Blog ini berisi info pendidikan, tidak diperkenankan tampilan iklan dewasa. Silakan Baca Postingan baru 2024 tentang judul-judul penelitian mahasiswa dan masalah penelitian. Dilarang Keras Mengkopi Paste Artikel dalam Blog ini tanpa izin pemilik blog. Bila Anda mengkopi paste, saya akan laporkan ke DMCA dan blog Anda dapat dihapus.Copi paste dapat diketahui melalui www.google.co.id/. Selamat Paskah 2024. Imanuel

Sponsor

Sponsor

Saturday, February 25, 2017

Bersediakah meneliti Variabel Biblika?


Kami menawarkan penelitian Biblika kepada Anda.
Setelah posting artikel ini saya dapat peringatan dari google+ tentang adanya pelanggaran dalam postingan saya. Saya kemudian memikirkan apa kesalahan saya, kemudian saya temukan, mungkin karena pada waktu posting ada banner iklan yang termuat dalam postingan. Hal ini terjadi karena dalam weblog saya ada beberapa banner iklan. Supaya tidak diblog oleh google karena kesalahan ini maka saya menempatkan banner buatan saya sendiri yang saya tempatkan di halaman utama. Selanjutnya saya berusaha memperhatikan ketentuan google sehingga blog saya tidak diblokir. Kalau di blokir maka saya tentu susah karena sudah banyak postingan. Ya jadi kita mesti memperhatikan aturan google, khususnya google+. Sekarang saya lanjutkan ke isi postingan.
Kami menawarkan penelitian Biblika kepada Anda. Menjadi mahasiswa tentu menyenangkan, apalagi ketika berada pada tingkat akhir. Biasanya pada tingkat atau semester terakhir mahasiswa mencari variabel yang sesuai dengan konsntrasi atau jurusan studi di Perguruan Tinggi di mana sang mahasiswa kuliah. Untuk memudahkan mahasiswa yang sedang mencari judul penelitian maka kami memposting beberapa variabel penelitian yang bersifat Biblika. Varaibel Penelitian berikut ini dapat diteliti oleh mahasiswa pada konsntrasi Teologi Kependetaan dan Pendidikan Kristen. Seorang mahasiswa yang memilih jurusan Pendidikan AGama Kristen dapat memilih judul atau variabel penelitian yang bersifat Biblika. Mengapa demikian? karena seorang mahasiswa di jurusan Pendidikan Agama Kristen adalah penafsir Alkitab. Kiranya judul-judul berikut ini menolong Anda.

Judul Penelitian

1. Pengaruh Tingkat Pemahaman warga jemaat tentang Keutamaan Kristus Menurut Kolose 1:15-20 Terhadap Kualitas Pelayanan Orang Kristen di Tengah Masyarakat Multikultural

2. Pengaruh Khotbah Pendeta terhadap Tingkat Pemahaman Jemaat tentang Makna Frasa Kristus adalah Gambar Allah yang nyata dari diri Allah yang tidak kelihatan Menurut Kolose 1:15

3. Pengaruh Tingkat Pemahaman Guru Agama Kristen tentang Makna Frasa Kristus adalah Gambar Allah yang nyata dari diri Allah yang tidak kelihatan Menurut Kolose 1:15 terhadap Perubahan Karakter Peserta didik di SD/SMP/SMA ......

4. Pengaruh Khotbah Eksegesis terhadap Tingkat Pemahaman Jemaat tentang makna Bertumbuh dalam Pengetahuan yang benar tentang Allah Menurut Kolose 1:11

5. Epistemologi Teologis Menurut Kolose 1:11 terhadap Kualitas Pelayanan Eduaksi Pendidik Kristen di .....

6. Pengaruh Khotbah Gembala terhadap Epistemologi Teologis Jemaat yang sesuai dengan Kolose 1:11

7. Hubungan Pengampunan dosa Menurut Kolose 1:14 Terhadap Ketekunan iman peserta didik Kristen di Masyarakat Pluralistik

8. Tingkat Pemahaman Warga Jemaat tentang makna frasa kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik, bertumbuh, dikuatkan, mengucapsyukur dengan sukacita menurut Kolose 1:12 terhadap Konsistensi Kehidupan orang Kristen di tengah kemajemukan

9. Mengetahui Kehendak Allah dengan sempurna menurut Kolose 1:9 terhadap tujuan pengajaran Guru Pendidikan Kristen di SD/SMP/SMU .......

10. Tingkat Pemahaman Jemaat tentang makna oleh Dialah, Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya menurut Kolose 1:20 terhadap Kedamaian hati peserta didik di SMA .....

11. Tingkat pemahaman tentang makna Yesus yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, Ia lebih utama dalam segala sesuatu Berdasarkan Kolose 1:18

12. Memperdamaikan Menurut Kolose 1:20 terhadap Keharmonisan Vertikal dan Horisontal Warga Jemaat dalam Masyarakat Majemuk

13. Tingkat Pemahaman Jemaat tentang makna frasa untuk menempatkan kamu kudus, dan tidak bercela, tidak cacat di hadapan TUHAN Menurut Kolose 1:22 terhadap kesaksian hidup orang Kristen di tengah masyarakat multikultural

14. Tingkat Pemahaman Jemaat tentang makna frasa untuk menempatkan kamu kudus, dan tidak bercela, tidak cacat di hadapan TUHAN Menurut Kolose 1:22 terhadap Pertumbuhan Iman orang Kristen di tengah masyarakat multikultural

Judul-judul tersebut di atas, ada yang dua variabel, tiga variabel, dan empat variabel. Misalnya no. 13 dapat dibuat 4 variabel:

