Bisa diteliti dan mendapatkan jawaban atas masalah penelitian.
Semoga bermanfaat.

Baca Juga


Contoh Latar Belakang Masalah Bab I dan II Kajian Teori
Bagi mereka yang berminat untuk mendapatkan bahan-bahan refrensi yaitu contoh pembuatan Bab I, khususnya latar belakang masalah dan kajian teori Bap II maka dapat memesannya dengan menyediakan ongkos mengkonsep, mengetik dan biaya pemeliharaan web dan koneksi internet dengan harga perjudul Rp -......,00 (satu judul/variabel penelitian mulai dari Bab I dan II). Jika berminat mendapatkan maka dapat menghubungi kami. Setelah itu bahan akan dikirim ke pemesan setalah pemesan membayar biaya pembuatan contoh-contoh karya ilmiah. Bahan (Bab I dan II) yang dikirim bukan pelagiat tetapi karya sendiri/pemilik weblog. Bahan yang dikirim dapat membantu Anda mengerjakan bab I dan II.

BAB II
Kajian Teoritis-Teologis, Kerangka Berpikir dan Hipotesis
A. Kajian Teoritis-Teologis
Kajian teoritis teologis yang dimaksud disini yakni pembahasan tentang variabel yang diteliti. Setiap variabel dijelaskan dengan memakai teori (pendapat para ahli/penulis buku) yang bersifat umum. Kemudian dibangun sebuah kajian teologis terhadap variabel yang dibahas.
Misalnya dalam contoh ini, dibahas tentang variabel Keteladanan Guru dan Pembentukan karakter peserta didik. Berdasarkan pada dua variabel ini maka perlu dibahas secara teoritis dan teologis tentang keteladanan guru dan pembentukan karakter peserta didik.
Contoh:

1. Pengertian Keteladan Guru PAK
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keteladanan atau teladan adalah sesuatu yang patut ditiru atau baik untuk dicontoh. Keteladan itu berupa perbuatan, kelakuan, sifat dan sebagainya (Tim Penyusun, 2007:1427). Sedangkan Keteladanan Guru Pendidikan Agama Kristen adalah sejumlah perilaku atau kebiasaan Guru PAK yang dapat dijadikan sebagai contoh untuk diikuti peserta didik. Karakter guru merupakan kebiasaan yang terbentuk dalam diri guru karena pengalaman relasi dengan TUHAN, pemahaman terhadap isi Alkitab yang diajarkan Guru PAK, kebiasaan baik yang terbentuk karena lingkungan. Dalam hal ini seorang Guru Pendidikan Agama Kristen memiliki sejumlah sifat mulia dalam dirinya. Sifat mulia inilah yang menjadikan guru menjadi teladan bagi peserta didik.
Di atas merupakan contoh teori tentang pengertian Keteladanan Guru PAK
2. Jabatan Guru Pendidikan Agama Kristen
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya mengajar dan dimaknai sebagai tugas profesi. Sedangkan menurut Ornstein dan Levine (dalam Soetjipto, 2007:15-16) menyatakan jabatan guru memerlukan bidang ilmu dan keterampilan yang menopang dalam melaksanakan tugas pengajaran dan pendidikan. Oleh karena itu seorang guru memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang, menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan unjuk kerja yang ditampilkan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan.
Bila jabatan guru dihubungkan dengan profesional maka tugas guru PAK Guru memerlukan keahlian khusus. Dalam hubungan dengan keteladanan maka profesionalisme guru terlihat dari keteladanannya dalam mengajar peserta didik yakni keteladanan dalam pelayanan, yang khas, diakui, dan dihargai oleh masyarakat dan pemerintah. Keteladanan melalui kegiatan profesional nampak dalam pelayanan kependidikan yang dilaksanakan oleh Guru PAK. Bila Guru PAK memberi layanan menguasai betul materi yang diajarkannya dan mempunyai citra yang baik di masyarakat dan dapat menunjukkan bahwa guru layak menjadi panutan atau teladan bagi masyarakat yang ada disekelilingnya.

B. Kerangka Berpikir
Keteladanan Guru Pendidikan Agama Kristen merupakan sejumlah kebiasaan baik yang terbentuk dalam diri Guru Pendidikan Agama Kristen yang dapat mempengaruhi perilaku peserta didik ke arah perilaku yang lebih baik. Semakin baik Guru PAK menampilkan sifat-sifat unggul dalam dirinya maka karakter tersebut akan mempengaruhi peserta didik.
C. Hipotesis
Jika guru PAK menunjukkan keteladanan maka peserta didik akan mengalami perubahan dalam karakter. Artinya semakin baik guru PAK menunjukkan teladan maka semakin terbentuk sifat-sifat unggul dalam diri peserta didik.
 

Saturday, November 4, 2017

Contoh Judul Penelitian Skripsi-Tesis dan Disertasi Tentang Teknologi Pendidikan

Teknologi adalah ide-ide yang membentuk konsep tentang alat yang diambil dari sumber daya alam untuk mengatasi masalah kehidupan manusia. Dalam postingan ini saya mengemukakan beberapa contoh judul penelitian ilmiah mahasiswa teologi. Diharapkan judul-judul berikut ini digumuli sesuai dengan bakat dan konsentrasi yang ditempuh di Perguruan Tinggi Teologi. Judul-judul skripsi-Tesis dan Disertasi yang saya maksudkan, antara lain:

1. Hubungan Shortener URL Shrinklink terhadap Rejeki Pendidik Kristen di Sekolah ...

2. Hubungan Shinkin shortener URL terhadap kepuasan Mengajar di STT

Masalah: sering link URL postingan terlalu panjang sehingga sulit diingat. Untuk itu perlu dishortener dengan bantuan Shink.me seperti contoh ini: http://shink.me/UQ9ft

3. Pengaruh layanan Shorte.st terhadap motivasi mengajar di Sekolah ...

4. Pengaruh layanan SafelinU terhadap motivasi berprestasi dosen dalam mengajar

yang lain nyusul


Semoga berguna.
Lima macam Teknologi

Teknologi Sistem berpikir

Sistem berpikir menjadikan kita untuk siap menghadapi perubahan zaman dalam dunia Pendidikan. Melalui sistem berpikir kita dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran. Dengan demikian kita dapat mengatakan bahwa sistem berpikir menolong para pendidik untuk menghadirkan konsep sistem yang umum, dimana berbagai hal saling terkait. Teknologi Desain sistem
Desain sistem adalah teknologi merancang dan membangun sistem yang baru. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang cepat yang meningkatkan harapan. Desain sistem memberi kita peralatan untuk menciptakan suatu sistem yang baru dan suatu strategi untuk perubahan.
Teknologi Kualitas pengetahuan
Mutu atau kualitas pengetahuan merupakan teknologi yang memproduksi suatu produk atau jasa/ layanan yang sesuai harapan dan pelanggan. Ilmu pengetahuan yang berkualitas telah menjadi alat yang sangat berharga dalam inovasi pendidikan/ sekolah.
Teknologi Manajemen Perubahan
Manajemen perubahan adalah suatu cara untuk memandu energi kreatif ke arah perubahan positif. Dapat juga diartikan sistem pemikiran yang berlaku untuk aspek manajemen inovasi tentunya dengan berorientasi pada Perencanaan, Organisasi, Aktualisasi dan Kontrol.
Teknologi Teknologi pembelajaran
Disini ada dua bagian yaitu peralatan Pelajar elektronik (Komputer, multimedia, Internet, telekomunikasi), dan pembelajaran yang didesain, metode dan strateginya diperlukan untuk membuat peralatan elektronik yang efektif. Pelajaran elektronik ini mengubah cara mengkomunikasikan belajar. Jadi teknologi pembelajaran adalah sistem pemikiran yang berlaku untuk instruksi dan belajar.
Kelima teknologi tersebut merupakan suatu keterpaduan untuk menuju inovasi pendidikan sehingga dalam memecahkan masalah pendidikan perlu kombinasi peralatan/ alat elektronik, orang-orang, proses, manajemen, intelektual, untuk perubahan yang efektif.

Teknologi yang dibutuhkan dalam Pendidikan

Macam-macam teknologi pendidikan menurut Davies (1972) ada tiga yaitu:
Teknologi pendidikan Perangkat Satu (Perangkat Keras)
1. Proyektor,
2. laboratorium,
3. komputer (CD ROM, LCD, TV, Video dan alat elektronik lainnya).

