Blog ini berisi info pendidikan, tidak diperkenankan tampilan iklan dewasa. Silakan Baca Postingan baru 2024 tentang judul-judul penelitian mahasiswa dan masalah penelitian. Dilarang Keras Mengkopi Paste Artikel dalam Blog ini tanpa izin pemilik blog. Bila Anda mengkopi paste, saya akan laporkan ke DMCA dan blog Anda dapat dihapus.Copi paste dapat diketahui melalui www.google.co.id/. Selamat Paskah 2024. Imanuel

Sponsor

Sponsor

Friday, January 29, 2016

Konsultasi Skripsi S.Pd.K, dan Tesis M.Pd.K

Postingan Guru PAK: CONTOH-CONTOH JUDUL SKRIPSI. Skripsi S.Pd.K. atau contoh Skripsi S.Pd.K., dan atau Tesis M.Pd.K., Contoh tesis M.Pd.K. dapat membaca postingan-postingan di blog. Menjadi sedemikian Pentingnya motivasi, pengaruh, hasil belajar Pendidikan Agama Kristen Guru PAK Salatiga: CONTOH-CONTOH JUDUL SKRIPSI ... Mereka yang tertantantang untuk meneliti motivasi mengajar dan belajar maka dapat meneliti variabel pengaruhnya terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Kristen siswa kelas Sekolah Dasar Negeri Kota Maru. Kumpulan Kumpulan Judul Skripsi Pendidikan Agama ... Contohskripsi, kumpulan-kumpulan-judul-skripsi-pendidikan Kristen Silakan download file Kumpulan Kumpulan Judul Skripsi Pendidikan Agama Kristen Protestan di Contoh Skripsi. Silakan download Kumpulan Kumpulan Judul ... Kumpulan Judul Skripsi Pendidikan Agama Kristen - Contoh ... Contohskripsi dan kumpulan-judul-skripsi-pendidikan-agama-kristen.. Silakan download file Kumpulan Judul Skripsi Pendidikan Agama Kristen di Contoh Skripsi. Silakan download Kumpulan Judul Skripsi Pendidikan Agama ... Peranan Guru Agama Dalam Meningkatkan Mutu ... Pendidikan agama dalam sekolah sangat penting untuk pembinaan dan ... pula istilah yang terdapat dalam skripsi ini yang berjudul “Peranan Guru Agama Kristen. Pengaruh Pendidikan Agama Kristen terhadap Pertumbuhan Iman Anak di Kualia . Peranan guru menjadi contoh dan teladan dalam menerapkan iman.

Tuesday, January 26, 2016

Mendaftar jadi Publisher atau penerbit iklan

Refisi 24/4 2018

Jika blog Anda punya pengunjung yang besar silakan mendaftar untuk mendaptakan penghasilan tambahan dengan cara memasang iklan di blog yang Anda miliki. mengundang Anda untuk menjadi penerbit iklan. Silakan kunjungjungi situs penyedia layanan dalam program publisher. Dalam postingan lama di artikel ini saya cantumkan sebuah situs Indonesia namun situs itu tidak berfungsi lagi sehingga linknya saya hapus. Dengan demikian judul postingan juga direfisi dengan membuang nama situs tersebut.
Jadi para blogger, khususnya blogger PAK dapat membuat blog Bahan Ajar dan memberi ruang untuk menjadi publisher. 