X1 = Kudus X2 = Tidak bercela X3 = Tidak Bercacat Y = Kesaksian hidup orang Kristen di Tengah Masyarakat Majemuk atau bisa juga Pertumbuhan iman (lihat no. 14)

Semoga menginspirasi menemukan variabel penelitian Skripsi, Tesis dan Disertasi

Salam YM

Baca juga:

1. Penelitian tentang rejeki secukupnya dengan affiliate

Friday, February 24, 2017

Hubungan Menjadi affiliate dengan makanan secukupnya


Anda mencari variabel penelitian. Variabel ini kiranya menjadi inspirasi bagi anda dalam mencari variabel yang pas untuk riset anda. Dengan begitu, topik di atas merupakan variabel penelitian yang secara spesifik dihubungkan dengan teknologi seperti internet. Dengan demikian variabel penelitian ini berada dalam jenis penelitian korelasi dengan rumusan varibael: Hubungan menjadi affiliate admitad dengan rejeki yang secukupnya Menurut Matius 6:11a

Variabel penelitian dari judul ini yaitu “menjadi affiliate admitad” yang ditetapkan sebagai variabel bebas atau X1 dan rejeki secukupnya menurut Matius 6:11a ditetapkan sebagai variabel terikat atau diberi simbol Y.

Deskripsi Variabel

Variabel bebas penelitian bebas yaitu menjadi affiliate admitad akan diuraikan dalam beberapa frasa, yaitu: affiliate, admitad, dan menjadi affiliate admitad.

1.Affiliate

Dalam interaksi sosial, khususnya dalam bidang kerja sama yang saling menguntungkan atau bisnis, selalu ada perantara. Perantara berfungis sebagai pribadi media yang menghubungkan antara penjual dan pembeli suatu produk berupa materi maupun jasa. Dalam konteks ini, affiliate diartikan kegiatan bergabung, ikatan, atau suatu ikatan kerja yang dibangun dalam suatu kegiatan bisnis atau kegiatan lainnya yang memberi manfaat antara penjual dan pembeli. Dalam menjalankan affiliate, ada yang disebut rwseller. Reseller adalah orang yang menjual ulang suatu produk orang lain dengan jalinan kesepakatan pemberian komisi dengan pemilik produk.
Deskripsi singkat di atas menegaskan bahwa affiliate adalah orang yang bergabung dalam suatu ikatan bisnis (bisnis = kerja sama yang saling menguntungkan antara pemilik produk dan pembeli). Bisnis dalam konteks pembahasan ini yaitu suatu kegiatan kerjasama yang saling menguntungkan antara pemilik produk dan penjual produk yang dijalankan secara online melalui jaringan internet.
Affiliate secara online adalah salah satu kerja sama antara pemilik produk dan penjual produk yang semuanya dilakukan secara online. Pemilik produk adalah situs-situs atau website-website penyedia program affiliate. Dalam situs tersebut telah bergabung berbagai pihak yang hendak menjual produknya secara online. Kemudian pihak penyedia website akan menawarkan kepada orang lain termasuk para blogger untuk mengikuti program affiliasi yang tersedia dalam situs mereka.
Untuk memudahkan pengunjung yang akan bergabung sebagai affiliate, pemilik situs menawarkan program Publisher. Setiap pengunjung yang setelah membaca promosi di website dan tertarik mengikuti program bisnis yang ditawarkan maka pengunjung tinggal mengklik Publisher. Setelah mengklik maka pengunjung akan dibawa ke halaman pengisian pendaftaran sebagai peserta affiliate. Setelah disetujui permohonannya oleh penyedia situs maka selanjutnya ia dapat menjual produk yang hendak ditawarkan kepada orang lain secara online melalui media seperti blog maupun website profesional milik pendaftar program affiliate.

2. Admitad

Admitad adalah salah satu situs atau website yang menyediakan program affiliate. Seperti website pada umumnya, yaitu harus ada domain dan hosting maka situs admitad juga memiliki domain atau alamat, silakan lihat alamat situs admitad dan pelajari secara baik. Dengan kata lain untuk keamanan maka situs ini memiliki alamat pengaman dengan https sehingga lengkapnya alamat website ini yaitu: admitad tambah dotcom dibelakangnya. Lihat nomor 1-10 pada akhir postingan berikut. Sedangkan hosting adalah tempat menyimpan produk-produk secara online di internet. Produk-produk yang disimpan dalam hosting itu berupa: gambar, grafik, tulisan-tulisan atau penjelasan-penjelasan tentang suatu produk, dan lain sebagaainya. Ibaratnya hosting adalah flashdisk, bila hendak menyimpan gambar atau tulisan-tulisan maka dapat disimpan dalam falshdisk tersebut. Demikia halnya dengan hosting. Bedanya adalah hosting itu secara online sehingga data dapat diakses oleh siapa saja. Misalnya tulisan-tulisan, gambar dan lain-lain yang muncul dalam suatu blog atau website. Gambar atau tulisan yang muncul diwebsite adalah data yang sudah diletakkan atau disimpan di hosting sehingga ketika orang membutuhkan maka ia mengkliknya dan mendapat informasi. Demikian pula di admitad. Di admitad terdapat banyak program bisnis yang ditawarkan, affiliate tinggal memilih dan memuatnya dalam website atau blog miliknya.
Jadi, admitad adalah situs atau website yang memuat program affiliasi (kerja sama bisnis secara online) yang menawarkan beragam program affiliasi seperti pakaian, sepatu, jasa perjalanan, penjualan kartu kredit secara online dari bank-bank tertentu, kosmetik, dan lain-lain.

3. Menjadi affiliate admitad

Menjadi affiliate adalah kesediaan menjalankan program yang diminati dari suatu situs atau website penyedia layanan program affiliate. Menjadi affiliate admitad berarti sudah mendaftar menjadi publisher dan siap melaksanakan bisnis online. Jadi menjadi affiliate admitad (lihat uraian 1) berarti siap menawarkan kepada orang lain tentang produk-produk yang diminati dari Admitad. Produk-produk itu diyakini sebagai suatu peluang memperoleh rejeki.

4. Rejeki yang secukupnya menurut Matius 6:11a

Frasa dalam Matius 6:11a adalah doa dari si sulung Asia yaitu Yesus Kristus. Dalam doa itu diajarkan bagaimana orang percaya berdoa untuk mendapat rejeki yang secukupnya. Rejeki atau makanan yang secukupnya dapat diperoleh dengan cara: meminta kepada TUHAN (berdoa) kemudian berusaha melalui kerja. Salah satu kerja itu yakni melalui peluang online dalam situs-situs penyedia program affiliate.
Kerja adalah mandat dari TUHAN. Di Taman Eden TUHAN memberi perintah itu kepada manusia untuk bekerja. Dan selanjutnya kerja adalah anugerah yang dapat dilakukan oleh orang percaya untuk memperoleh rejeki yang secukupnya. Melalui rejeki itu, orang percaya menyatakan syukur kepada TUHAN.

Praktik Menjadi Affiliate admitad melalui beberapa program berikut:

Pertama mendaftar jadi affiliate:

1.Mendaftar jadi Publisher (affiliate) admitad

Selanjutnya silakan ikuti program di dalam admitad.Beberapa diantaranya:

2. GarBest

3. Pandahall

4.Media Mark

5. Rotita

6. OneFit

7. MTC

8. Modanisa

9. FinnFlare

10. Nostydress


11. Jet Airways

Semoga Bermanfaat

Wednesday, February 15, 2017

Pengaruh pemahaman konsep Anugerah terhadap kualitas pelayanan bidang Pemerintah

PENGARUH TINGKAT PEMAHAMAN TEOLOGIS TENTANG ANUGERAH MENURUT SURAT ROMA 6:12-14 TERHADAP KUALITAS PELAYANAN ORANG KRISTEN DALAM BIDANG PEMERINTAHAN

Masalah Penelitian

Kehidupan anggota jemaat ditentukan oleh tingkat pemahaman teologis tentang tema-tema tertentu yang berhubungan dengan iman Kristen. Salah satunya yakni anugerah. Kata anugerah ketika ditempatkan dalam pengajaran Alkitab maka kata ini mendapat makna yang dalam dan luas. Tentu kata anugerah yang dimaksud dalam pembahasan ini yakni kata anugerah dalam terminologi teologi Kristen.
Anugerah dalam terminologi teologi Kristen bersumber dari Alkitab yang terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Rujukan pada Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tentang anugerah tentu berkorelasi dengan kata asli yang dipakai yaitu Bahasa Ibrani dan Bahasa Yunani. Berdasarkan kata Ibrani dan Yunani, kemudian dilihat dalam konteks kata anugerah itu dipakai. Biasanya pendekatan itu lebih kepada eksegesis (usaha mendapat makna kata sesuai maksud penulis).
Eksegesis terhadap teks dimana kata anugerah diambil sangat mempengaruhi temuan makna tentang anugerah. Temuan makna ini demikian penting. Dikatakan demikian karena upaya eksegesis dilaksanakan untuk menghindari kemungkinan makna. Pendekatan eksegesis bertujuan untuk mendapatkan makna teks dan bukan kemungkinan makna teks. Oleh karena itu maka sebuah kata tidak dapat diartikan lepas dari konteksnya. Bila ini terjadi maka akan menghasilkan apa yang disebut kemungkinan makna. Padahal yang dicari adalah makna dan bukan kemungkinan makna.
Usaha mendapat makna terhadap kata anugerah dalam konteks teks kitab suci, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru yang diimplikasikan dalam pelayanan homilia, pelayanan literatur, pelayanan Pemahaman Alkitab, pelayanan Pemuda, pelayanan orang dewasa, akan mempengaruhi tingkat pemahaman tentang anugerah. Tingkat pemahaman tentang anugerah pada akhirnya bermuara pada kehidupan praktid dalam jemaat maupun masyarakat umum.
Masalah yang terjadi yakni dengan adanya perkembangan teknologi dan big teknologi yang sedemikian canggih tentu berpengaruh pada kehiduapan orang percaya. Perkembangan alat-alat teknologi sebagaimana yang terjadi masa kini sering membuat orang menjadi autonomous atau manusia merasa mandiri, mampu melakukan sesuatu tanpa harus dibantu oleh orang lain. Dalam konteks demikian muncul pertanyaan: apakah orang percaya masih membutuhkan anugerah? Bagaimana orang percaya membangun pemahamannya tentang anugerah seperti yang diajarkan Alkitab?
Kemajuan teknologi sebagaimana yang melanda dunia masa kini juga tidak dapat dihindari oleh orang percaya. Kemajuan itu dapat mempengaruhi pergeseran pemahaman akan anugerah Allah. Kemajuan ini membuat orang semakin mengalami kemanjaan dalam dunia fasilitas yang ada dalam dunia yang serba modern dan isntan. Perkembangan yang mempengaruhi manusia sampai pada perilaku instan akan berdampak pada pergumulan orang Kristen yaitu masih berlakukah anugerah atau anugerah tidak diperlukan lagi? Masalah yang dihadapi yakni orang Kristen salah mengartikan anugerah secara benar dan tepat.
Jadi, anugerah merupakan salah satu pengajaran penting yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran Alkitab. Dalam kekristenan terdapat kepercayaan terhadap Anugerah TUHAN. Mengabaikan anugerah maka kekristenan kehilangan makna dan relevansinya. TUHAN yang dipercaya orang Kristen adalah sumber anugerah dan telah memberi anugerah kepada umat-Nya.

Semoga bermanfaat

Tuesday, February 14, 2017

Keluarga dan Problematika

Pengertian Keluarga

Karena ada peringatan dari google maka saya merubah postingan. Saya tidak ingin isi blog saya tdk dapat diakses gara-gara keselahan dalam memuat artikel. Ada artikel yang memiliki hak cipta. Oleh karena itu saya merubah tulisan saya. Dengan kata lain, saya mengganti isi postingan ini karena ada peringatan dari google+ bahwa ada potensi pelanggaran, mungkin dalam artikel yang saya sudah posting dan ada kutipan-kutipan dari beberapa sumber yang memiliki hak cipta. Oleh karena itu saya merefisi postingan ini secara utuh dan mengeluarkan kutipan-kutipan dari beberapa sumber. Semoga GOOGLE dapat menerima isi postingan saya dan tetap diakses. Trimakasis google.

JUDUL SKRIPSI:
Kehidupan Doa dan Puasa Terhadap Penanganan Problematika Keluarga

Salah satu problematika keluarga yakni keluarga yang disharmonis atau keluarga yang tidak harmonisan. Ketidak harmonisan keluarga tentu disebabkan oleh ragam faktor, baik dari dalam maupun dari luar.

Kegunaan doa dan Puasa Terhadap Keharmonisan Keluarga

Orang Kristen biasanya dalam waktu-waktu tertentu melakukan doa dan puasa. Doa dan Puasa yang dilakukan tentu didasarkan pada ajaran Alkitab.

Kegunaan Doa dan Puasa Terhadap Keharmonisan keluarga, yaitu:

(1). Mendapat keseimbangan kontrol diri dalam menghadapi berbagai persoalan hidup.
(2). Mendapat kepekaan hati (kedalaman rohani) yang terasa dalam diri untuk mampu membaca apa yang sedang terjadi di luar dirinya
(3). Mendapat otoritas kerohanian berdoa dalam nama Yesus untuk mengusir setan dalam nama Yesus
(4). kekuatan pelayanan dalam memberitakan nama Yesus
(5). silakan ditambahkan

Untuk mengatasi problem maka kita perlu iman. Apa itu iman. Silakan lihat baca artikel ini. 1. Iman sebagai kepercayaan (Believing)

Iman Kristen lebih dari sekedar kepercayaan, walaupun demikian harus dikatakan bahwa iman Kristen mempunyai dimensi kepercayaan apabila ia mendapatkan perwujudannya dalam kehidupan manusia. Aktivitas dari iman Kristen menghendaki agar didalamnya ada suatu keyakinan dan percaya tentang kebenaran-kebenaran yang diakui sebagai esensi dalam iman kristiani. Dimensi iman sebagai kepercayaan tertuju pada dimensi kognitif.

2. Iman sebagai keyakinan (Trusting)

Dimensi iman sebagai keyakinan tertuju pada dimensi afektif yaitu mengambil bentuk dalam hubungan mempercayakan diri, serta yakin akan Allah secara pribadi, yang menyelamatkan melalui Yesus Kristus.
3. Iman sebagai tindakan (Doing)
Iman Kristen sebagai suatu respons terhadap kerajaan Allah dalam Yesus Kristus, harus mencakup pelaksanaan kehendak Allah. Dimensi tindakan ini memperoleh perwujudan dalam kehidupan yang dijalani dalam kasih agape, yakni mengasahi Allah dengan jalan mengasihi sesama manusia.

Pembahasan Pertumbuhan Iman
Pertumbuhan iman adalah suatu proses dimana seseorang sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya (Yohanes 1:12), diberi kuasa jadi anak Allah, lalu rindu mendengar, menerima dan memahami kebenaran Firman Allah dalam hidupnya setiap hari (1 Korintus 10:17), selanjutnya di dalam diri orang tersebut, kebenaran Firman Tuhan mengakar dan bertumbuh hingga dapat menghasilkan buah yang sesuai dengan kehendak Allah (Matius 3:8). Nacy Poyah mengatakan dalam bukunya bahwa: “Hidup di dalam iman kepada Kristus bagaikan tunas yang baru, terus bertumbuh dan berbuah. Bertumbuh dalam pengenalan yang benar akan Allah, sehingga hidup umat berkenan kepada Allah dalam segala hal dan terus mengarah kepada Kristus (Efesus 4:13-16). Berbuah dalam kesaksian hidup yang baik, untuk memuliakan namaNya (Yohanes 15:7; Efesus 2:10)”( Nacy Poyah & Bentty Simanjuntak, 2004: 30)
1. Iman timbul dari pendengaran oleh Firman Kristus.(Rom. 10:17)
2. Iman timbul dari Berita Injil, (Filp 1:27).
Bagaimana iman dapat tumbuh, sebagai contohnya dapat dilihat pada kisah seorang wanita yang sakit pendarahan selama 12 tahun (Mark. 5:25-29) Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya: “Asal ku jamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya. Kalimat “Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus,” menjelaskan darimana iman perempuan itu mulai tumbuh. Kabar-kabar yang dia dengar dari banyak orang bahwa Yesus menyembuhkan semua orang dan semua penyakit membuat perempuan malang itu memiliki harapan baru dan keyakinan baru bahwa penyakitnya pasti dapat sembuh asalkan dia ketemu Yesus Kristus, bahkan dia berkata dalam hati “Asal ku jamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” (ayat 28).
Menurut Ichwei G. Indra, dalam Alkitab sedikitnya terdapat 7 cara yang dapat menguatkan iman, yakni (Ichwei G. Indra, 1993: 15)
1. Ucapan syukur kepada Allah (Mzm 50:23). Salah satu cara untuk dapat menguatkan iman adalah dengan menaikkan pujian dan menyampaikan ucapan syukur kepada Allah.
2. Mengakui Dosa Kepada Allah (Mzm.32:3, 5). Ketika Daud memberitahukan dosa dan salahnya kepada Allah, ia bukan hanya beroleh pengampunan dosa, tetapi imannya juga dikuatkan.
3. Berdoa Kepada Allah (Yes.40:31). Berdoa adalah hal yang paling penting, apalagi saat menantikan Tuhan dengan tenang dan teratur didalam doa. Tanpa berdoa, iman tidak akan ada.
4. Berpegang pada Firman Allah (Roma 10:17). Iman timbul dari pendengaran, jika menginginkan iman tumbuh dan dikuatkan, renungkanlah dan berpeganglah selalu pada Firman Allah.
5. Gunakanlah Iman (Mat.25:29). Iman harus digunakan, maka kehidupan akan berkemenangan setiap hari.
6. Saksikanlah Iman (Rm.10:10). Maksudnya adalah kesaksian tentang apa yang telah dilakukan Allah.
7. Layanilah dengan Iman (Yak.2:17). Bekerja terus dan melayani Tuhan dan sesama dengan bersandar kepada pimpinan Roh kudus yang senantiasa memberikan kekuatan iman.
Dalam buku Pendidikan Agama Kristen ‘Hidup dalam Anugrah-Nya’ dirangkum beberapa cara untuk menumbuhkan iman agar dapat terus hidup dalam Yesus Kristus dan bahkan berbuah sesuai dengan yang diharapkan-Nya, yakni sebagai berikut:
1. Berdoa, Martin Luther menyebut doa adalah nafas hidup orang percaya. Dalam doa dapat menyampaikan pengakuan akan kuasa dan kemuliaan serta kekudusan Tuhan, pergumulan sebagai orang beriman, dan juga memohon pengampunan dosa kepadaNya.
2. Membaca Firman Tuhan. Manusia mengenal Allah yang menyatakan diriNya dalam sejarah keselamatan melalui Firman dan karyaNya. KaryaNya dinyatakan melalui para nabi dan utusannya, dan dikumpulkan dalam Alkitab. Membaca Alkitab adalah upaya dalam mengenal Allah, menggali yang kehendak Allah
. 3. Beribadah. Ibadah adalah pengabdian hidup dan pelayanan terhadap Tuhan dan sesama. Ibadah adalah aktivitas hidup beriman. Ibadah adalah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Tuhan (Kelompok Kerja PAK-PGI, 2004: 30)

Semoga berguna

Semoga bermanfaat

Wednesday, February 1, 2017

Visi yang Menggerakkan Pengajaran


VISI YANG MENGGERAKAN PENGAJARAN

Visi yang Menggerakan Seorang Guru dalam Mengajar
Guru mengajar memerlukan metode. Metode apapun yang dipakai guru dalam mengajar harus dilaksanakan di atas dasar gairah mengajar yang didasarkan atas panggilan. Panggilan yang dimaksud yakni seorang guru mesti memastikan dalam dirinya bahwa ia dipanggil Tuhan untuk melaksanakan tugas mengajar. Kesadaran ini akan menyebabkan seorang guru melaksanakan pengajaran dengan sukacita dan bukan secara paksaan. Mengajar adalah bagian dari perintah Tuhan. Oleh karena itu maka tugas ini mesti dilaksanakan secara baik dan bertanggungjawab.
Seorang guru yang menyadari bahwa ia melaksanakan tugas mengajar karena panggilan Tuhan maka kesadaran ini mempengaruhi pemahaman dan tindakannya dalam mempersiapkan metode yang efektif sehingga dapat mempengaruhi peserta didik dalam minat belajar. Pesrta didik akan terdorong oleh pengaruh dari seorang guru yang mewujudkan kesadaran akan panggilan Tuhan dalam hal mengajar melalui pemanfaatan metode yang digunakannya.
Meningkatkan Pengetahuan tentang teori Metode Mengajar
Metode adalah cara yang dipergunakan guru untuk mengajar peserta didik. Atau metode berarti pengaturan pokok pelajaran yang menjadikan paling efektif dalam pemakaiannya.”
Memanfaatkan Metode Mengajar Secara Bervariasi
Metode mengajar sangat banyak, diantaranya metode ceramah, diskusi, tanyajawab, sosiodrama, cerita, drama,
Untuk meningkatkan minat belajar peserta didik maka seorang guru perlu memanfaatkan metode mengajar secara bervariasi. Artinya metode mengajar yang dipakai dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen tidak boleh terpaku hanya pada satu metode mengajar. Misalnya dari awal pelajaran sampai akhir pelajaran guru Pendidikan Agama Kristen hanya menggunakan metode ceramah yang bersifat monoton. Seorang guru dapat memilih beberapa metode mengajar, seperti: metode ceramah, tanya jawab dan diskusi dalam mengajar. Caranya yakni guru menjelaskan materi seperlunya selanjutnya mengarahkan peserta didik dalam Tanya jawab serta diskusi untuk topic materi yang dijelaskan.
Namun perlu diketahui bahwa pemanfaatan metode mengajar secara bervariasi dalam mengajar disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran.
Bila guru memakai metode drama dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen sehingga peserta didik meningkat minatnya belajar maka perlu dipahami bahwa metode drama dipakai untuk menunjukkan secara langsung dan memberikan pesan yang hidup kepada para pendengar, sehingga mereka bisa langsung mengerti makna sesungguhnya. Drama dapat dipersiapkan terlebih dulu, namun juga bisa secara spontan, seperti ketika Dia mengusir orang-orang yang berjual beli di Bait Allah ( Matius 21:12-16.) Jadi, metode drama adalah usaha guru memainkan kembali suatu lakon, sejarah atau cerita dalam sebuah adegan yang berhubungan dengan materi yang dijelaskan. Melalui drama pelaku dapat menghidupkan kembali peristiwa sejarah ataupun menggambarkan suatu kejadian yang baru. Misalnya cerita Zakeus dan lain-lain.
Jadi guru dapat memilih beberapa pokok dalam pelajaran Agama Kristen yang dapat disampaikan dengan bentuk drama. Bila metode drama hendak dipakai dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen di kelas, maka para peserta didik dapat dilibatkan sebagai pelaku atau tokoh yang ada dalam cerita atau peristiwa yang didramakan tersebut (dikenal dengan nama role playing). Metode drama adalah satu cara mengajar yang berbentuk upaya untuk menggambarkan setepat-tepatnya suatu peristiwa dalam sejarah atau kehidupan modern kepada para orang-orang yang menyaksikannya untuk menyampaikan kebenaran firman Tuhan.
Metode Cerita. Guru Pendidikan Agama Kristen dapat menggunakan metode cerita dalam menyampaikan pelajaran Agama Kristen. Supaya peserta didik meningkat minatnya dalam belajar maka hendaknya guru dapat melibatkan peserta didik sebagai penutur. Artinya guru tidak boleh mendominasi dalam berlangsungnya proses pembelajaran dengan metode bercerita. Dalam hal ini guru dan peserta didik berbagi peran dalam bertutur. Metode cerita adalah cara mengajar dengan bercerita. Dalam metode berceita, baik guru ataupun anak didik dapat berperan sebagai penutur. Yesus menggunakan metode bercerita dalam mengajar seperti cerita atau perumpamaan tentang: penabur (Markus 4:1-20); pelita dan ukuran (Markus 4:21-25); benih yang tumbuh (Markus 4:26-29); perumpamaan tentang biji sesawi dan ragi (Markus 4:30-34). Cerita tentang domba yang hilang (Lukas 15:1-7); dirham yang hilang (Lukas 15:8-10); anak yang hilang (Lukas 15:11-32); bendahara yang tidak jujur (Lukas 16:1-9), dsb. Orang Samaria yang baik hati.
Metode Ceramah. Metode ceramah merupakan metode yang paling popoler dan konvensional. Banyak pendidik yang menerapkan metode ini dalam pembelajaran mereka. Berpidato, kampanye, berkhotbah, dan sebagainya merupakan bentuk metode ceramah. Dalam praktiknya, penggunaan metode ceramah dalam mengajar. Yesus menggunakan metode ceramah dalam mengajar. Penggunaan ceramah dalam mengajar dapat diperhatikan dalam Matius 26:1 “Setelah Yesus selesai dengan segala pengajaran-Nya itu, berkatalah Ia kepada murid-murid-Nya…” Contoh itu merupakan kalimat narasi yang mengomentari pengajaran atau ceramah Yesus sebagaimana tercatat dalam pasal 24-25 yang merupakan kelanjutan dari kritik pedas Tuhan Yesus terhadap orang-orang Farisi dan para ahli Taurat (pasal 23).
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Tuhan Yesus memakai metode ceramah ini dalam pelayanan-Nya, khususnya ketika berbicara dengan orang banyak, meskipun kadang-kadang juga terhadap kelompok kecil. Beberapa di antara penerapan metode ceramah-Nya yang paling panjang dan terkenal adalah Khotbah di Bukit (Mat. 5-7); ketika mengajar tentang akhir zaman (Mat. 24-25); ceramah menjelang perpisahan-Nya dengan para murid (Yoh. 14-17), dsb. Dalam Khotbah di Bukit (Matius 5-7) Tuhan Yesus berkhotbah (berceramah) tanpa diselingi oleh pertanyaan para pendengar-Nya.
Jadi, yang dimaksud dengan metode ceramah adalah cara guru menyampaikan pengajaran dengan berpidato atau menjelaskan bahan pengajaran dan murid menerimanya dengan menggunakan segenap indranya. Jadi, metode ceramah adalah cara yang dipakai oleh guru untuk menyampaikan pengajaran dengan berpidato atau menjelaskan bahan pengajaran secara terus menerus dan murid mendengarkannya dengan menggunakan segenap indranya.
Metode Bertanya. Metode bertanya adalah cara mengajar dimana guru menyampaikan pertanyaan dengan tujuan meminta keterangan atau penjelasan kepada murid. Dalam pengajaran-Nya, Tuhan Yesus banyak menggunakan metode bertanya, yang kadang-kadang memerlukan jawaban, tetapi kadang-kadang bersifat oratoris sehingga tidak memerlukan suatu jawaban. Pertanyan yang membutuhkan jawaban misalnya pertanyaan Tuhan Yesus kepada murid-murid dan kepada Petrus tentang siapakah Mesias itu (Matius 16:13-20; Markus 8:27-30; Lukas 9:18-21.). Pada waktuTuhan Yesus bertanya kepada mereka, maka mereka menjawab, baik berdasarkan apa yang didengar oleh orang lain maupun jawaban murid sendiri. Tetapi ada pertanyaan yang tidak perlu dijawab oleh pendengar, tetapi malah dijawab oleh Tuhan Yesus sendiri.
Contoh metode pertanyaan digunakan oleh Tuhan Yesus antara lain sebagai berikut: Matius 16: 13 Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" 14 Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi." 15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" 16 Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" 17: 10 Lalu murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Kalau demikian mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?" 11 Jawab Yesus: "Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu..” 22: 15 Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. 16 Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. 17 Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?" 18 Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Markus 12: 28 Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?" 29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.

Memahami Kesehatan Tubuh Dalam Perspektif Teologi Kristen

Firman Allah menyatakan bahwa Tubuh ini adalah Bait Allah. Oleh karena tubuh ini adalah Bait Allah maka Roh Kudus berdiam dalam diri orang-orang yang percaya kepada-Nya. Dalam postingan ini, saya berusaha menguraiakan Kesehatan Tubuh dalam Perspektif Teologis Kristen yang didasarkan pada Alkitab.
Di atas sudah ditegaskan bahwa tubuh orang percaya adalah rumah TUHAN atau tempat Roh Allah berdiam. Jadi tubuh ini adalah bait Allah. Oleh karena itu perlu dipelihara secara baik dan bertanggungjawab. Penulis Kitab Kejadian menyaksikan bahwa Allah menciptakan manusia serupa dan segambar dengan Allah (Kej. 1:26). Namun ada perbedaan antara Allah dan manusia. Allah itu Roh,sementara manusia memiliki tubuh. Tubuh manusia rentang terhadap sakit penyakit. Oleh karena itu maka Allah melengkapi tubuh manusia dengan kemampuan berpikir agar manusia mampu mengelola sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhannya, khususnya pemeliharaan tubuh agar tetap sehat. Binatang tidak membutuhkan rumah, tetapi manusia membutuhkan rumah. Binatang tidak perlu memasak air untuk diminum, tetapi manusia perlu memasak air untuk diminum. Dalam konteks ini, nampak bahwa daya tahan tubuh manusia berbeda dengan daya tahan tubuh binatang. Bila manusia meminum air seperti binatang meminum air maka jelas manusia terkena berbagai penyakit.

Berdasarkan apa yang dikemukakan di atas menolong orang percaya dalam usaha memikirkan secara teologis dalam perspektif iman Kristen tentang kesehatan tubuh Kesehatan tubuh dapat dipikirkan secara mendalam dalam berbagai disiplin keilmuan. Misalnya kesehatan tubuh ditinjau dari filsafat, kesehatan tubuh ditinjau dari biologi, antropologi, sosiologi, kedokteran, etika dan teologi, dan lain-lain. Jadi, jelas bahwa salah satu realitas dapat ditinjau atau dipikirkan secara mendalam dalam berbagai disiplin ilmu. Dalam penelitian ini, penulis meninjau kesehatan tubuh dari sisi etis-teologis”. Dari namanya menjadi jelas bahwa ada penggabungan dua disiplin keilmuan, yaitu etika dan teologi dalam meninjau kesehatan tubuh. Kata is dalam kedua frasa yaitu etis dan teologis hendak menyatakan sifat dari tinjauan itu, yaitu tinjauan yang sifatnya berdimensi etika (benar-salah = norma), dan berdimensi nalar yang berhubungan dengan Tuhan. Artinya kesehatan tubuh dipikirkan secara mendalam dalam kerangka benar-salah/baik-buruk tindakan/praktik kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan dari relasi logi tinjauan yang berlangsung dalam kontrol firman Tuhan sebagaimana yang disaksikan dalam Alkitab.

Berdasarkan menjadi alat yang berguna bagi kebutuhan hidup. Setiap orang menghendaki agar tubuhnya sehat. Untuk mencapai maksud ini, berbagai upaya dilakukan untuk tetap menjaga agar tubuh tetap sehat.tubuh yang sehat memerlukan usaha Untuk menjaga tubuh yang sehat maka ada berbagai upaya yang dilakukan Kesehatan tubuh dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang keilmuan, namun dalam penelitian ini kesehatan tubuh hanya ditinjau secara etis-teologis.
Berdasarkan maksud di atas maka jelaslah bahwa yang dimaksud dengan tinajauan etis-teologis terhadap kesehatan tubuh adalah sejumlah hasil berpikir ilmiah (kebenaran rasional dan kebenaran empiris) terhadap kesehatan tubuh yang bersifat etis-teologis dalam komunitas Kristen yang didasarkan pada Alkitab. Operasional dari definisi ini yakni tinjauan etis-teologis yang dimaksud disini yakni apakah kesehatan tubuh itu sesuatu yang benar atau salah bila diperhatikan dan dilakukan oleh komunitas Kristen. Bila kesehatan tubuh adalah hal yang benar maka apa normanya, sebaliknya bila kesehatan tubuh itu salah atau tidak perlu dipikirkan maka apa normanya?.

Pemikiran teologis tentang kesehatan tubuh tentu didasarkan pada kesaksian Alkitab. Kesaksian Alkitab memang harus ditafsir. Untuk itulah perlu menggunakan pandangan para pakar atau teolog tentang perihal menjaga pola makan dengan memilah serta memilih makanan yang benar-benar berguna bagi kesehatan tubuh kita merupakan sebuah keharusan moral yang memiliki fondasi teologis.

Beberapa ahli percaya bahwa pengendalian diri dalam hal memilih dan mengkonsumsi makanan-makanan yang berguna bagi kesehatan merupakan sebuah moral imperative (keharusan moral) yang memiliki fondasi teologis. Ada ahli seperti Williamson percaya bahwa keharusan etis untuk menjaga pola makan yang sehat didasarkan atas doa untuk kesehatan tubuh. Doa bagi kesehatan tubuh harus diikuti dengan tanggung jawab orang percaya untuk menjaga kesehatan tubuhnya, salah satunya adalah dengan cara menjaga pola makan yang sehat. Paradigma bahwa orang Kristen adalah orang yang diberkati, kaya, berkelimpahan dan tidak kurang sesuatu apapun ditambah dengan iman Kristen bahwa Tuhan Yesus sanggup menyembuhkan segala penyakit membuat banyak orang Kristen hidup secara tidak bertanggungjawab. Banyak orang Kristen menyantap segala makanan dengan interpretasi bahwa semua makanan adalah berkat yang berasal dari Allah. Memang segala sesuatu diperbolehkan untuk dimakan tetapi tidak semuanya berguna. Makanan untuk perut. Tetapi tidak semua makanan layak untuk perut. Artinya orang Kristen harus memperhatikan secara teliti apa yang masuk ke dalam tubuh.

Pandangan yang jauh lebih kuat menegaskan aspek teologis dari hukum-hukum mengenai makanan dalam Alkitab adalah pandangan Advent Hari Ketujuh. Seorang teolog Advent, Jiri Moskala, mengemukakan tipikal pandangan ini dalam sebuah artikel berjudul: “The Validity of the Levitical Food Laws of Clean and Unclean Animals: A Case Study of Biblical Hermeneutics.” Menurut Moskala, hukum-hukum mengenai makanan seperti yang terdapat dalam Kitab Imamat, tidak pernah dianulir validitasnya di dalam PB. Menurutnya, bukan hanya tidak membatalkan validitas hukum-hukum tersebut, melainkan juga tidak pernah memakan makanan-makanan yang ditetapkan tidak tahir dalam PL. Bahkan, karya penebusan Kristus yang menggenapi hukum-hukum dalam PL tidak berkaitan dengan hukum-hukum mengenai makanan. Bagian-bagian PB seperti: Markus 7:19b; Matius 15:11, 17-20; dan Kisah 10, tidak dilihat oleh Moskala sebagai dasar pembatalan hukum-hukum mengenai makanan dalam PL. Bagian-bagian ini hanya dimaksukan untuk melawan penyalahgunaan hukum-hukum tersebut, bukan pembatalan terhadap hukum-hukum tersebut.

Sampai di sini, kita dapat menyimpulkan bahwa di dalam konteks jaman itu, Allah memelihara kekudusan umat-Nya sebagai refleksi dari kekudusan-Nya sendiri dengan menetapkan hukum mengenai tahir dan tidak tahir berkenaan dengan binatang-binatang tertentu sekaligus untuk membedakan mereka dari bangsa-bangsa lain. Allah adalah standar ultimat bagi pendefinisian diri Israel baik sebagai bangsa maupun sebagai umat religius. Motif seperti ini, terlihat jelas dalam kehidupan Daniel seperti yang akan diulas di bawah ini.

Dalam Daniel 1:8. Daniel adalah salah seorang tawanan yang dibawa dari Yerusalem ke Babilonia ketika raja Nebukadnezar menaklukkan Yerusalem. Sebagai seorang keturunan bangsawan (Dan. 1:3), kecakapan dan perawakan Daniel memikat hati raja Nebukadnezar sehingga ia diperbolehkan untuk melayani raja. Dalam Daniel 1:8, tercatat: “Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasanya diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tiak usah menajiskan dirinya.”

Ketetapan hati Daniel di atas dan permintaannya ditanggapi demikian oleh pegawai istana tersebut: “Aku takut, kalau-kalau tuanku raja, yang telah menetapkan makanan dan minumanmu, berpendapat bahwa kamu kelihatan kurang sehat dari pada orang-orang muda lain yang sebaya dengan kamu, sehingga karena kamu aku dianggap bersalah oleh raja” (1:10). Daniel kemudian menawarkan agar ia dan teman-temannya (bnd. 1:6, 11) hanya memakan sayuran selama tiga puluh hari, namun mereka tetap kelihatan lebih gemuk dari semua orang muda yang memakan santapan raja (1:12-15).
Lontaran-lontaran di atas tidak mengindikasikan bahwa perihal mereka memakan sayuran saja yang membuat mereka sehat dan kelihatan lebih gemuk dari orang-orang lainnya yang memakan santapan raja. Daniel 1:8 jelas memberikan indikasi bahwa Tuhan memelihara kesehatan mereka karena komitmen mereka untuk tidak menajiskan diri mereka dengan santapan sang raja. Pertanyaannya adalah apakah alasan Daniel menganggap bahwa santapan sang raja itu najis sehingga ia harus menahan diri untuk tidak mencicipinya?

Memang kita telah membahas tentang Imamat 11 dan Ulangan 14 di atas yang membuka peluang untuk mempertimbangkan kemungkinan akan alasan mengenai makanan haram di atas. Juga, dalam tradisi Yahudi, telah menjadi konsensus untuk tidak mencicipi makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala (bnd. 4Mak. 5:2-3;; bnd. 1Kor. 8:1-13). Bagi penulis, penolakan itu harus dipahami berdasarkan konsep makanan dalam konteks kovenan dalam kebudayaan pada masa itu. Pada masa itu, mencicipi hidangan yang sama berarti seseorang mengikatkan dirinya kepada pihak-pihak yang dengannya ia menyantap bersama (Kej. 31:54; Kel. 24:11; Neh. 8:9-12; bnd. Mat. 26:26-28). Dalam kategori ini, menyantap makanan raja berarti orang-orang yang berada di bawah otoritas raja itu harus menundukkan diri mereka secara mutlak kepada raja. Itulah sebabnya, Baldwin menyatakan bahwa kenajisan yang dihindari Daniel dan kawan-kawannya tidak berkaitan dengan aturan atau ritual tertentu mengenai makanan, tetapi lebih kepada keterhisaban kovenan ke dalam otoritas mutlak raja.

Tuhan Memberkati