Teknologi mekanik ini dapat mengotomatiskan proses belajar mengajar dengan alat yang memancarkan , memperkuat suara, mendistribusikan, merekam dan mereproduksi stimuli material yang menjangkau pendengar/ siswa dalam jumlah yang besar. Jadi teknologi satu ini efektif dan efisien. Teknologi pendidikan dua (Perangkat Lunak)
Teknologi pendidikan dua mengacu pada ”perangkat lunak” yaitu menekankan pentingnya bantuan kepada pengajaran. Terutama sekali dalam kurikulum, dalam pengembangan instruksional, metodologi pengajaran, dan evaluasi. Jadi teknologi dua, menyediakan keperluan bagaimana merancang yang baru atau memperbarui yang sekarang, bermanfaat pada pengalaman belajar. Mesin dan mekanisme dipandang sebagai instrumen presentasi atau transmisi.
Teknologi pendidikan tiga (Kombinasi Teknologi Perangkat Keras dan Lunak) Teknologi pendidikan tiga, yaitu kombinasi pendekatan dua teknologi yaitu “peragkat keras“ dan perangkat lunak”. Teknologi pendidikan tiga berorientasi pada arah pendekatan sistem, dan sebagai alat meningkatkan manfaat dari apa yang ada di sekitar. Teknologi pendidikan tiga dapat dikatakan sebagai pendekatan pemecahan masalah, titik beratnya dalam orientasi diagnostik yang menarik. Dari ketiga macam tekonologi di atas dapat dikatakan bahwa teknologi pendidikan dalam konteks sebenarnya adalah tidak hanya mengacu pada perangkat keras saja seperti yang umum dijadikan sebagai persepsi yang benar, namum juga meliputi perangkat lunak dan perpaduan keduanya perangkat keras dan lunak.

Sumber Internet

Monday, October 16, 2017

Contoh Bab I Pendidikan Kristen tentang Dating



Latar Belakang Masalah. Penelitian selalu dimulai dengan masalah. Salah satu masalah yang akan dikemukakan dalam postingan ini yakni dating online. Perkembangan teknologi internet dan kemajuan teknologi website memungkinkan terjadinya program dating secara online. Para pria dan wanita yang masih single dapat mencari jodoh di dalam negeri maupun di luar negeri, seperti: dating dengan para single laki-laki dan perempuan di berbagai negara: Amerika Serikat, Brasil, Canada, Argentina, Inggris, Jerman, Prancis, Australia, Belanda, Rusia, Afrika, Portugis, Italia dan negara-negara yang tidak dapat dirinci disini. Kini telah hadir sebuah program Dating online, silakan reput peluang berdating 18+ disini: Khusus Dating ke berbagai Negara

Dating dapat dilihat dalam beberapa video (Youtube). Dalam beberapa video, yang disediakan dalam situs penyedia program dating yang menghubungkan satu pemuda-pemudi di beberapa negara.

Informasi lain dapat diikuti disini: mainstream

A. Latar Belakang Masalah
Kitab Imamat adalah kelanjutan dari kitab Keluaran yang merupakan bagian ketiga dari 5 kitab Musa (Pentateukh: Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan). Pasal penutup di kitab Keluaran berakhir dengan konstruksi tabut perjanjian (pasal 25-40). Permulaan Imamat ialah awal yang bersambung dengan apa yg menjadi akhir dari kitab Keluaran, yaitu penjelasan korban-korban yang dilakukan di tempat maha suci (pasal 1-7). “Makna Korban Perjanjian Lama dalam Kitab Imamat Dan Penggenapan Makna Korban Dalam Perjanjian Baru”.
Imamat terutama terdiri dari hukum-hukum dan peraturan-peraturan, tetapi terdapat kerangka cerita dan ilustrasi yang menunjukkan bahwa semua peraturan ini cocok dengan sejarah yang sebenarnya. Secara umum kitab itu terbagi atas dua bagian, pasal-pasal mengenai Hari Penebusan Dosa terdapat di bagian tengah. Bagian pertama adalah mengenai pemulihan hubungan dengan Allah yaitu peraturan mengenai korban dan penyucian. Bagian akhir adalah tentang hidup sebagai umat Allah (Dennis Green, 1992: 35) Sebagian besar hukum dalam Imamat adalah mengenai upacara keagamaan, tetapi terdapat juga hukum mengenai kebersihan dan sikap moral yang serupa dengan Sepuluh Perintah. Tidak terdapat perbedaan yang nyata antara hukum-hukum yang berbeda-beda itu; semuanya mencerminkan maksud Allah terhadap bangsa Israel dan semuanya harus dipatuhi. Dalam Perjanjian Baru pengorbanan Kristus membawa penyucian yang menyeluruh, oleh karena itu hukum-hukum mengenai korban dan upacara penyucian tidak lagi berlaku. Jika demikian, semua hukum itu sangat berguna untuk menjelaskan apa arti kematian Kristus bagi kita.
Tema pokok dalam kitab Imamat didalam Tafsiran Alkitab Masa Kini, 1983: 190 dinyatakan Pertama, kesucian Allah. Sebagian besar kitab Imamat berisi hukum dan adat di dalam pujian bangsa Israel terhadap Tuhannya. Juga di dalamnya berisi deskripsi korban dan hukum mengenai makanan dan kesucian seksual. Pusat dari semuanya hal yang dijelaskan ini ialah keberadaan Allah sebagai Allah orang Israel dan kesucian Allah. Hal ini dijelaskan berulang kali di dalam kitab ini (Imamat 18:2, 4, 5; 19:3-4, 10; 20:7) “Akulah TUHAN, Allahmu” dan juga Tuhan ialah Allah yang suci (Imamat 11:45, juga lihat 19:2, 20:26) “… jadilah kudus, sebab Aku ini kudus.”
Kedua, Jenis korban. Ada beberapa jenis korban di Imamat 1-7. Yang sangat menarik dari jenis korban ini ialah Alkitab tidak menjelaskan apa yang menjadi kepentingan dari korban ini, tetapi Alkitab menjelaskan secara rinci ada apakah yang harus dilakukan dalam korban. Korban tersebut ialah:
Ketiga, Perjanjian. Perjanjian Lama kaya dengan perjanjian yang dilakukan antara Allah dengan umatnya. Walaupun konsep perjanjian tidak dibahas di dalam kitab Imamat, tetapi hadirnya jenis korban ialah untuk melihat kembali hubungan antara pemberi janji dengan penerima janji. Korban ini ialah persembahan dari penerima janji kepada pemberi janji. Korban ini juga merupakan wujud nyata kasih setia penerima janji kepada pemberi janji. Keempat, Keimaman. Sesuai dengan namanya, kitab ini berhubungan erat dengan keimaman dan jabatan imam. Isi dari kitab ini ialah instruksi yang diberikan kepada imam dan bangsa Israel dalam kehidupan ibadah mereka. Sebagai imam, yang juga berada di sekitar tempat kudus Allah:
1.mereka harus kudus dan menjadi contoh dari bangsa Israel.
2.mereka harus kudus karena merekalah yang membawa korban kudus untuk penghapus dosa
Israel. 3. mereka harus kudus karena mereka melindungi kekudusan Allah di dalam perkemahan.
4. Kesucian
Seperti Tuhan yang adalah suci, dan imam yang melindungi kesucian Allah, bangsa Israel dituntut untuk juga suci dengan menjalankan berbagai macam upacara adat. Mereka harus suci misalnya dengan makanan yang dimakan (pasal 11), untuk wanita yang melahirkan (pasal 12), penyakit kulit dan kusta (pasal 13-14) dan lelehan tubuh baik itu untuk pria maupun wanita (pasal 15). Tuhan bukan saja menghendaki bangsanya sehat, tetapi juga menghendaki agar mereka menyucikan diri dari kebiasaan bangsa lain yang di luar Tuhan. Dalam anugerah-Nya Allah yang kudus telah menjadikan Israel sebagai umat-Nya, karena itulah, mereka juga harus kudus, “Kuduslah kamu, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, kudus” (19:2; 1Pet.1:16).
B. Identifikasi Masalah
1. Apakah korban penghapus dosa?
2. Apakah Korban penebus salah
3. Apakah manfaatnya bagi orang Kristen?
4. Bagaimana Sejarah Korban dalam Perjanjian Lama dan Baru?
5. Apakah korban penghapus dosa dan penebus salah?
C. Rumusan Masalah
Penelitian ini hanya dibatasi pada korban penghapus dosa dan penebus salah. Pokok-pokok lain tidak dibahas.
D. Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan sejarah praktik korban penghapus dosa dan penebus salah
2. Untuk menjelaskan korban penghapus dosa dan penebus salah
E. Hipotesis
Jika korban penghapus dosa dan salah diperhatikan dalam kesaksian Perjanjian Baru maka Yesus Kristus telah menggenapinya.
F. Pentingnya Penelitian
1. Memberi masukan kepada ......
2. Memberi mtivasi kepada para pelayan untuk mengutamakan pengorbanan Yesus Kristus
3. Menambah wawasan kepada penulis untuk kepentingan pelayanan

Semoga berguna

Monday, October 2, 2017

Mobile App dan Mobile web terhadap Cari Jodoh Kristen


Bagi Anda yang mencari judul skripsi dalam bidang Pendidikan Agama Kristen maka Anda memiliki peluang untuk meneliti variabel penelitian tiga variabel berikut ini.


Mobile App dan Mobile Web Terhadap Cari Jodoh Kristen. Variabel Y (terikat) yakni: Cari Jodoh Kristen, sedangkan Variabel bebas (X1) yakni: Mobile App, dan Variabel bebas 2 (X2) yaitu: Mobile web.

Judul ini cocok bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Kristen yang terbiasa dengan membuat blog dan menulis artikel di blog. Namun diharapkan yang sudah pada taraf blogger Menegah, jangan blogger pemula. Saya katakan demikian karena yang baru memulai membuat blog dan menulis serta memposting artikel di blog akan sedikit mengalami kesulitan ketika membahas Mobile App dan Mobile Web. Dosen Pembimbing juga harus punya pengalaman di dunia blog atau familiar dengan website.