Arti Filsafat

Apakah filsafat dan Filsafat Keindahan itu? Saya mulai dengan sebuah dialog untuk menolong kita memahami apa itu filsafat. Dalam buku Robert R. Boehlke berjudul “Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen dari Plato sampai Ig. Loyola (2013:2-3) mengutip Muchtar Jahya tentang contoh gaya mengajar Sokrates yang dibuat oleh Guru besar John Adams dari Universitas Oxford dengan isi tanya jawab sebagai berikut. Sokrates: “Apakah yang dimaksud dengan serangga (insect) itu? Murid: “Serangga ialah binatang kecil bersayap.” (Murid yakin bahwa jawabannya itu benar) Sokrates: Kalau begitu, tentu ayampun boleh kita namai serangga.” Murid: Ayam bukan demikian kecilnya hingga dapat dinamai serangga. Ayam itu amat besar kalau dibandingkan dengan serangga.” Sokrates: “Jadinya: Serangga ialah binatang yang amat kecil, mempunyai sayap.” Murid: “Betul!” Sokrates: “Kalau demikian, burung pipit dapat dinamai serangga, sebab dia demikian kecilnya”. Murid: “Tidak! Burung sekali-kali tidak dapat dinamai serangga, sebab dia demikian kecilnya.” Sokrates: Jadinya: Serangga ialah binatang yang amat kecil, dia bersayap, tetapi bukan dari jenis burung.” Murid: “Benar” Sokrates: “Kemarin saya memasuki salah satu took, di dalamnya saya melihat kaleng-kaleng kecil. Pada masing-masing kaleng itu tertulis: Tepung keating yang paling manjur untuk memberantas serangga.” Pada masing-masing kaleng itu tergambar beberapa macam binatang kecil bukan dari jenis burung, tetapi tidak ada mempunyai sayap, umpama pijat-pijat, kutu kucing dll. Rupa-rupanya mereka salah menamakan binatang-binatang tersebut serangga, sebab masing-masing tidak bersayap. Adakah masuk akal serangga tidak bersayap, menurut yang telah kita tetapkan itu?” Murid: “Binatang-binatang tersebut memang serangga, semua orang tahu itu.” Sokrates: “Aneh, aneh. Apa pulakah arti serangga sekarang, menurut pikiranmu. Apakah sekaran kau berpendapat bahwa “Serangga ialah binatang yang amat kecil, mempunyai sayap, bukan dari jenis burung, dan kadang-kadang tidak bersayap.’ Sesungguhnya perkataan ini amat berlawan-lawanan.” Murid: “Celaka! Pertanyaan-pertanyaan orang ini membosankan. Coba tuan sendiri yang menerangkan kepada kami, apa arti serangga itu, supaya kami puas dan tuanpun puas.” Sokrates: “Bukankah dari tadi saya bilang padamu bahwa saya sendiri pun tidak mengetahui. Sekarang mari kita periksa bersama-sama, moga-moga kita sampai pada hakikat sebenarnya. Jalan yang paling baik ialah kita ambil 3 atau 4 ekor serangga dari jenis yang bermacam-macam, kemudian kita bandingkan satu dengan yang lain, untuk mengetahui sifat-sifat yang sama. Apakah serangga yang akan kita ambil?” Murid: “Mari kita ambil kupu-kupu, semut, kerangga dan kumbang Sokrates: “Bagus” Berdasarkan jenis-jenis serangkan itu mereka merumuskan berdasarkan fakta tentang “apa itu serangga?” Serangga ialah binatang beruas, kulitnya kesat, lagi keras, kakinya enam, mempunyai sayap, atau bekas sayap.” Berdasarkan percakapan dialogis di atas, kita belajar apa artinya berpikir radikal/mendalam terhadap salah satu realitas (Salah satnya: Serangga). Mudah-mudahan dialog diatas menolong kita memahami apa itu filsafat dalam arti berpikir mendalam/radikal terhadap realitas dan merumuskan realitas tersebut yang kemudian menghasilkan kebenaran. Belajar filsafat memang menyenangkan tetapi juga membingungkan. Hal yang terakhir ini disebabkan karena terdapat ragam pengertian tentang filsafat. Saya tidak menjanjikan dan menjamin bahwa materi ini memberi sumber pemahaman yang tuntas tentang apa itu filsafat. Hal itu sulit diwujudkan. Namun perlu disadari bahwa keragaman pengertian filsafat bukanlah sesuatu yang menyesatkan, hal itu wajar saja karena setiap orang memberi arti sesuai dengan pemahamannya. Selanjutnya sesuai dengan topik yakni "pengertian filsafat" maka dalam postingan ini saya menjelaskan tentang pengertian filsafat. Pengertian yang saya paparkan ini telah mendorong/mensemangati saya dalam mengajar Filsafat Ilmu dalam bidang Pendidikan Kristen maupun Teologi Penggembalaan. Menurut Jan Hendrik Rapar, filsafat adalah mater scientiarum atau induk ilmu pengetahuan karena memang filsafatlah yang telah melahirkan segala ilmu. Menurut para rohaniawan dan teolog menyatakan filsafat sebagai “ancilla theologiae”, yaitu budak atau pelayan teologi. Sebagai pelayan teologi, filsafat memiliki tugas memformulasikan argumentasi-argumentasi yang kuat untuk membela isi iman Kristen. Ada pula rohaniawan dan teolog yang menuding filsafat sebagai alat iblis terkutuk. Karena itu harus ditolak oleh semua orang beriman. Tudingan ini tidak sepenuhnya benar, Tuhan tidak menciptakan manusia sebagai robot, manusia memiliki pikiran. Dengan pikiran itu manusia berfilsafat (berpikir). Namun tidak kegiatan berpikir dikategorikan filsafat. Berpikir yang dikategorikan filsafat adalah berpikir yang berlangsung dalam syarat-syarat tertentu (Rapar, 2000:12-13). Memang harus diakui bahwa berpikir yang berciri filsafat dapat membawa seseorang pada dua pilihan, yaitu kesetiaan kepada iman atau penyimpangan iman (alias tidak mengakui adanya Tuhan). Oleh karena itu berfilsafat harus berlangsung dalam kawalan iman dan perlindungan kasih. Untuk memahami filsafat, maka saya merumuskan pengertian filsafat dalam dua pendekatan. Pertama, secara etimologi dan kedua secara konseptual (definisi para ahli filsafat). Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani, dari kata “philosophia”. Kata “philosophia” merupakan kata majemuk yang terdiri dari kata: “philos” dan “Sophia”. Kata “philos” berarti kekasih, atau bisa juga sahabat. Sedangkan “Sophia” berarti kebijaksanaan atau kearifan atau juga pengetahuan. Jadi, arti harafiah “philosophia” berarti yang mencintai kebijaksanaan atau sahabat pengetahuan. Definisi para ahli: Plato dalam Jan Hendrik Rapar menyatakan filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang asli dan murni. Filsafat adalah penyelidikan tentang sebab-sebab dan asas-asas yang paling akhir dari segala sesuatu yang ada atau filsafat adalah usaha mencari kejelasan dan kecermatan secara gigih yang dilakukan secara terus menerus (Louis O. Kattsoff, 1996:2) Aristoteles (Murid Plato) mengemukakan beberapa pengertian filsafat. Pertama, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang senantiasa berupaya mencari prinsip-prinsip dan penyebab-penyebab dari realitas yang ada. Kedua, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berupaya mempelajari “peri ada selaku peri ada” (being as being) atau peri ada sebagaimana adanya (being as such). Rene Descartes (Filsuf Prancis) Argumen yang terkenal dari Descartes yakni: “Aku berpikir maka aku ada” (cogito ergo sum). Jadi, filsafat adalah himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal penyelidikannya adalah mengenai Tuhan, alam dan manusia. William James (Filsuf Amerika), Filsafat adalah suatu upaya yang luar biasa hebat untuk berpikir yang jelas dan terang. R.F. Beerling (mantan guru besar filsafat UI) menyatakan filsafat adalah suatu usaha untuk mencari radix atau akar pengetahuan tentang diri sendiri. Louis Kattsoff, filsafat membawa kita kepada pemahaman, dan pemahaman membawa kita kepada tindakan yang lebih layak. Kegiatan kefilsafatan ialah pemikiran secara sistematis. Filsafat senantiasa bersifat menyeluruh/komprehensif (Louis O. Kattsoff, 1996:3-4, 6, 12) Berpikir radikal (berpikir mendalam) tidak berarti mengubah, membuang, atau menjungkirbalikan segala sesuatu, melainkan dalam arti sebenarnya, yaitu berpikir secara mendalam untuk mencapai akar persoalan yang dipermasalahkan. Berpikir radikal sebenarnya hendak memperjelas realitas, lewat penerimaan serta pemahaman akan akar realitas itu sendiri (Rapar, 2000:21) Yonas Muanley, filsafat adalah berpikir radikal atau berpikir mendalam terhadap realitas (realitas/ada secara menyeluruh maupun salah satu realitas). Salah satu realitas itu yakni “apologetika” (pembelaan) yang dilakukan orang Kristen. Selanjutnya lihat: http://bahanajaronline.blogspot.co.id (Blog Filsafat oleh: Yonas Muanley)

Masalah penelitian mahasiswa Pendidikan Agama Kristen dan Teologi

Masalah penelitian mahasiswa (Skripsi, tesis, disertasi) adalah perbedaan antara harapan dan kenyataan. Orang mengharapkan agar ketika mahasiswa memakai gadget seperti: Laptop, Tablet, Smartphone membuat nilai semakin meningkat tetapi kenyataan tidak demikian. Ikuti paparan masalah singkat berikut ini Masalah Penelitian Mahasiswa Penggunaan Gagget di Ruang Kuliah Para mahasiswa yang sedang mencari-cari masalah penelitian untuk skripsi, tesis dan disertasi dapat meneliti masalah berikut ini. Di Indonesia, memakai gadget seperti menggunakan tablet, laptop, smartphone di ruang kuliah bukanlah hal baru. Bukan hanya para mahasiswa, dosen pun seing menggunakan salah satu gadget seperti laptop dalam memberi kuliah. Perkuliahan dengan menggunakan salah satu gadget bertujuan agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif (tercapai tujuan pembelajaran). Akan tetapi benarkah para mahasiswa menggunakan gadget (tablet, laptop, smartphone) di ruang kuliah menolong mereka dalam mencapai keberhasilan dalam belajar? Apakah mahasiswa yang menggunakan gadget di ruang kuliah memperhatikan penjelasan dosen secara baik sehingga berhasil mencapai nilai yang baik dalam belajar, atau sebaliknya nilai mahasiswa mengalami penurunan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang memakai gadget (menggunakan tablet, laptop atau smartphone ) di ruang kuliah dapat mengganggu proses belajar di kelas. Beberapa mahasiswa yang diteliti menyatakan nilai mereka mengalami penurunan akibat tindakan penggunaan gadget di ruang kuliah. Hasil penelitian terhadap mahasiswa yang di adakan di Amerika menunjukkan bahwa 35 persen dari mahasiswa yang diwawancarai mengatakan bahwa mereka menggunakan gadget untuk keperluan di luar kelas, satu sampai tiga kali sehari, sementara 27 persen siswa melakukannya empat sampai 10 kali per hari dan 16 persen lainnya melakukan hal itu sebanyak 11-30 kali per hari. Sisanya, 15 persen, mengaku melakukannya lebih dari 30 kali per hari. Hanya 8 persen yang mengatakan bahwa mereka tidak pernah menggunakan gadget untuk tujuan di luar kelas saat berada di dalam kelas. Masalah penelitian tentang penggunaan gadget dapat Anda baca dalam: http://tekno.tempo.co/read/news/2013/11/05/072527132/penelitian-mahasiswa-pakai-gadget-di-ruang-kuliah (Diakses tanggal, 26/1 2016) Variabel yang bisa dirumuskan dari masalah diatas yakni: PENGARUH PENGGUNAAN GADGET TERHADAP NILAI MAHASISWA STT DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI STT ..... Semoga menjadi berguna dan selamat meneliti dalam tingkat skripsi, tesis, disertasi teologi maupun pendidikan agama Kristen

Wednesday, January 20, 2016

Masalah Penelitian Skripsi, Tesis dan Disertasi

Selamat Tahun Baru 2016, Tahun persaingan dalam MEA. Tahun inovasi dan kreativitas. Kini saya masuk dalam pembahasan sesuai postingan judul: Masalah penelitian skripsi, tesis dan disertasi. Jika kita mengadakan penelitian mahasiswa (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) maka variabel yang diteliti (variabel utama atau Y) harus mempunyai masalah. Setelah itu melanjutnya dengan variabel bebas yang ditetapkan untuk diteliti. Misalnya, setelah kita membaca buku, mengamati kenyataan yang terjadi serta merenung terhadap realitas kehidupan di kampus, kita kemudian mendapat masalah penelitian yaitu pada hari-hari tertentu sering mahasiswa teologi menjadi tidak berseri, selalu cemberut, tidak bergairah dll. Berdasarkan masalah ini kita rumuskan variabel utama (variabel Y) penelitian (skripsi, tesis, disertasi) adalah: “Senyum Mahasiswa Teologi”. Sedangkan variabel bebasnya kita tetapkan: Uang Saku Mahasiswa menjadi variabel bebas (X). Berdasarkan itu kita tetapkan judul/varibel penelitian: Pengaruh uang saku terhadap Senyum Mahasiswa Teologi. Bisa juga sebaliknya kita menetapkan judul atau variabel penelitian kemudian mencari masalahnya. Setelah kita tahu masalah dan judul penelitian kemudian kita mendemonstrasikannya dalam bentuk menulis. Sebelum menulis masalah penelitian dari skripsi, tesis dan disertasi perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan masalah penelitian. Berikut teorinya. Teori Menurut Yonas Muanley, masalah penelitian adalah perbedaan antara harapan dan kenyataan, perbedaan antara teori dan praktik. Menurut Sugiyono, masalah penelitian dapat diartikan: (1) penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktik, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan, penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetisi.Sugiono melanjutkannya dengan memberi contoh tentang masalah.Masalah yang berhubungan dengan definisi: penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan.Perubahan yang tidak diharapkan oleh orang-orang tertentu akan dapat menimbulkan masalah. Misalnya orang yang biasanya menjadi pimpinan pada bidang pemerintahan harus berubah ke bidang pendidikan. Hal ini pada awalnya tentu menimbulkan masalah. Orang yang biasanya mengelola pendidikan dengan system sentralisasi kemudian berubah menjadi desentralisasi, atau dengan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) maka akan muncul masalah. Orang yang biasanya menulis menggunakan mesin ketik manual harus mengganti dengan computer, maka akan muncul masalah. Lihat Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2008: 52-54) Dalam bidang Pendidikan Agama Kristen, orang yang terbiasa mengajar tanpa media harus berubah ke penggunaan media maka akan menimbulkan masalah. Guru PAK yang tidak terbiasa memanfaatkan Teknologi Internet dalam mengajar harus berubah menggunakan teknologi Internet dalam pembelajaran maka akan menimbulkan masalah. Masalah yang berhubungan dengan definisi: penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan. Suatu rencana yang telah ditetapkan, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan tujuan dari rencana tersebut maka akan menimbulkan masalah. Misalnya, dengan adanya reformasi diharapkan harga-harga akan turun, ternyata tidak, sehingga timbul masalah. Direncanakan dengan adanya pelatihan kurikulum 2013 maka guru akan melaksanakan kurikulum 2013 secara baik, tetapi ternyata tidak, sehingga timbul masalah. Dengan adanya sertifikasi guru dan dosen diharapkan mutu pendidikan meningkat, tetapi kenyataannya tidak , sehingga timbul masalah. Jadi, untuk menemukan masalah dapat diperoleh dengan cara melihat adanya penyimpangan antara yang direncanakan dengan kenyataan. