Blog ini berisi info pendidikan, tidak diperkenankan tampilan iklan dewasa. Silakan Baca Postingan baru 2024 tentang judul-judul penelitian mahasiswa dan masalah penelitian. Dilarang Keras Mengkopi Paste Artikel dalam Blog ini tanpa izin pemilik blog. Bila Anda mengkopi paste, saya akan laporkan ke DMCA dan blog Anda dapat dihapus.Copi paste dapat diketahui melalui www.google.co.id/. Selamat Paskah 2024. Imanuel

Sponsor

Sponsor

Thursday, December 31, 2020

Penelitian di Bidang Teologi

 Siapakah Isa Almasih: Pertanyaan dan Jawaban Kristologi

Kristologi merupakan sebuah disiplin ilmu teologi dalam dunia Kristen yang secara akademisnya di Sekolah Tinggi Teologi maupun Universitas Kristen yang memiliki fakultas Teologi berusaha membahas Yesus Kristus dari sisi kemanusiaan dan keilahian-Nya. Dalam istilah teknis teologis dipakai istilah Kristologi atas dan Kristologi bawah. Kristologi atas itu merujuk kepada ketuhanan Yesus dan Kristologi bawah merujuk pada kemanusiaan-Nya.

Dalam konteks berpikir teologi seperti yang disebutkan di atas, maka jawaban atas pertanyaan siapakan Isa Almasih? Maka jawabannya sudah jelas. Isa Almasih adalah Tuhan dan manusia, atau yang di atas (Transenden) dan dibawah (Immanent). Imanensi itu diperkuat dengan kesaksian dalam Injil Matius bahwa Yesus disebut Immanuel yang berarti: TUHAN menyertai kita. TUHAN yang transenden atau yang maha tinggi menjadi dekat dengan manusia di dalam Yesus Kristus (manusia/inkarnasi).

Upaya memberi jawab atau pertanyaan siapakah Isa Almasih (Yesus)? Tentu mendorong kita untuk memeriksa jawaban historis yang diwarisi gereja dari abad kea bad. Gereja sejak konsili Nicea (325 AD) dan Chalcedon (451 AD) menjawab bahwa Yesus adalah Allah sejati dan Manusia sejati. Rumusan ini menjadi rumusan baku Kristologi, yaitu Yesus adalah Allah 100% dan Manusia 100%. Pada sisi yang lain, sebelum keluarnya keputusan Nicea dan Chalcedon, Gereja Antiokhia (Nestorius)   dan Gereja Alexandria (Ciryllus) memiliki jawaban yang berbeda, Gereja Antiokhia yang dalam hal ini oleh Nestorius, Yesus dipahami dari sisi manusia, sementara Alexandria yang diwakili pemimpinnya yaitu Ciryllus memandang Yesus dari sisi keilahian-Nya. Kemudian dua pendapat yang saling bertentangan ini dipadukan dalam konsili Nicea dan Chalcedon 451 AD. Dalam konsili (sidang Gereja) di Chalcedon (Chalcedon merupakan sebuah tempat, sekarang merupakan bagian dari kota Istambul. Kota Istambul yang sekaran dulu (zaman PB) Konstantinopel dan Bizantium),  di Chalcedon, gereja (para pemimpin gereja merumuskan pengakuan iman yang disebut dengan pengakuan iman chalcedon yaitu Yesus dalam kemausiaan penuh dan keilahian penuh dari pribadi ilahi Tritunggal Kudus. 

Penjelasan di atas menegaskan bahwa Gereja tidak menjadikan Yesus sebagai Tuhan pada konsili Nicea  325 AD sebagaimana yang disampaikan oleh beberapa orang Kristen yang masuk ke Agama tertentu dan mengajarkan Kristologi yang sesat yaitu Yesus dijadikan sebagai Tuhan oleh Gereja pada konsili Nicea 325. Konsili hanya mengakui dan bukan menjadikan Yesus Tuhan. Yesus itu TUHAN sejak ada atau kekal. Kapan Yesus ada ya sejak kekal. Keberadaan Yesus tidak dapat dimulai dari kemanusiaan-Nya. 

Secara praktikal, banyak orang Kristen yang mengalami keilahian Yesus seperti bernyanyi menyebut dalam nama Yesus ada kemenangan dan mengusir setan dalam nama Yesus, menyembuhkan orang sakit dalam nama Yesus. Intinya dalam nama Yesus ada kuasa. Siapakah nabi yang namanya dapat dipakai untuk mengusir setan dan setan tunduk? Tidak ada kecuali nama Yesus. Praktik seperti ini secara kualitas dan kuantitas dapat dibenarkan berdasarkan kesaksian Alkitab dan pengalaman orang Kristen yang sesuai kesaksian Alkitab yaitu berdoa dalam nama Yesus, mengusir setan dalam nama Yesus, menyembuhkan orang sakit dalam nama Yesus. Nama Yesus begitu berkuasa.

Bila ada yang meneliti, silakan teliti "Kuasa Nama Yesus dalam Temuan Empiris" atau judul yang berbeda tetapi meneliti khusus tentang ada kuasa dalam Nama Yesus. Bisa diadakan penelitian dalam pendekatan Eksegesis maupun pendekatan teologi kontekstual. Bila perlu mengadakan penelitian tentang "Pengalaman Para Pendeta Tentang Kuasa Dalam Nama Yesus". Silakan diadakan penelitian kualitatif dengan cara pengamatan maupun wawancara dengan sejumlah pendeta yang punya pengalaman menggunakan nama Yesus dan orang sembuh, mengusir setan dalam nama Yesus. Penelitian dapat dilakukan berdasarkan denominasi seperti Gereja Calvinis, Lutheran, Pentakosta dll.

 

Salam  

 

Wednesday, December 30, 2020

Bab I Bagian Latar Belakang Masalah

Judul Karya Ilmiah

"Hubungan Rejeki Secukupnya Dengan Ikan Bakar di Dunia Online"

 

BAB I PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah

Topik yang dibahas disini merupakan variable praktis di sekitar pergumulan guru Pendidikan Agama Kristen dalam mencukupi kehidupan hidup sebagai seorang pendidik professional yang tetap melaksanakan tugas mengajar. Mengajar adalah pekerjaan yang mulia, pekerjaan ini tidak memberi seseeorang untuk menjadi kaya raya, melimpah dengan uang yang olehnya mencukupi seluruh kebutuhan hidup seorang guru yang memutuskan untuk mengajar Pendidikan Agama Kristen di sekolah formal. Mengajar dan mendapat penghasilan yang layak dari kerja professional sebagai seorang Pendidik Agama Kristen memang tidak menjanjikan dari sisi materi atau honor maupun gaji bulanan. Mereka yang mendapat kepastian gaji bulanan adalah mereka yang telah ditetapkan menjadi pegawai negeri, atau guru Pendidikan Agama Kristen yang telah menjadi pegawai negeri. Sedangkan mereka yang honorer tentu mendapat penghasilan dari kerja mengajar yang tentu nilainya sangat kecil. Walaupun demikian, panggilan mengajar dalam diri seorang guru Pendidikan Agama Kristen tidak semata hanya pada aspek honor bulanan namun ada aspek yang lebih penting yaitu panggilan sebagai guru di bidang Pendidikan Agama Kristen.

Bila seorang guru Pendidikan Agama Kristen berfokus pada gaji atau honor yang besar maka ia akan kecewa menghadapi kenyataan lalu meninggalkan pekerjaan sebagai guru Pendidikan Agama Kristen dan beralih ke pekerjaan lain yang penghasilannya jauh lebih besar dari pada bekerja sebagai seorang guru Pendidikan Agama Kristen.

Dalam konteks ini, sejauh mana guru Pendidikan Agama Kristen tetap eksis sebagai guru yang mengajar Pendidikan Agama Kristen. Salah satunya yaitu memberdayakan potensi yang ada, salah satunya yaitu berwirausaha atau berentrepreneur dengan jalan membuat usaha ikan bakar dan menjual secara online dengan memanfaatkan media online. Sekarang ikuti narasi berikut ini.    

Upaya ini bertujuan agar guru Pendidikan Agama Kristen tetap memiliki penghasilan yang menolongnya dalam kelancaran aktivitasnya sebagai pendidik Kristen di sekolah formal di mana seorang guru PAK melakukan tugas mengajar. Masalahnya yakni sejauh mana guru Pendidikan Agama Kristen memiliki kreativitas dan inovasi dalam menciptakan sebuah peluang usaha yang menolongnya memiliki sumber penghasilan selain honor mengajar yang relative tidak mencukupi kebutuhan hidup seorang guru Pendidikan Agama Kristen. Usaha seperti ikan bakar lalu dijual secara online.

 

 

Baca Juga: Ikan bakar online 13265

 

Berdasarkan masalah tersebut di atas, perlu diadakan penelitian terhadap variable penelitian “rejeki secukupnya”(makanan yang secukupnya) sebagaimana yang ada dalam Doa Bapa kami dengan usaha ikan bakar yang kemudian dijual secara online. Usaha ikan bakar sebenarnya sedemikian mudah. Cukuplah guru membeli ikan beberapa kilo kemudian dibakar, selanjutnya dijual secara online melalui blog atau facebook maupun whatshap. Ikan dibakar pada saat ada pesanan, setelah dibakar, guru dapat memanfaatkan ojek online untuk mengantar ikan bakar ke pemesan.

Demikian bagian latar belakang masalah. Silakan Anda kembangkan menjadi masalah penelitian dengan menambahkan ide anda agar benar-benar muncul masalah penelitian dan Anda teliti untuk mendapat jawaban secara ilmiah.


Salam

YM

 

Ruang Konsultasi masalah penelitian, penulisan skripsi, tesis dan  disertasi. Anda dapat berkonsultasi dengan saya tentang karya ilmiah seperti skripsi, tesis dan disertasi. Konsultasi via hp/whatshap: 081388662585. Setiap konsultasi dikenakan biaya partisipasi perawatan situs blog dengan biaya:

1. Konsultasi skripsi Rp 25.000,00 (Ditransfer setelah Anda konsultasi)

2. Konsultasi Tesis Rp 50.000,00 (Ditransfer setelah Anda konsultasi)

3. Konsultasi Disertasi Rp 100.000,00 (Ditransfer setelah Anda selesai Konsultasi)

Konsultasi berupa:

Konsultasi penentuan variabel penelitian, masalah penelitian dan metode penelitian (kuantitatif dan kualitatif) yang dipakai serta teori-teori (buku) yang digunakan.

 

No Rekening:

BRI: 7082-01-002793-53-3

BCA: 1650584194

BNI: 0975517189

atas nama: Yonas Muanley, S.Th.

Ya itu gelar yang belum saya rubah di KTP, pendidikan terakhir Doktoral (D.Th.)

 

Dasat Teologi Ruang Konsultasi: 

Saya melakukan ini dengan dasar teologi model Paulus. Rasul Paulus membiayai biaya PI dengan bantuan tetapi juga melalui hasil karyanya sendiri yaitu membuat tenda. Saya mencoba melalui kemampuan dalam bidang penulisan dan penelitian karya ilmiah. Jadi, saya lakukan ini dengan dasar pemahaman teologis Paulian dan upaya entrepreneur sebagai mahluk yang dicipta segambar dan serupa dengan TUHAN Allah. Silakan Anda kontak saya. Bila Anda tidak punya uang tetapi ingin konsultasi ya silakan, namun bila Anda punya ya silakan berbagi dengan nominal yang saya sudah sebutkan di atas.


Tuesday, December 22, 2020

Cara Pendidik Kristen Mendapat Penghasilan Bulanan

Bagi guru dan dosen yang dalam artikel ini saya sapa dengan sebutan “pendidik Kristen”, memiliki peluang untuk menghasilkan uang setiap detik, menit dan jam dalam sehari maupun akumulasi sebulan sampai setahun. Menghasilkan uang seperti ini diperoleh dari beragam peluang teknologi yang kini melanda dunia, salah satunya yaitu menjadi blogger, youtuber dan selegram. Namun dalam artikel ini, saya focus membahas blogger. Menjadi blogger atau orang yang menulis artikel dan mempublikasikan di blog tidak terlalu sulit bagi para pendidik Kristen. Saya katakana demikian karena para pendidik Kristen seperti para guru Pendidikan Agama Kristen yang mengajar di Sekolah Formal seperti SD, SMP, SMA/SMK dll tentu terbiasa menyampaikan bahan pengajaran kepada para peserta didik. Pengalaman tersebut dapat dituangkan dalam bentuk tulisan dan dipublikasikan di blog. Bila itu terwujud maka para guru Pendidikan Agama Kristen telah memiliki sebuah media yang berfungsi sebagai sumber belajar bagi peserta didik yang diajarnya maupun orang lain yang sedang mencari bahan yang dituangkan dalam blog seorang guru.

Agar supaya blog dapat menarik pengunjung maka seorang guru hendaknya menata blognya dengan tampilan blog yang lebih baik atau lebih professional. Tampilan demikian dapat dilakukan dengan template blogspot maupun template pihak ketiga atau template blogger. Template blogger adalah template yang dirancang oleh para ahli template blog. Mereka mendesain template blog sedemikian rupa sehingga tampilannya lebih professional. Tampilan blog yang menggunakan template blogger bila dilakukan secara baik maka akan menghasilkan tampilan blog yang lebih bagus dari tampilan situs atau website berbayar. Salah satu template professional yang saya pakai menunjukkan tampilan yang lebih unik, silakan kunjungi template blog teori efektivtas.

Setelah blog disiapkan secara baik dari sisi isi dan tampilan blog seperti menyediakan tombol navigasi dan tombol lain yang diperlukan, selanjutnya mendaftar ke sumber penghasil uang seperti mendaftar ke “Google Adsense”. Mendaftar di google Adsense bersifat gratis namun mendatangkan keuntungan yaitu memberi penghasilan. Bila penghasilan sudah mencapai angka ambang batas pembayaran yaitu Rp 1.300.000,00 maka pendapatan kita dapat dicairkan. Untuk mencapai hasil ini tentu kita harus ferifikasi alamat dan identitas seperti ferifikasi KTP. Ferifikasi ini biasanya dilakukan bila penghasilan kita sudah mulai bertambah dari bulan ke bulan, mungkin di atas angka Rp 100.000,00 biasanya ada berita untuk ferifikasi. Namun informasi ini bisa berubah sesuai perkembangankarena selalu ada perubahan. Silakan lihat di dashboard google adsense setelah permohonan Anda disetujui dan mulai memberi penghasilan.

Selain penghasilan dari Adsense, kita juga dapat mempromosikan brand tertentu bila blog kita memiliki banyak pengunjung (influencer).

Para dosen juga memiliki peluang mendapatkan penghasilan dari blog dengan cara memposting bahan-bahan ajar dengan tetap memperhatikan hakcipta. Artinya tidak boleh mempublikasikan karya orang lain seperti isi buku yang sudah ada perlindungan hak cipta di blog yang didaftarkan ke Adsense. Bila terpaksa dilakukan maka usahakan agar tidak terlalu banyak dan sebaiknya sebutkan nama orang yang pendapatnya kita kutip. Tetapi sekali lagi jangan terlampau banyak karena melanggar aturan.

Kita dapat membahasakan bahan ajar sesuai dengan cara kita dalam menyampaikan isi materi ajar kita. Lalu kita daftarkan ke Google Adsense. Bila disetujui maka kita sudah punya peluang mendapatkan penghasilan bulanan.

Demikian cara pendidik Kristen mendapatkan penghasilan sampingan.

 

Salam


Tuesday, October 20, 2020

Judul-judul Penelitian Teologi dan Teologi Pendidikan di Masa Covid-19

Pandemi Covid-19 belum dapat dipastikan kapan berakhir. Dalam konteks ini pendidikan yang diselenggarakan di Sekolah Tinggi Teologi, Institut Agama Kristen Negeri dan swasta yang eksis di Indonbesia tetap menjalankan proses belajar-mengajar dengan metodelogi yang berbeda dengan masa sebelum Covid-19. Metode belajar mengajar yang sering berlangsung secara konfensional (tatap muka di kelas/ruang kuliah) berubah menjadi pembelajaran secara daring atau online dengan memanfaatkan beragam teknologi yang berfungsi dalam membuat pembelajaran online. Ada yang memanfaatan situs atau website untuk melaksanakan pembelajaran online dengan metode blended learning, ada pula yang menggunakan aplikasi video conference untuk pembelajaran online.

Sekolah Tinggi Teologi di Indonesia juga kini dan masa-masa yang mendatang (sebelum berakhir Corona-19) sudah, sedang dan akan menggunakan beberapa aplikasi video konference untuk kegiatan perkuliahan. Untuk maksud ini tentu penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa di Sekolah Tinggi Teologi juga dapat merumuskan variabel-variabel penelitian yang mengandung unsur kebaruan (novelty). Pada kesempatan ini, saya merumuskan beberapa judul yang dapat diteliti secara ilmiah untuk kepentingan Skripsi, Tesis dan Disertasi di Sekolah Tinggi Teologi. Berikut judul-judul tugas akhir (karya ilmiah) mahasiswa:

A.      Penelitian dengan 2 variabel lebih

 

1.       Penggembalaan Virtual Berbasis Zoom dan Pertumbuhan Iman di Tengah Pandemi Corona-19

Judul ini dapat dirumuskan menjadi penelitian kuantitatif (menguji teori) dengan merumuskan variabel penelitian sbb:

Pengaruh Penggembalaan Virtual Berbasis Zoom Terhadap Pertumbuhan Iman Jemaat ....  di Tengah Pandemi Corona-19.

Hubungan Penggembalaan Virtual Berbasis Zoom Terhadap Pertumbuhan Iman Jemaat ....  di Tengah Pandemi Corona-19.

Kata yang ditebalkan menunjukkan sifat studi yaitu studi korelasi. Artinya metode penelitiannya kuantitatif dengan menggunakan studi korelasi. Judul yang pertama menunjukkan penelitian yang sifatnya mencari sebab akibat, sedangkan judul yang kedua menunjukkan penelitian yang sifatnya mencari apakah ada hubungan antara variabel X dan Y

 

Bila hendak meneliti secara kualitatif maka judul di atas dirumuskan menjadi:

 

Pertumbuhan Iman Melalui Penggembalaan Virtual Berbasis Zoom di Jemaat .....

Penyebutan nama tempat ini menunjukkan bahwa penelitian kualitatif yang hendak dilakukan adalah penelitian yang memadukan kajian teori (buku-buku) dan penelitian lapangan (mendapatkan data secara natural tentang pemanfaatan zoom terhadap pertumbuhan iman). Dalam metodologi penelitian dapat dikemukakan metode analisis data seperti Taksonomi Domain. Ingat dalam penelitian kualitatif yang menggunakan penelitian lapangan, instrumen penelitian adalah peneliti atau orang yang mengadakan penelitian. Peneliti adalah instrumen utama dan bukan kuesioner. Kuesioner adalah pilihan-pilihan yang dilakukan oleh peneliti. Artinya untuk mendapatkan data dari lapangan maka peneliti dapat menggunakan instrumen seperti: observasi, kuisioner, wawancara, foto dll. Semuanya ini bertujuan untuk mendapatkan data. Intinya peneliti atau orang yang membuat skripsi, tesis dan disertasi yang menjadi instrumen utama dalam penelitian kualitatif. Ada kasus yang menggelikan saya yakni ketika saya mengajukan sebuah judul artikel ilmiah di sebuah jurnal, lalu ada catatan reviewer tentang metodelogi yang saya pakai. Sebenarnya metodologinya sudah jelas yaitu metode penelitian kualitatif dengan analisis data taksonomi domain. Bila reviewer ini paham metodologi kualitatif maka dia tidak akan membuat catatan yang menggelikan saya. Dia menyatakan bila dipakai pengamatan maka jelaskan buktinya. Pada hal apa yang dikomentarai itu ada pada analisis data. Buktinya lihat metodologi yang dipakai. Jelas bahwa metodologi yang saya pakai adalah kualitatif yaitu penelitian yang tidak hanya mengkaji sebuah varibel penelitian dengan membaca buku dan menuangkan dalam bagian teori tetapi penelitian yang dilanjutkan dengan penelitian lapangan. Bukti observasi itu ada pada peneliti. Observasi itu dilakukan pada tempat yang menjadi  objek penelitian. Tempat tersebut saya sudah jelaskan. Jadi, harusnya mengerti secara baik metode penelitian kualitatif itu tidak seperti membaca buku dan menulis tetapi ada kelanjutannya yaitu penelitian lapangan. Tentang aspek ini, perhatikan dalam metodologi. Biasanya disebut demikian: metode penelitian yang dipakai adalah penelitian kualitatif dan analisis datanya menggunakan taksonomi domain.  Ini berrati analisis data menggunakan analisis domain. Domain itu ditemukan dalam tempat penelitian dan diklasifikasikan dalam domain-domain yang lebih kecil. Misalnya seseorang meneliti kucing terkuat di Kampung A. Setelah mengkaji sejumlah buku yang menulis tentang kucing maka upaya selanjutnya yakni masuk dalam penelitian lapangan. Dalam kajian literatur, umpanya kita menemukan bahwa kucing terkuat yang diperoleh dari membaca sejumlah buku yaitu kucing Hitam. Ketika masuk dalam penelitian di tempat A dengan mengadakan pengamatan beberapa waktu ditemukan bahwa kucing belang-belang yang menjadi kucing terkuat di Kampung A. Lalu domainnya dapat dikembangkan menjadi domain Kucing belang-belang kampung, kucing belang-belang hasil perkawinan silang, kucing belang-belang impor. Disini kita mengembangkan dalam 3 domain. Lalu diadakan analisis data.

 

Sekarang saya lanjutkan lagi dengan judul yang lain.

 

Tingkat Pemahaman Jemaat .... Tentang Gambar dan Rupa Allah Menut Kejadian 1:26

 

Penelitian ini dapat dilakukan dengan pendekatan eksegesis maupun pendekatan teologi.

Judul ini menunjukkan penelitian kualitatif dengan penelitian lapangan. Bila tertarik mengadakan penelitian ini maka setelah mengadakan penelitian dengan membaca buku-buku Teologi (Tafsir Kejadian dan buku-buku Teologi yang membahas tentang arti kata segambar dan serupa) dan dikemukakan dalam bab Teori (Bab II) maka pada upaya selanjutnya untuk Bab IV (Temuan dan analisis data) di kemukakan tentang hasil penelitian yang kita peroleh dari pengamatan kita tentang jemaat yang telah ditetapkan sebagai tempat penelitian. Mungkin pengamatan tidak akan menolong kita untuk mengertia secara baik tentang pemahaman jemaat tentang arti segambar dan serupa Allah. Kita kemudian memilih metode wawancara dengan jemaat. Dalam wawancara itu kita menemukan bahwa jemaat memiliki pemahaman yang berbeda. Misalnya sebagian yang kita wawancarai tidak tidak mengerti tentang kata segambar dan serupa, sedangkan sebagiannya ketika diwawancara menyatakan bahwa mereka mengerti kata segambar dan serupa Allah. Pengertian mereka sesuai dengan hasil penelitian kita dari sejumlah buku maupun tafsiran kata dengan menggunakan bahasa Ibrani yang telah kita lakukan sebelum mengadakan penelitian lapang. Hasil menunjukkan bahwa jemaat ada yang paham ada pula yang tidak paham. Lalu kita tanya lagi jemaat. Apakah ada khotbah yang menguraikan tentang makna segambar dan serupa Allah. Jemaat menyatakan tidak ada. Hasil ini menunjukkan bahwa ada masalah dalam gembala jemaat yaitu gembala jemaat belum berkhotbah tentang Kejadian 1:26 dengan uraian yang bersifat eksegesis maupun penjelasan teologi tentang makna segambar dan serupa dengan Allah. Hasil penelitian ini menolong kita untuk membuat sebuah rekomendasi pada Bab V yaitu pada Saran yaitu hendaknya jemaat memikirkan studi lanjut untuk gembala jemaat.  

Jadi berdasarkan penjelasan saya di atas ada beberapa judul yang dapat diteliti oleh mereka yang memilih program studi Teologi, sedangkan untuk Pendidikan Agama Kristen dapat meneliti beberapa judul berikut ini.

 

Inovasi Guru Pendidikan Agama Kristen dalam Memanfaatkan Konferensi Video dalam Proses Pembelajaran secara Daring di SD ..... atau SMP .... atau SMA  ....

 

Efektivitas Pemanfaatan Aplikasi Zoom Dalam Pembelajaran Agama Kristen di SD .... SMP .... SMA .... (Sesuaikan dengan tempat mengajar)

 

Efektivitas Pemanfaatan Aplikasi Google Meet Dalam Pembelajaran Agama Kristen di SD .... SMP .... SMA .... (Sesuaikan dengan tempat mengajar)

 

Peran Ibu dalam Menjadi Guru di Rumah Bagi Anak di Masa Pandemi Covid-19

 

Demikian dan semoga bermanfaat

 

Salam

Yonas Muanley

Thursday, August 13, 2020

Contoh Bab II Skripsi dan Tesis Efektivitas Mengajar di New Era

 

BAB II

KAJIAN TEORITIS-TEOLOGIS

A.    Pengertian Efektivitas Pembelajaran Agama Kristen

Efektivitas Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen diartikan sebagai usaha mencapai hasil pembejaran yang terwujud dalam diri peserta didik. Hasil pembelajaran Pendidikan Agama Kristen adalah proses perubahan yang terjadi dalam diri peserta didik sesuai tujuan yang telah ditetapkan dalam materi ajar Pendidikan Agama Kristen.

Baca Bab I juga : Contoh Bab I Skripsi dan Tesis Pendidikan Agama Kristen

Perubahan dalam pembelajaran meliputi perubahan kognitif, afektif dan psikomotorik dalam diri peserta didik. Misalnya bila guru Pendidikan Agama Kristen merumuskan tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah perubahan dalam kemampuan menganalisis (Kognitif) dan menerapkan materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari (Aspek psikomotorik dan afektif) maka tujuan pembelajaran telah tercapai. Dikatakan demikian karena efektivitas pembelajaran Pendidikan Agama Kristen yaitu ketercapaian peserta didik pada tujuan pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru sebelum megajar.

Dengan demikian, efektivitas adalah usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bila tercapai tujuan yang telah ditetapkan maka pendidikan Agama Kristen disebut sebagai pendidikan yang efektif dalam diri peserta didik.

 

Jadi, efektivitas adalah ketercapaian tujuan pembelajaran. Itulah sebabnya seorang guru mesti mampu merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat. Perumusan tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen hendaknya memperhatikan penggunaan kata kerja operasionla yang sesuai dengan tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Seorang guru dapat menggunakan 2 kata kerja operasional dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yaitu kemampuan yang diharapkan diwujukan dalam diri peserta didik setelah melakukan sejumlah kegiatan pembelajaran bersama guru maupun secara mandiri.

 

B.      Efektivitas Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen di Era New Normal

 

Pembelajaran dalam beberapa bulan terakhir ini yaitu bulan Juni, Juli bahkan AGustus, para pendidik Kristen sering memilih beberapa media seperti media video conference untuk mengajar secara online. Memang benar tetapi penggunaan kata ini tidak terlalu tepat. Penggunaan video dalam pembelajaran adalah bagian dari penggunaan media pembelajaran. Setiap teknologi video conference memiliki kekurangan dan kelebihan. Oleh karena itu pengguna hendaknya secara operasional memilih video call dan video conference yang dapat dipakai untuk kegiatan mengajar.  
Teknologi yang dipilih diusahakan agar tidak terlalu sulit bahwa membutuhkan biaya yang besar untuk memakainya. Cukup menggunakan tenaga-tenaga yang ada untuk pengembangan diri dalam hal sumber daya dan dana.

Tuesday, August 11, 2020

10 Judul Skripsi dan Tesis serta Disertasi Tentang New Normal

Pada masa kenormalan baru atau yang sering disebut dengan New Normal, saya merumuskan 10 judul karya ilmiah untuk para mahasiswa teologi dan Pendidikan Agama Kristen untuk jenjang S1, S2 dan S3 yang sedang berusaha mencari inspirasi mendapatkan judul, atau tepatnya variabel penelitian. Maka saya berusaa menghadirkan 10 Variabel berikut ini untk dapat dirumuskan menjadi beberapa variabel penelitian seperti 2 variabel, 3 variabel bahkan sampai pada 5 variabel penelitian dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif (uji teori), sedangkan yang hendak menemukan teori baru sebaiknya menggunakan metode penelitian kualitatif. Bila menggunakan metodologi penelitian kualitatif maka judul penelitian cukup dirumuskan dalam bentuk konsep dan dapat dikembangkan sampai konsep tersebut menjadi tuntas. Untuk itu, mereka yang menggunakan metodologi penelitian kualitatif dapat juga memilih 10 judul berikut ini dan dijadikan sebagai sebuah penelitian yang akhirnya menghasilkan sebuah penemuan baru.  

Judul Skripsi, Tesis dan Disertasi di New Normal (Kenormalan Baru)

1. Pendidikan Agama Kristen di New Normal (Kenormalan Baru)

2. Teknologi Pendidikan Agama Kristen di Era New Normal (Kenormalan Baru)

3. Dasar Teologis Penggunaan Zoom dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen

4. Penggunaan Masker di Era New Normal sebagai tanda kurang iman dan kuat iman?

5. Hubungan Cuci Tangan di Masa Era New Normal dengan Kurang Iman

6. Hubungan Cuci Tangan di Masa New Normal dengan Kuat Iman

7. Hubungan Menjaga Jarak Sosial dengan Hubungan Persaudaraan

8. Kepatuhan Civitas Akademika di Sekolah Tinggi Teologi Kristen Terhadap PSBB

9. Efektivitas Konseling Pernikahan di Masa Era New Normal

     10. Efektivitas Ibadah Online Terhadap Pertumbuhan Iman 

     Contoh Rumusan Judul atau tepatnya variabel penelitian untuk 2 variabel berdasarkan 10 judul di atas. 

1. Cuci tangan (X1), Kurang Iman (Y) . Rumusan judulnya menjadi: Hubungan mencuci tangan dengan Kurang Iman di warga Gereja .....

Ju dul di atas memiliki objek penelitian yaitu warga gereja, mengapa? karena di zaman New Normal belum ada sekolah yang dibuka sehingga belum memungkinkan untuk membahas pendidikan agama Kristen di sekolah. Oleh karena itu dipilih pendidikan AGama Kristen di Gereja.

     Bagi mereka yang hendak menjadikan menjadi 5 variabel dari judul-judul di atas, dapat memilih variabel yang disukai seperti: Cuci tangan, Pakai masker, kuat iman, kurang iman, konseling pernikahan, Era New Normal. Sekarang pilih mana yang akan dijadikan sebagai variabel tetap (Y) dan yang lainnya dijadikan variabel bebas. Misalnya kita memilih Efektivitas Pelayanan di Era New Normal menjadi variabel terikat. Sekarang kita dapat merumuskan variabel dengan 5 variabel penelitian sbb:

PPengaruh cuci tangan, menggunakan masker, kuat iman, kurang iman terhadap Efektivitas Pelayanan Guru Pendidikan AGama Kristen di Era New Normal di Gereja ...... 


Y= Efektivitas Pelayanan Guru Pendidikan AGama Kristen

X1= cuci tangan

X2 = menggunakan masker

X3= Kuat Iman

X4= Kurang iman

Sedangkan untuk mereka yang menggunakan metode penelitian kualitatif, rumusan judul penelitiannya tentu tidak sama dengan penelitian kuantitatif. Misalnya dari 10 judul di atas, seorang yang meneliti secara kualitatif dapat merumuskan judul peneltian sbb:

     Efektivitas Pendidikan Agama Kristen di New Normal di Gereja ...... (Bisa satu Sinode)

     Judul di atas sudah cukup bagi seorang peneliti kualitatif yang ingin mendapatkan pengetahuan yang mendalam tentang Efektivitas Pendidikan AGama Kristen di Era New Normal di Gereja tertentu atau lembaga pendidikan teologi tertentu.

     Penelitian kualitatif yang saya maksudkan disini adalah penelitian yang mengadakan penelitian lapangan tetapi tidak menggunakan analisis statistik. Peneliti tetapmengadakan penelitian lapangan dengan kata kunci, peneliti adalah key instrumen. Oleh karena peneliti adalah key instrumen maka ia dapat menggunakan wawancara, angket dll untuk mendapatkan data dan mendalami lagi data yang diperoleh sampai ia memastikan bahwa data sudah valid. Untuk analisis datanya bisa menggunakan beberapa analisis data kualitatif, salah satunya misalnya dengan trianggulasi. Jadi, penelitian kualitatif yang saya maksudkan disini adalah bukan penelitian yang berhenti di riset pustaka. Karena riset model ini hanya menemukan kebenaran teoritis sementara kebenaran empirisnya tidak ditemukan. Jadi, kekurang riset pustaka ada pada kekurangannya masuk pada dunia nyata. Misalnya meneliti tentang kucing terkuat di wilayah A. 

    Bila hanya menggunakan kajian pustaka (riset literatur) maka pengetahuan yang diperoleh tentang kucing terkuat hanya sebatas buku sementara kucing terkuat yang ada di wilayah tertentu berbeda dengan kucing terkuat yang dibicarakan di buku. Disinilah kelebihan penelitian kualitatif. Setelah membaca buku tentang kucing terkuat, pekerjaan selanjutnya yakni masuk di lokasi penelitian dan mengamati kucing mana yang masuk kategori kucing terkuat. Misalnya setelah mengadakan pengamatan beberapa bulan diperoleh hasil yakni kucing belang-belang yang terkuat. Kucing ini tidak disebutkan dalam buku-buku yang dibaca oleh peneliti, kucing itu hanya ditemukan dalam penelitian lapangan (lokasi penelitian).  

Bila contoh di atas belum mendarat di otak kita maka saya ambil contoh di bidang Tridarma Perguruan Tinggi. Salah satu masalah terbesar dalam tirdarma perguruan tinggi di Sekolah Tinggi Teologi yaitu darma tentang "penelitian ilmiah". Kita dapat merumuskan judul penelitian Kualitatif: "Dosen Teologi yang unggul dalam penelitian ilmiah Terindeks secara dunia atau internasional". Memang tidak mudah untuk menulis artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal-jurnal ilmiah berstandar internasional bereputasi atau terindeks secara Internasional. Bila artikel kita masuk dalam kategori di jurnal bereputasi internasional maka nilainya tentu sangat besar, kira-kira pada kisaran 40 poin itu setara dengan menulis buku referensi.

      Buat Bab I Pendahuluan dengan inti masalah "tidak banyak dosen teologi yang hasil penelitian ilmiahnya terindeks scopus" sementara semangat menjadi profesor menjaid tinggi. ini menjadi inti masalah. Kita membaca buku-buku dan jurnal tentang pokok ini. Ternyata kita menemukan dalam sejumlah literatur bahwa untuk mendapatkan profesor paling tidak ada dua karya ilmiah yang terindeks Scopus. Lalu kita masuk ke fakta empirisnya yaitu meneliti seberapa banyak dosen teologi sebagai penulis jurnal yang terindeks scopus, saya yang menulis artikel ini belum punya. Kita juga bisa mengubahnya menjadi terindeks secara Nasional di jurnal ilmiah yang sudah terakreditasi oleh lembaga akreditasi pemerintah. Artinya kita meneliti tentang dosen teologi yang hasil penulisan artikel ilmiah yang dipublikasi di Jurnal telah terindeks secara nasional. Masih banyak lagi yang dapat kita perdalam untuk penelitian. Namun 10 judul di atas paling tindak menjadi kontribusi saya untuk saudara-saudara yang sedang mencari variabel penelitian.

 

Semoga bermanfaat

Salam