A. Latar Belakang Masalah
Kitab Imamat adalah kelanjutan dari kitab Keluaran yang merupakan bagian ketiga dari 5 kitab Musa (Pentateukh: Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan). Pasal penutup di kitab Keluaran berakhir dengan konstruksi tabut perjanjian (pasal 25-40). Permulaan Imamat ialah awal yang bersambung dengan apa yg menjadi akhir dari kitab Keluaran, yaitu penjelasan korban-korban yang dilakukan di tempat maha suci (pasal 1-7). “Makna Korban Perjanjian Lama dalam Kitab Imamat Dan Penggenapan Makna Korban Dalam Perjanjian Baru”.
Imamat terutama terdiri dari hukum-hukum dan peraturan-peraturan, tetapi terdapat kerangka cerita dan ilustrasi yang menunjukkan bahwa semua peraturan ini cocok dengan sejarah yang sebenarnya. Secara umum kitab itu terbagi atas dua bagian, pasal-pasal mengenai Hari Penebusan Dosa terdapat di bagian tengah. Bagian pertama adalah mengenai pemulihan hubungan dengan Allah yaitu peraturan mengenai korban dan penyucian. Bagian akhir adalah tentang hidup sebagai umat Allah (Dennis Green, 1992: 35) Sebagian besar hukum dalam Imamat adalah mengenai upacara keagamaan, tetapi terdapat juga hukum mengenai kebersihan dan sikap moral yang serupa dengan Sepuluh Perintah. Tidak terdapat perbedaan yang nyata antara hukum-hukum yang berbeda-beda itu; semuanya mencerminkan maksud Allah terhadap bangsa Israel dan semuanya harus dipatuhi. Dalam Perjanjian Baru pengorbanan Kristus membawa penyucian yang menyeluruh, oleh karena itu hukum-hukum mengenai korban dan upacara penyucian tidak lagi berlaku. Jika demikian, semua hukum itu sangat berguna untuk menjelaskan apa arti kematian Kristus bagi kita.
Tema pokok dalam kitab Imamat didalam Tafsiran Alkitab Masa Kini, 1983: 190 dinyatakan Pertama, kesucian Allah. Sebagian besar kitab Imamat berisi hukum dan adat di dalam pujian bangsa Israel terhadap Tuhannya. Juga di dalamnya berisi deskripsi korban dan hukum mengenai makanan dan kesucian seksual. Pusat dari semuanya hal yang dijelaskan ini ialah keberadaan Allah sebagai Allah orang Israel dan kesucian Allah. Hal ini dijelaskan berulang kali di dalam kitab ini (Imamat 18:2, 4, 5; 19:3-4, 10; 20:7) “Akulah TUHAN, Allahmu” dan juga Tuhan ialah Allah yang suci (Imamat 11:45, juga lihat 19:2, 20:26) “… jadilah kudus, sebab Aku ini kudus.”
Kedua, Jenis korban. Ada beberapa jenis korban di Imamat 1-7. Yang sangat menarik dari jenis korban ini ialah Alkitab tidak menjelaskan apa yang menjadi kepentingan dari korban ini, tetapi Alkitab menjelaskan secara rinci ada apakah yang harus dilakukan dalam korban. Korban tersebut ialah:
Ketiga, Perjanjian. Perjanjian Lama kaya dengan perjanjian yang dilakukan antara Allah dengan umatnya. Walaupun konsep perjanjian tidak dibahas di dalam kitab Imamat, tetapi hadirnya jenis korban ialah untuk melihat kembali hubungan antara pemberi janji dengan penerima janji. Korban ini ialah persembahan dari penerima janji kepada pemberi janji. Korban ini juga merupakan wujud nyata kasih setia penerima janji kepada pemberi janji. Keempat, Keimaman. Sesuai dengan namanya, kitab ini berhubungan erat dengan keimaman dan jabatan imam. Isi dari kitab ini ialah instruksi yang diberikan kepada imam dan bangsa Israel dalam kehidupan ibadah mereka. Sebagai imam, yang juga berada di sekitar tempat kudus Allah:
1.mereka harus kudus dan menjadi contoh dari bangsa Israel.
2.mereka harus kudus karena merekalah yang membawa korban kudus untuk penghapus dosa
Israel. 3. mereka harus kudus karena mereka melindungi kekudusan Allah di dalam perkemahan.
4. Kesucian
Seperti Tuhan yang adalah suci, dan imam yang melindungi kesucian Allah, bangsa Israel dituntut untuk juga suci dengan menjalankan berbagai macam upacara adat. Mereka harus suci misalnya dengan makanan yang dimakan (pasal 11), untuk wanita yang melahirkan (pasal 12), penyakit kulit dan kusta (pasal 13-14) dan lelehan tubuh baik itu untuk pria maupun wanita (pasal 15). Tuhan bukan saja menghendaki bangsanya sehat, tetapi juga menghendaki agar mereka menyucikan diri dari kebiasaan bangsa lain yang di luar Tuhan. Dalam anugerah-Nya Allah yang kudus telah menjadikan Israel sebagai umat-Nya, karena itulah, mereka juga harus kudus, “Kuduslah kamu, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, kudus” (19:2; 1Pet.1:16).
B.Identifikasi Masalah
1.Apakah korban penghapus dosa?
2.Apakah Korban penebus salah
3.Apakah manfaatnya bagi orang Kristen?
4.Bagaimana Sejarah Korban dalam Perjanjian Lama dan Baru?
5.Apakah korban penghapus dosa dan penebus salah?
C.Rumusan Masalah
Penelitian ini hanya dibatasi pada korban penghapus dosa dan penebus salah. Pokok-pokok lain tidak dibahas.
D. Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan sejarah praktik korban penghapus dosa dan penebus salah
2. Untuk menjelaskan korban penghapus dosa dan penebus salah
E. Hipotesis
Jika korban penghapus dosa dan salah diperhatikan dalam kesaksian Perjanjian Baru maka Yesus Kristus telah menggenapinya.
F. Pentingnya Penelitian
1. Memberi masukan kepada ......
2. Memberi mtivasi kepada para pelayan untuk mengutamakan pengorbanan Yesus Kristus
3. Menambah wawasan kepada penulis untuk kepentingan pelayanan
Semoga menginspirasi

Wednesday, August 23, 2017

Jakarta ke Hokaido Jepang


Tanggal 21 dan 22 Agustus 2017 diadakan sebuah seminar Guru SEKOLAH MINGGU Kreatif. Acara itu berlangsung sangat menyenangkan. Saya ikuti dari awal sampai akhir. Kegiatan dimulai Jam 08.00 - 18.00 selama dua hari berturut-turut.Pembahasan tentang pelayanan anak dengan pendekatan yang lebih kreatif dengan pusat yaitu ibadah. Bila ada yang mencari judul skripsi atau tesis bahkan disertasi, dapat menggumului PRINSIP-PRINSIP GAME YANG MENYENANGKAN ANAK DALAM IBADAH SEKOLAH MINGGU. Setelah kegiatan itu saya dapat email promosi oleh sebuah iklan yang masuk ke email saya. Judulnya Jakarta ke Hokkaido Jepang. Harga tiketnya Rp 7.178.000,00. Silakan cek di ALL NIPPON AIR WAYS. Setelah saya klik iklan, saya ketemu website dengan nama: ANA Inspiration of Japan. Sambil mencari peluang menjadi penerbit iklan. Ini dia peluang menjadi PUBLISHER CLICKADU
A. Latar Belakang Masalah
Kitab Imamat adalah kelanjutan dari kitab Keluaran yang merupakan bagian ketiga dari 5 kitab Musa (Pentateukh: Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan). Pasal penutup di kitab Keluaran berakhir dengan konstruksi tabut perjanjian (pasal 25-40). Permulaan Imamat ialah awal yang bersambung dengan apa yg menjadi akhir dari kitab Keluaran, yaitu penjelasan korban-korban yang dilakukan di tempat maha suci (pasal 1-7). “Makna Korban Perjanjian Lama dalam Kitab Imamat Dan Penggenapan Makna Korban Dalam Perjanjian Baru”.
Imamat terutama terdiri dari hukum-hukum dan peraturan-peraturan, tetapi terdapat kerangka cerita dan ilustrasi yang menunjukkan bahwa semua peraturan ini cocok dengan sejarah yang sebenarnya. Secara umum kitab itu terbagi atas dua bagian, pasal-pasal mengenai Hari Penebusan Dosa terdapat di bagian tengah. Bagian pertama adalah mengenai pemulihan hubungan dengan Allah yaitu peraturan mengenai korban dan penyucian. Bagian akhir adalah tentang hidup sebagai umat Allah (Dennis Green, 1992: 35) Sebagian besar hukum dalam Imamat adalah mengenai upacara keagamaan, tetapi terdapat juga hukum mengenai kebersihan dan sikap moral yang serupa dengan Sepuluh Perintah. Tidak terdapat perbedaan yang nyata antara hukum-hukum yang berbeda-beda itu; semuanya mencerminkan maksud Allah terhadap bangsa Israel dan semuanya harus dipatuhi. Dalam Perjanjian Baru pengorbanan Kristus membawa penyucian yang menyeluruh, oleh karena itu hukum-hukum mengenai korban dan upacara penyucian tidak lagi berlaku. Jika demikian, semua hukum itu sangat berguna untuk menjelaskan apa arti kematian Kristus bagi kita.
Tema pokok dalam kitab Imamat didalam Tafsiran Alkitab Masa Kini, 1983: 190 dinyatakan Pertama, kesucian Allah. Sebagian besar kitab Imamat berisi hukum dan adat di dalam pujian bangsa Israel terhadap Tuhannya. Juga di dalamnya berisi deskripsi korban dan hukum mengenai makanan dan kesucian seksual. Pusat dari semuanya hal yang dijelaskan ini ialah keberadaan Allah sebagai Allah orang Israel dan kesucian Allah. Hal ini dijelaskan berulang kali di dalam kitab ini (Imamat 18:2, 4, 5; 19:3-4, 10; 20:7) “Akulah TUHAN, Allahmu” dan juga Tuhan ialah Allah yang suci (Imamat 11:45, juga lihat 19:2, 20:26) “… jadilah kudus, sebab Aku ini kudus.”
Kedua, Jenis korban. Ada beberapa jenis korban di Imamat 1-7. Yang sangat menarik dari jenis korban ini ialah Alkitab tidak menjelaskan apa yang menjadi kepentingan dari korban ini, tetapi Alkitab menjelaskan secara rinci ada apakah yang harus dilakukan dalam korban. Korban tersebut ialah:
Ketiga, Perjanjian. Perjanjian Lama kaya dengan perjanjian yang dilakukan antara Allah dengan umatnya. Walaupun konsep perjanjian tidak dibahas di dalam kitab Imamat, tetapi hadirnya jenis korban ialah untuk melihat kembali hubungan antara pemberi janji dengan penerima janji. Korban ini ialah persembahan dari penerima janji kepada pemberi janji. Korban ini juga merupakan wujud nyata kasih setia penerima janji kepada pemberi janji. Keempat, Keimaman. Sesuai dengan namanya, kitab ini berhubungan erat dengan keimaman dan jabatan imam. Isi dari kitab ini ialah instruksi yang diberikan kepada imam dan bangsa Israel dalam kehidupan ibadah mereka. Sebagai imam, yang juga berada di sekitar tempat kudus Allah:
1.mereka harus kudus dan menjadi contoh dari bangsa Israel.
2.mereka harus kudus karena merekalah yang membawa korban kudus untuk penghapus dosa
Israel. 3. mereka harus kudus karena mereka melindungi kekudusan Allah di dalam perkemahan.
4. Kesucian
Seperti Tuhan yang adalah suci, dan imam yang melindungi kesucian Allah, bangsa Israel dituntut untuk juga suci dengan menjalankan berbagai macam upacara adat. Mereka harus suci misalnya dengan makanan yang dimakan (pasal 11), untuk wanita yang melahirkan (pasal 12), penyakit kulit dan kusta (pasal 13-14) dan lelehan tubuh baik itu untuk pria maupun wanita (pasal 15). Tuhan bukan saja menghendaki bangsanya sehat, tetapi juga menghendaki agar mereka menyucikan diri dari kebiasaan bangsa lain yang di luar Tuhan. Dalam anugerah-Nya Allah yang kudus telah menjadikan Israel sebagai umat-Nya, karena itulah, mereka juga harus kudus, “Kuduslah kamu, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, kudus” (19:2; 1Pet.1:16).
B. Identifikasi Masalah
1. Apakah korban penghapus dosa?
2. Apakah Korban penebus salah
3. Apakah manfaatnya bagi orang Kristen?
4. Bagaimana Sejarah Korban dalam Perjanjian Lama dan Baru?
5. Apakah korban penghapus dosa dan penebus salah?
C. Rumusan Masalah
Penelitian ini hanya dibatasi pada korban penghapus dosa dan penebus salah. Pokok-pokok lain tidak dibahas.
D. Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan sejarah praktik korban penghapus dosa dan penebus salah
2. Untuk menjelaskan korban penghapus dosa dan penebus salah
E. Hipotesis
Jika korban penghapus dosa dan salah diperhatikan dalam kesaksian Perjanjian Baru maka Yesus Kristus telah menggenapinya.
F. Pentingnya Penelitian
1. Memberi masukan kepada ......
2. Memberi mtivasi kepada para pelayan untuk mengutamakan pengorbanan Yesus Kristus
3. Menambah wawasan kepada penulis untuk kepentingan pelayanan

Saturday, July 29, 2017

Contoh Bab I Skripsi Rejeki Melalui Kerja


BAB I
 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan zaman teknologi canggih yaitu internet telah menghadirkan kemajuan layanan dalam berbagai bidang, khususnya dalam dunia kerja. Mahasiswa yang kuliah pada akhirnya setelah selesai kuliah diharapkan mendapat kerja yang memadai untuk menopang kehidupan sehari-hari. Naum kenyataannya lapangan pekerjaan juga semakin sulit.

Jika terbatas pada kerinduan menjadi pegawai negeri atau pegawai swasta seperti di Perusahan, itupun kadang terbatas. Oleh karena itu ada berbagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut sehingga tidak terjadi pengangguran. Kini muncul sebuah pekerjaan yang dapat memberikan penghasilan yang memadai.

Pekerjaan ini menutu teman saya, di jalan uang melimpah, tinggal pungut uang di jalan. Rekan saya ini kerja di salah satu layanan jasa transportasi, yaitu Grab. Teman ini memiliki penghasilan yang memadai. Ia bisa mengatur waktu kerja tanpa harus diatur oleh bos. Ia adalah bosnya.

Selain informasi ini ada sebuah peluang yaitu di Mengemudi bersama uber.Mengemudi adalah suatu kerja yang mulia. Kerja adalah mandat TUHAN kepada manusia, setiap yang bekerja berarti melakukan kehendak-Nya. Salah satu peluang dalam mendapatkan kerja adalah melalui Uber.

Tentu Anda sudah mengenal uber, jika anda berminat mengemudi bersama Uber di Indonesia maka Anda bisa bergabung bersama koperasi Uber yang disebut Koperasi Trans Usaha Bersma, mitra setiap aplikasi Uber, menurut situs uber, waktunya fleksibel. Silakan mendaftar Mengemudi Bersama Ube. Selain itu dapat mencari korelasinya dengan pegi-pegi Bagi mahasiswa yang mengembangkan menjadi penelitian ilmiah silakan meneliti pekerjaan melalui uber dan lain-lain. Beberapa transportasi yang disbutkan disini memiliki kontribusi dalam menolong setiap orang yang membutuhkan jasa seorang driver ojek online. Usaha ini tentu sukses menghantar mereka yang memiliki hak cipta atau hak usaha atas cara tranportasi online sepert yang dimaksudkan disini.

Salam

Thursday, July 6, 2017

Sitemap 2



Sponsor

Contoh Bab I Skripsi PAK


Contoh Bab I Skripsi PAK. Dalam contoh ini, hanya mengemukakan masalah penelitian dan sedikit pembahasan tentang teori. Adapun masalah penelitian disini yaitu suatu pelayanan yang mulia kepada anak-anak penyandang autis. Dalam hal ini masalah penelitian yaitu Pelayanan Pendidikan Agama Kristen kepada anak-anak penyandang autis. Mereka perlu mendapat pelayanan yang sesuai dengan kesetaraan pendidikan kepada anak-anak. Selanjutnya kita perhatikan apa yang menjadi masalah penelitian? Berdasarkan masalah itu tentu dicari jawaban melalui penelitian. Masalah penelitian itu dikemukakan dalam Bab I Skripsi. Dalam pembahasan ini, kita jadikan sebagai contoh Bab I Skripsi PAK atau Pendidikan Agama Kristen. Nanti setelah lulus maka pakai gelar S.Pd. (Sarjana Pendidikan Kristen). Baiklah kita langsung ke inti masalah.
Masalah Penelitian

Anak penyandang autis sama dengan anak-anak lainnya, perlu mendapat bimbingan dalam Pelayanan Pendidikan Agama Kristen. Tentu Pendidikan Agama Kristen bagi anak yang beragama Kristen yang ada di sekolah khusus. Memang harus disadari bahwa Guru Pendidikan Agama Kristen tidak mendapat pendidikan khusus tentang cara menghadapi dan melayani anak penyandang autis. Di katakan demikian karena dalam kurikulum Pendidikan Agama Kristen yang diselenggarakan di fakultas teologi maupun STT belum mengakomodir pelayanan anak penyandang autis. Walaupun demikian, kerinduan seorang Guru Pendidikan Agama Kristen tentang pelayanan anak penyandang autis dapat dilaksanakan secara baik.

Masalah dalam pelayanan anak penyandang autis yaitu ganggunag komunikasi. Dengan kata lain, anak penyandang autis memiliki gangguan komunikasi. Anak penyandang autis dapat dikelompkkan dalam beberapa kelompok, yaitu: kelompok anak autis yang menyendiri, kelompok anak autis yang pasif dan kelompok anak autis yang aktif. Anak-anak dari kelompok anak autis yang menyendiri biasanya jarang menggunakan kata-kata dan hanya bisa mengucapkan beberapa patah kata yang sederhana. Sementara kelompok kedua adalah kelompok anak autis yang pasif, yang mempunyai ciri-ciri seperti memiliki pembendaharaan kata yang lebih banyak meskipun masih mengalami keterlambatan untuk bisa berbicara dibandingkan anak lain yang sebaya. Kelompok ketiga yaitu kelompok anak autis yang aktif. Anak-anak dari kelompok ini bertolak belakang dengan anak-anak dari kelompok autis yang menyendiri karena bisa lebih cepat berbicara dan memiliki pembendaharaan kata paling banyak. Meskipun anak-anak ini sudah bisa merangkai kata dengan baik, namun terkadang masih terselip kata-kata yang tidak bisa dimengerti.

Kajian Teori

Anak Penyandang autis mengalami lima gangguan yaitu dalam bidang interaksi sosial, komunikasi (verbal dan non verbal), perilaku, emosi, dan gangguan sensoris serta mengalami perkembangan yang terlambat. Gejala ini dapat diketahui para orangtua sejak anak penyandang autis masih kecil, lazimnyz sebelum anak berusia tiga tahun. Boleh jadi anak yang menyandang autis, dapat menjadi sangat sensitif atau bahkan tidak responsif terhadap ransangan-rangsangan dari kelima panca indrany seperti melihat, mendengar, mencium dan perasa serta peraba.

Anak-anak penyandang autispun sangat beragam, keragaman itu dilihat dalam kemampuan yang dimiliki anak penyandang autis, tingkat intelegensi mereka serta perilakunya. Mereka juga mengalami berbagai keterbatasan dan karakteristik yang dimilikinya. Itulah sebabnya, anak-anak autis melakukan proses komunikasi yang berbeda dengan proses komunikasi yang dilakukan orang-orang pada umumnya. Komunikasi mereka berbeda dengan komunikasi anak pada umumnya, mereka memiliki kemampuan komunikasi yang terbatas bila dibandingkan dengan anak-anak pada umumnya.

Anak penyandang autis dengan tingkat intelegensi dan kognitif yang rendah, memiliki keterbatasan berbicara dan komunikasi non verbal. Mereka dapat menyakiti diri sendiri serta menunjukkan terbatasnya minat dan rutinitas yang dilakukan, diklasifikasikan sebagai low functioning autism. Sedangkan anak-anak lain akan menunjukkan fungsi kognitif dan intelegensi yang tinggi, mampu menggunakan bahasa dan berbicara secara efektif serta menunjukkan kemampuan mengikuti rutinitas. Dalam aspek ini menjadi jelaslah bahwa anak penyandang autis mempunyai cara tersendiri dalam berkomunikasi dengan orang lain disekitarnya. Hal itu disebabkan karena anak penyandang autis mengalami kesulitan dalam berpikir, mengingat dan menggunakan bahasa.

Keluarga Kristen sama dengan keluarga non Kristen, ada pula yang memiliki anak yang dikategorikan dalam penyandang autis. Artinya adanya anak yang menyandang autis tidak hanya di masyarakat non Kristen tetapi juga dalam beberapa keluarga Kristen. Menghadapi kenyataan seperti itu maka Pendidikan Agama Kristen yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Kristen perlu dilaksanakan bagi anak penyandang autis.

Semoga mendapat masalah untuk penelitian















Saturday, June 24, 2017

Sitemap

Dalam memberi kemudahan akses isi blog, saya mencari informasi sitemap dan menemukan daftar situs yang terbaik dan responsif sehingga dapat diikuti juga di handphone. Berikut daftar situs blog ini.

Thursday, June 8, 2017

Contoh Bab II Skripsi spd dan sth

Anda sedang mencari kajian teori? Postingan ini tentang contoh Bab II Skripsi S.Pd dan S.Th. Dikatakan demikian karena kajian tentang topik "Kanon" dalam terminologi Iman Kristen. Bila Anda tertarik dengan topik kanon maka monggo, baca secara inspiratif, kreatif dan inovatif untuk menemukan sesuatu yang baru. Silakan baca selanjutnya.

BAB II
KAJIAN TEORI TENTANG KANON

1. Kanon

Munculnya ajaran-ajaran yang menyimpang dari ajaran sehat mendorong gereja berusaha mencari ajaran standar yang dapat dipakai untuk menilai setiap ajaran yang muncul pada lingkungan gereja pada abad ke-2, khususnya pada pertengahan abad kedua. Para tokoh-tokoh gereja berusaha untuk menemukan ajaran sehat yang berasal dari ajaran Yesus yang ditulis dan diajarkan oleh murid-murid Yesus, dan mereka yang dekat dengan murid Yesus serta yang mengalami perjumpaan dengan Yesus seperti Paulus. Perjuangan pada proses kanon yang dipakai gereja mula-mula (30 – 590) dapat diperhaikan sebagai berikut.

2. Kanon Muratorian

Daftar kitab Perjanjian Baru yang pertama disusun oleh Gereja mula-mula adalah Kanon Muratorian. Nama Kanon Muratorian diambil dari nama seorang sejarawan dan pustakawan Italia. Menurut Willi Marxsen, “daftar tertua yang ada di tangan kita dari kalangan Gereja adalah Kanon Muratori yang tersusun pada parohan kedua dari abad II dan disimpan sebagai sebuah fragmen dalam sebuah naskah salinan dari abad VIII. la dinamai sesuai dengan nama seorang pustakawan Milano (Itali), L.A. Moratori, yang menemukan fragmen tersebut dan menerbitkannya dalam tahun 1740.
Naskah sebagaimana yang disebutkan di atas, menurut Tenney ditulis tidak lebih awal dari abad ke-7, tetapi isinya mungkin berasal dari pertiga terakhir abad ke-2, sekitar tahun 170. Dalam Kanon Muratorian hanyalah bagian dari karangan yang lebih panjang, karena itu isinya tidak lengkap. la dimulai dari tengah-tengah suatu kalimat, dan buku pertama yang disinggung adalah Lukas, yang disebut Injil ketiga. Injil Matius dan Markus dapat dipastikan bahwa mendahului Injil Lukas dalam daftar itu; diikuti oleh Yohanes dengan penyebutan yang jelas tentang Surat Pertama, Kisah Para Rasul, 1 dan 2 Korintus, Efesus, Filipi, Kolose, Galatia, 1 dan 2 Tesalonika, Roma, Filemon, 1 dan 2 Timotius, Yudas, 2 dan 3 Yohanes dan Wahyu.
Surat-surat dalam Perjanjian Baru yang belum dimuat dalam Kanon Muratorian adalah Surat Ibrani, 1 dan 2 Petrus, dan Yakobus, namun mencakup juga tulisan-tulisan Apokrifa, yaitu Hikmat Salomo dan Wahyu Petrus. Tentang tulisan Apokrifa itu, penulis fragmen Muratorian agak ragu-ragu mengenainya sehingga ia berkata, “Ada di antara kalian yang menganggapnya tidak layak untuk dibacakan secara umum di dalam Gereja”.
Menurut Lukas Tjandra, meskipun bagian awal kanon muratorian telah hilang, namun gulungan ini mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kitab-kitab Perjanjian Baru. Karena inilah kitab kuno pertama yang memandang Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru itu setara adanya. Di depan Perjanjian Baru terdapat daftar isi Perjanjian Lama dan secara resmi menerangkan akan perbedaan Alkitab dengan karangan fiktif.
Jadi, Kanon Muratorian memberikan daftar sementara kepada Gereja mula-mula tentang kitab-kitab Perjanjian Baru yang diakui sebagai kitab-kitab kanonik.

3. Ireneus

Ireneus adalah seorang uskup di Lyon (Perancis Selatan). Dia adalah salah seorang dari bapak-bapak Gereja yang berjuang untuk memerangi ajaran-ajaran sesat. Tentang hal itu Lukas Tjandra menyatakan, “Di akhir abad ke-2 di antara bapak-bapak Gereja, Ireneus adalah pemimpin yang menonjol, dia adalah uskup dari kota Lyon, seumur hidup ia berjuang dalam memerangi ajaran-ajaran palsu, mendebat ajaran Bidat”. Menurut Th. van den End, “Salah seorang teolog yang paling keras melawan Gnostik (bidat) ialah uskup Ireneus dari Lyon. Ia menulis karya: 'Penyingkapan kedok dan sanggahan terhadap pengetahuan pura-pura' (kira-kira tahun 180 M.).”
Menurut M.E. Duyverman, Ireneus banyak menggunakan dan mengutip keempat Injil, Kisah Para Rasul, surat-surat Paulus (kecuali Filemon), 1 Petrus, 1 dan 2 Yohanes dan Wahyu dalam setiap tulisannya. Namun Surat Ibrani tidak ada dalam tulisan Ireneus. Artinya Ireneus tidak mengutip surat Ibrani, Yakobus, 2 Petrus dan Yudas.
Jadi, pada akhir abad kedua, Ireneus sebagai pemimpin Gereja (uskup) membuat daftar kitab-kitab Perjanjian Baru dengan mengutip kitab-kitab itu dalam tulisan-tulisannya.

4. Tertullianus

Menurut Lukas Tjandra, Tertulianus adalah pemimpin Gereja di Kartago. Dia pernah mengutip ke empat Injil, tiga belas surat Paulus, 1 Yohanes, 1 Petrus, Yudas, dan Surat Ibrani yang menurutnya ditulis oleh Barnabas.
Semnatara itu menurut Tenney, “Tertullianus dari Kartago (sekitar tahun 200) mengutip seluruh Perjanjian Baru kecuali Filemon, Yakobus, serta II dan III Yohanes. Seperti Ireneus ia mengutip bukan sekedar sebagai suatu gambaran melainkan sebagai suatu bukti kebenaran. Dengan mengaku bagi Gereja “dokumen lengkap dari kedua perjanjian”, ia menyatakan bahwa ada “Perjanjian Lama” dan “Perjanjian Baru”.
Jadi, pada masa Tertullianus, ia telah mengutip hampir seluruh kitab Perjanjian Baru untuk memberi bukii kebenaran bahwa kitab-kitab itu adalah Firman Allah.

5. Klemens Alexandrianus

Menurut M.E. Duyverman, Klemens Alexandrianus adalah salah seorang teolog dari Mesir. Ia juga banyak memakai kitab-kitab Perjanjian Baru dalam profesinya sebagai kepala sekolah. Seperti dikemukakan Duyverman, “Selaku kepala sekolah 'guru agama', mungkin ia mempergunakan lebih banyak daripada yang biasa dipakai di dalam Gereja. Dari kitab-kitabnya kita mengetahui bahwa ia mengakui keempat Injil, Kisah Para Rasul, surat-surat Paulus dan Ibrani, Wahyu”.
Jadi, Klemens Alexandrianus juga turut mengakui kitab-kitab Perjanjian Baru sebagai kitab-kitab kanonik. Ia memakai hampir seluruh kitab-kitab Perjanjian Baru dalam tulisan-tulisannya.

6. Origenes

Setelah memasuki abad ke-3 umumnya kitab-kitab Perjanjian Baru diakui dan diterima oleh Gereja mula-mula sebagai kanon, kecuali tujuh kitab, yaitu: Surat Yakobus, 2 Petrus 2 dan 3 Yohanes, Yudas dan Wahyu Yohanes. Ketujuh kitab ini masih diragukan oleh sebagian orang.
Pada masa itu juga seorang teolog besar dah ahli Alkitab dari Kota Kaisarea, bernama Origenes mengakui dan menerima sebagian besar kitab-kitab Perjanjian Baru. Tentang hal ini Lukas Tjandra menyatakan, Pada masa itu (awal abad ke-3), orang yang paling berpengaruh terhadap Gereja adalah Origenes dari Alexandra (Kaisarea), juga memberikan tafsiran terhadap setiap kitab dalam Alkitab, dia telah secara sah menerima ke-27 kitab Perjanjian Baru yang kita pakai sekarang, meski masih sedikit meragukan Surat Yakobus, 2 dan 3 Yohanes, 2 Petrus.
Kemudian Halley menyatakan bahwa Origenes (185-254) yang telah menjelajahi negeri-negeri jauh serta berpengetahuan luas, dan yang telah mempersembahkan hidupnya untuk penyelidikan Alkitab, mengakui dan menerima ke-27 kitab dalam Perjanjian Baru sebagaimana kita miliki sekarang, sekalipun ia tidak mengenal penulis Surat Ibrani dan meragukan Surat Yakobus, 2 Petrus, 2 dan 3 Yohanes.
Selain itu, Bruggen menyatakan bahwa menurut banyak buku pedoman, dari catatan Origenes terbukti bahwa Gereja-gereja dalam masanya masih terlibat dalam pembahasan yang bersemangat mengenai diterima tidaknya beberapa kitab yang sekarang dimuat dalam Kanon Perjanjian Baru. Sehingga ada pendapat bahwa Origenes telah membagi kitab-kitb yang menjadi pokok pembahasan itu dalam tiga bagian, yaitu: (1) kitab-kitab yang sudah diterima umum; (2) kitab-kitab yang ditolak umum; dan (3) kitab-kitab yang (masih) dipermasalahkan. Pembagian kitab itu, menurut Bruggen bahwa tidak benar dilakukan oleh Origenes karena Origenes tidak menyebutkan keragu-raguan gerejani mengenai inspirasi beberapa kitab tertentu. tetapi hanya ada catatan tentang perbedaan pendapat antara para teolog mengenai hal yang berkenaan dengan penulis beberapa kitab tertentu.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada masa Origenes penyusim Kanon Perjanjian Baru terus berjalan, tetapi kitab-kitab yang dikategorikan sebagai kanon (kitab-kitab yang tidak diragukan) sudah semakin mantap.

7. Eusebius

Pada awal abad ke-4 seorang tokoh sejarah Gereja dari Kaisarea yang bernama Eusebius, turut memberi sumbangsih dalam penyusunan Kanon Perjanjian Baru. Tentang ahli sejarah ini, Bruggen menyatakan, Sebagai ahli sejarah, pada saat yang tepat Eusebius ... memperkenalkan tiga pembagian (kitab Perjanjian Baru), di mana dia menyebutkan secara berturut-turut: (l)kitab-kitab yang tidak dipermasalahkan, (2) kitab-kitab yang dipermasalahkan, dan (3) kitab-kitab yang palsu.
Lukas Tjandra merinci informasi di atas dengan menyatakan bahwa setelah Eusebius melalukan perjalanan keliling guna meneliti pendapat dari masing-masing Gereja, maka dia membagikan Alkitab Perjanjian Baru menjadi empat kategori, yaitu: (1) Kitab-kitab yang diakui secara umum oleh semua Gereja, yang mencakup: empat Injil, Kisah Para Rasul, Surat-surat Paulus, 1 Yohanes, 1 Petrus, dan Wahyu. (2) Kitab-kitab yang masih diragukan oleh sebagian orang, karenanya masih perlu dipertimbangkan adalah: Yakobus, Yudas, 2 Petrus, 2 dan 3 Yohanes. (3) Kitab-kitab Apokrifa yang bermasalah, termasuk: Acts of Paul, Shepherd of Hermas, Apocalypse of Peter, Epistle of Barnabas, Teaching of Twelve Apostles. (4) Kitab-kitab Bidat, yaitu kitab-kitab yang sama sekali ditolak, seperti: Gospel of Peter, Gospel of Thomas, Act of Andrew, Act of John, dan Iain-lain.
Jadi, beberapa kitab Perjanjian Baru yang masih diragukan adalah bagian dari kitab-kitab kanonik. Hanya saja diragukan karena kurang terkenal secara meluas di seluruh wilayah Gereja mula-mula. Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana status kitab-kitab yang diragukan itu, dapat dipahami dalam pembahasan tahap pemantapan Kanon Perjanjian Baru berikut ini.

Baca Juga: 1. Masalah Penelitian tentang Kanon

Monday, May 29, 2017

Kumpulan Informasi Peluang dapat dollar


Kuliah dan meneliti adalah pekerjaan yang membuat hati bergembira. Kegembiraan itu akan bertambah seiring dengan fasilitas penopang studi. Salah satunya adalah biaya kuliah, uang makan, uang jajan, uang buku, biaya penelitian skripsi, tesis dan disertasi. Ya disini saya kumpulkan beberapa informasikan yang memberi peluang mendapat dollar. Peluang ini tentu bergantung kita, jika kita bertekun maka akan dapat penghasilan yang besar tetapi harus dimulai dari yang sedikit. Baiklah kini saya bagikan informasi tersebut: 1. Pertama, coba di Al.ly. Perhatikan di artikel "Kesehatan Tubuh":  Kedua, Rejeki Shortener 3. Ketika,  Kumpulan Skripsi 4. Kumpulan Judul Skripsi PAK dan Teologi:  Kepemimpinan Transformatif:  Apa yang saya informasikan diatas yakni kesediaan kita untuk memanfaatan jasa shortener atau pemendek link. Dari sinilah kita dapat dollar. Silakan kunjungi Rejeki Shortener Ya untuk mendapatkan dollar kita harus berdoa dan bekerja, kita mesti membangun iman dalam diri kita untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan. Iman tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan seorang yang percaya kepada-Nya. Itulah sebabnya mari kita perhatikan uraian singkat tentang iman Kristen berikut ini: 1. Iman sebagai kepercayaan (Believing)

Iman Kristen lebih dari sekedar kepercayaan, walaupun demikian harus dikatakan bahwa iman Kristen mempunyai dimensi kepercayaan apabila ia mendapatkan perwujudannya dalam kehidupan manusia. Aktivitas dari iman Kristen menghendaki agar didalamnya ada suatu keyakinan dan percaya tentang kebenaran-kebenaran yang diakui sebagai esensi dalam iman kristiani. Dimensi iman sebagai kepercayaan tertuju pada dimensi kognitif.

2. Iman sebagai keyakinan (Trusting)

Dimensi iman sebagai keyakinan tertuju pada dimensi afektif yaitu mengambil bentuk dalam hubungan mempercayakan diri, serta yakin akan Allah secara pribadi, yang menyelamatkan melalui Yesus Kristus.
3. Iman sebagai tindakan (Doing)
Iman Kristen sebagai suatu respons terhadap kerajaan Allah dalam Yesus Kristus, harus mencakup pelaksanaan kehendak Allah. Dimensi tindakan ini memperoleh perwujudan dalam kehidupan yang dijalani dalam kasih agape, yakni mengasahi Allah dengan jalan mengasihi sesama manusia.

Pembahasan Pertumbuhan Iman
Pertumbuhan iman adalah suatu proses dimana seseorang sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya (Yohanes 1:12), diberi kuasa jadi anak Allah, lalu rindu mendengar, menerima dan memahami kebenaran Firman Allah dalam hidupnya setiap hari (1 Korintus 10:17), selanjutnya di dalam diri orang tersebut, kebenaran Firman Tuhan mengakar dan bertumbuh hingga dapat menghasilkan buah yang sesuai dengan kehendak Allah (Matius 3:8). Nacy Poyah mengatakan dalam bukunya bahwa: “Hidup di dalam iman kepada Kristus bagaikan tunas yang baru, terus bertumbuh dan berbuah. Bertumbuh dalam pengenalan yang benar akan Allah, sehingga hidup umat berkenan kepada Allah dalam segala hal dan terus mengarah kepada Kristus (Efesus 4:13-16). Berbuah dalam kesaksian hidup yang baik, untuk memuliakan namaNya (Yohanes 15:7; Efesus 2:10)”( Nacy Poyah & Bentty Simanjuntak, 2004: 30)
1. Iman timbul dari pendengaran oleh Firman Kristus.(Rom. 10:17)
2. Iman timbul dari Berita Injil, (Filp 1:27).
Bagaimana iman dapat tumbuh, sebagai contohnya dapat dilihat pada kisah seorang wanita yang sakit pendarahan selama 12 tahun (Mark. 5:25-29) Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya: “Asal ku jamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya. Kalimat “Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus,” menjelaskan darimana iman perempuan itu mulai tumbuh. Kabar-kabar yang dia dengar dari banyak orang bahwa Yesus menyembuhkan semua orang dan semua penyakit membuat perempuan malang itu memiliki harapan baru dan keyakinan baru bahwa penyakitnya pasti dapat sembuh asalkan dia ketemu Yesus Kristus, bahkan dia berkata dalam hati “Asal ku jamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” (ayat 28).
Menurut Ichwei G. Indra, dalam Alkitab sedikitnya terdapat 7 cara yang dapat menguatkan iman, yakni (Ichwei G. Indra, 1993: 15)
1. Ucapan syukur kepada Allah (Mzm 50:23). Salah satu cara untuk dapat menguatkan iman adalah dengan menaikkan pujian dan menyampaikan ucapan syukur kepada Allah.
2. Mengakui Dosa Kepada Allah (Mzm.32:3, 5). Ketika Daud memberitahukan dosa dan salahnya kepada Allah, ia bukan hanya beroleh pengampunan dosa, tetapi imannya juga dikuatkan.
3. Berdoa Kepada Allah (Yes.40:31). Berdoa adalah hal yang paling penting, apalagi saat menantikan Tuhan dengan tenang dan teratur didalam doa. Tanpa berdoa, iman tidak akan ada.
4. Berpegang pada Firman Allah (Roma 10:17). Iman timbul dari pendengaran, jika menginginkan iman tumbuh dan dikuatkan, renungkanlah dan berpeganglah selalu pada Firman Allah.
5. Gunakanlah Iman (Mat.25:29). Iman harus digunakan, maka kehidupan akan berkemenangan setiap hari.
6. Saksikanlah Iman (Rm.10:10). Maksudnya adalah kesaksian tentang apa yang telah dilakukan Allah.
7. Layanilah dengan Iman (Yak.2:17). Bekerja terus dan melayani Tuhan dan sesama dengan bersandar kepada pimpinan Roh kudus yang senantiasa memberikan kekuatan iman.
Dalam buku Pendidikan Agama Kristen ‘Hidup dalam Anugrah-Nya’ dirangkum beberapa cara untuk menumbuhkan iman agar dapat terus hidup dalam Yesus Kristus dan bahkan berbuah sesuai dengan yang diharapkan-Nya, yakni sebagai berikut:
1. Berdoa, Martin Luther menyebut doa adalah nafas hidup orang percaya. Dalam doa dapat menyampaikan pengakuan akan kuasa dan kemuliaan serta kekudusan Tuhan, pergumulan sebagai orang beriman, dan juga memohon pengampunan dosa kepadaNya.
2. Membaca Firman Tuhan. Manusia mengenal Allah yang menyatakan diriNya dalam sejarah keselamatan melalui Firman dan karyaNya. KaryaNya dinyatakan melalui para nabi dan utusannya, dan dikumpulkan dalam Alkitab. Membaca Alkitab adalah upaya dalam mengenal Allah, menggali yang kehendak Allah
. 3. Beribadah. Ibadah adalah pengabdian hidup dan pelayanan terhadap Tuhan dan sesama. Ibadah adalah aktivitas hidup beriman. Ibadah adalah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Tuhan (Kelompok Kerja PAK-PGI, 2004: 30)

Salam shortener

Monday, May 22, 2017

Contoh SKripsi Pendidikan Agama Kristen

Kabar gembira untuk mahasiswa Teologi dan PAK. Kami memberikan "Contoh Skripsi Pendidikan Agama Kristen" mulai dari bab I, Bab II dan Bab III. Segera baca dan temukan sesuatu yang mendorong Anda dalam penelitian skripsi S Pd K dan S.Th. Berikut contoh skripsi Pendidikan Agama Kristen yang kami janjikan.

JUDUL SKRIPSI: Korelasi Pemikiran Plato Tentang Idea-idea dalam Pendidikan Agama Kristen.

BAB I
PENDAHLUAN

A. Masalah Penelitian

Narasi Suci, yaitu kitab Kejadian 1:27 menegaskan bahwa “manusia dicipta oleh Allah segambar dan serupa”. Teks lengkapnya demikian: “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” Narasi ini secara internal merupakan inspirasi Allah yang berlangsung dalam diri Musa kemudian disampaikan dalam bentuk tulisan. Isi kitab Kejadian, khususnya Kejadian 1-2 yang menceritakan penciptaan langit dan bumi secara sistematis dan sistemik diyakini umat Israel dan gereja sepanjang zaman sebagai Firman TUHAN.
Narasi Kejadian 1:27 menegaskan bahwa manusia dicipta segambar dan serupa dengan Allah. Hal yang hendak ditegaskan disini yakni “pikiran” adalah pemberian TUHAN. Oleh karena pikiran adalah pemberian TUHAN maka siapapun yang menggunakan pikiran dan menghasilkan kebenaran (pikiran yang benar/mendalam/meluas) tentu diyakini berasal dari TUHAN, walaupun pemikir tersebut tidak percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Jadi, point penting yang hendak ditegaskan disini yakni “pikiran adalah pemberian Allah”, termasuk pikiran para filsuf terkenal.
Dalam konteks berpikir, sering orang percaya menganggap pemikiran para filsuf dapat menyesatkan. Sikap demikian membuat orang percaya, termasuk mahasiswa teologi (sebagian orang), menghindari pembahasan tentang pokok-pokok pemikiran para filsuf. Dalam kasus ini diambil pemikiran Plato tentang idea-idea. Pemahaman tentang idea-idea oleh Plato memang menyulitkan untuk dipahami. Akan tetapi bila orang dengan keyakinan dan pemikiran yang terkontrol oleh iman dan lindungan kasih maka akan menemukan pemahaman yang baik tentang apa yang disampaikan Plato tentang idea-idea. Pemahaman tersebut dapat dikorelasikan dengan episteme Pendidik Kristen di sekolah-sekolah formal maupun di gereja. Berdasarkan topik ini maka variabel yang diteliti yakni: “Korelasi Pemikiran Plato Tentang Idea-idea dalam Pendidikan Agama Kristen.”





B. Identifikasi Masalah

1. Bagaimana korelasi Korelasi Pemikiran Plato Tentang Idea-idea dalam Pendidikan Agama Kristen.”
2. Bagaimana pemahaman idea-idea Menurut Plato?
3. Bagaimana pemahaman modern tentang idea-idea
4. Bagaimana idea-idea yang subjectif dan objektif
5. Apakah konsep idea-idea Plato dikorelasikan dengan Pendidikan Kristen?

C. Ruang Lingkup Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas nampak bahwa ada banyak masalah yang perlu dicari jawaban melalui penelitian. Akan tetapi hal itu tidak dapat diakomodir secara menyeluruh dalam penelitian skripsi ini karena beberapa alasan, yakni keterbatasan daya, dana dan waktu, maka penelitian ini perlu dibatasi. Batasan ini dapat dilihat dalam pembatasan masalah.Bagaimana Korelasi Pemikiran Plato Tentang Idea-idea dalam Pendidikan Agama Kristen.”?

D. Pembatasan Masalah

Demi terarahnya penelitian ini maka penelitian ini dibatas pada bagaimana Bagaimana korelasi Korelasi Pemikiran Plato Tentang Idea-idea dalam Pendidikan Agama Kristen.”?

E. Perumusan Masalah

Bagaimana Bagaimana korelasi Korelasi Pemikiran Plato Tentang Idea-idea dalam Pendidikan Agama Kristen.”?

F. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini yakni hendak menjelaskan tentang Korelasi Pemikiran Plato Tentang Idea-idea dalam Pendidikan Agama Kristen.?

G. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dan kegunaan dari penelitian yang dilaksanakan ini adalah sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
a. Melalui penelitian ini, peneliti makin dapat mendalami bagaimana pentingnya Bagaimana korelasi Korelasi Pemikiran Plato Tentang Idea-idea dalam Pendidikan Agama Kristen.”. Dengan demikian pengetahuan peneliti makin diperkaya. b. Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan perbandingan bagi mahasiswa yang meneliti berikutnya khususnya yang berhubungan dengan Bagaimana korelasi Korelasi Pemikiran Plato Tentang Idea-idea dalam Pendidikan Agama Kristen.”
c. Sebagai sumbangsih bahan literature kepustakaan diperpustakaan Sekolah Tinggi Teologi .....yang membahas tentang Bagaimana korelasi Korelasi Pemikiran Plato Tentang Idea-idea dalam Pendidikan Agama Kristen.”

2. Secara Praktis

a) Dengan menggumuli karya tulis ini, peneliti dapat memahami mengenai Bagaimana korelasi Korelasi Pemikiran Plato Tentang Idea-idea dalam Pendidikan Agama Kristen.” Dengan demikian, peneliti dapat belajar untuk mempraktekkannya ditengah-tengah pelayanan dan masyarakat.
b) Dari hasil penelitian ini, dapat menolong para pembaca secara khusus mahasiswa Sekolah Tinggi Teologia .....untuk mendalami Bagaimana korelasi Korelasi Pemikiran Plato Tentang Idea-idea dalam Pendidikan Agama Kristen.”

BAB II
KAJIAN TEORITIS-TEOLOGIS PEMIKIRAN FILSUF

A. Filsafat tentang “Ide”

Berfilsafat berarti berpikir secara radikal (sampai ke akar-akarnya) tentang realitas yang dipikirkan. Hasil dari proses berpikir demikian menghasilkan “kebenaran” sehingga filsafat selalu berhubungan dengan cinta hikmat atau kebijaksanaan. Salah satu realitas yang dipikirkan secara filosofis oleh Plato adalah “ide-ide”. Jadi, ide-ide merupakan inti dasar seluruh proses berpikir secara mendalam atau filsafat Plato. Ide yang dimaksud Plato tentunya berbeda dengan pengertian masa kini tentang ide. Dalam dunia kontemporer atau dunia masa kini, sebagian orang (penganut disiplin ilmu di luar bidang filsafat) mengartikan ide sebagai sebuah gagasan atau respon yang hanya ada dalam pikiran semata. Menurut wikipedia “Orang-orang modern berpendapat ide adalah gagasan atau tanggapan yang ada di dalam pemikiran saja.” Oleh karena itu ide dianggap terlampau bersifat subjektif. Namun ide menurut Plato adalah sesuatu yang bersifat objektif. Tentu yang objektif lahir dari sebuah konsep yang merupakan abstraksi tentang sesuatu yang ril. Ada ide-ide yang terlepas dari orang yang berpikir atau oleh “subjek yang berpikir”. Jadi, apa itu ide menurut Plato? Apakah pengertiannya tentang ide itu sama dengan ide yang dipahami dalam definisi kamus, definisi konseptual oleh para peneliti di kampus seperti penelitian mahasiswa sarjana sampai doktor? Ini menimbulkan masalah sehingga perlu dicari jalan keluar sebagai sebuah jawaban.





B. Deskripsi Ide Menurut Plato

Mencari pengertian ide-ide yang persis sama dengan maksud Plato bisa terwujud tetapi juga belum secara maksimal terwujud. Hal ini karena pemahaman orang-orang yang mengdakan pembahasan teoritis tentang Maksud Plato tentang ide dikumpulkan dari riset terhadap literatur-literatur sumber pertama dan sumber-sumber sekunder (tambahan). Dalam pembahasan ini, penulis membangun epistemologi ide menurut Plato dari sumber-sumber sekunder. Alangkah unggulnya jika menggunakan sumber pertama. Namun karena berbagai keterbatasan maka paparan tentang ide menurut Plato terpaksa dilakukan melalui sumber-sumber sekunder yang bertebaran di internet.

Dalam wikipedia diperoleh informasi bahwa menurut Plato “idea tidak diciptakan oleh pemikiran manusia. Dengan demikian idea tidak tergantung pada pemikiran manusia, melainkan pikiran manusia yang tergantung pada idea. Idea juga dipahami sebagai citra pokok dan perdana dari realitas, nonmaterial, abadi, dan tidak berubah. Ide demikian sudah ada dan berdiri sendiri di luar pemikiran sang pemikir (manusia yang berpikir). Selanjutnya idea-idea ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Untuk memahami secara baik apa yang dimaksud Plato tentang ide, wikipedia membuat sebuah contoh:

“idea tentang dua buah lukisan tidak dapat terlepas dari idea dua, idea dua itu sendiri tidak dapat terpisah dengan idea genap. Namun, pada akhirnya terdapat puncak yang paling tinggi di antara hubungan idea-idea tersebut. Puncak inilah yang disebut idea yang “indah”. Idea ini melampaui segala idea yang ada.” (wikipedia.org/wiki/Plato, diakses 23 Mei 2017)

Berdasarkan contoh di atas, ide tidak lain adalah “sesuatu yang tetap kekal tidak berubah” Ide adalah sesuatu yang tetap kekal tidak berubah itu adalah ide atau “sesuatu yang tetap kekal tidak berubah itu adalah ide.”

Idea-idea dalam gagasan Plato, tidak lain yakni ide sebagai sesuatu yang memimpin pemikiran manusia. Dengan demikian Ide bukanlah hasil pemikiran subjektif, melainkan ide itu objektif. Ide lepas dari subjek yang berpikir. Dalam hal ini harus disadari bahwa meskipun setiap orang yang berpikir berbeda dengan orang yang lain, anak kembarpun tidak persis sama. Namun subjek berpikir itu adalah manusia. Inilah idenya yang tak berubah itu.

Jadi, dapat dikatakan bahwa adanya suatu pengamatan dan pengungkapan oleh subjek berpikir yang serba bervariasi dan berubah itu merupakan pengungkapan atas ide yang tidak berubah. Ini jelas, subjek berpikir dapat mengamati satu benda yang sama tetapi masing-masing subjek berpikir itu mempunyai pendapat lain. Lalu dunia ide, yang merupakan dunia tanpa perubahan, tanpa kejamakan dalam artian bahwa (yang baik hanya satu, yang adil hanya satu, dan sebagainya) dan bersifat kekal. Ide-ide di dunia hadir dalam benda yang kongkrit, ide manusia ada pada tiap manusia, ide kucing ada pada tiap kucing. Benda-benda tersebut juga mengambil peran dan berpartisipasi dengan ide-idenya. Misalnya ada kucing sakti, kucing kampung, kucing peliharaan. Dalam contoh tersebut terdapat ide kucing, ide sakit, ide kampung, ide peliharaan. Ide tersebut berfungsi sebagai contoh benda-benda yang diamati oleh setiap orang di dunia ini (Hadiwijono, 2005:41).

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan keseluruhan prosedur yang dipakai dalam penelitian sebagaimana yang akan dikemukakan dalam Bab III. Oleh karena itu Bab III disebut Bab Metodologi. Disebut bab Metodologi karena dalam bab ini akan dikemukakan tahapan proses penelitian, seperti: tempat penelitian, waktu penelitian, metode penelitian, instrumen penelitian, teknik analisa data dstnya. Dalam dalam penelitian ini hanya beberapa prosedur yang dikemukakan.

A. Metode Penelitian

Penelitian Ilmiah selalu menggunakan metode ilmiah. Artinya metode yang dipakai dalam penelitian adalah metode yang telah dipakai dalam dunia penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif non empiris, yaitu penelitian yang bersifat kajian teoritik (penelitian pustaka). Memang tidak ada penelitian yang tidak menggunakan kajian teoritik atau penelitian pustkan. Hanya saja dalam contoh ini, penulis tidak mengadakan penelitian lapangan. Hanya berada di depan komputer dan surving di internet untuk mendapatkan informasi tentang variabel yang diteliti. Dalam penelitian kualitatif selalu ada penelitian teoritik dan empiris, atau penelitian yang didasarkan pada kebenaran rasional (kajian pustaka) dan penelitian lapangan. Penelitian Kualitatif tipe ini disebut dengan penelitian kualitatif dengan penelitian lapangan.

B. Analisa Data

Analisa Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis data bersifat deskriptif. Selain itu dipakai analisis teologis berkait dengan beberapa teks suci yaitu ayat-ayat Alkitab yang dipakai dalam penelitian ini. Analisis teologis atas teks tetap memperhatikan hasil eksegesis (Yun = menggali arti) untuk menafsirkan kitab suci dalam konteks aslinya (Gerald O’Colline dan Edward G. Farrugia, 1996:66) yang dapat dipakai untuk kepentingan kajian judul skripsi.

BAB IV dan V (tidak diposting)

Baca juga:

1. untuk model penelitian kualitatif yang mengadakan penelitian lapangan silakan kunjungi: Contoh Bab III penelitian kualitatif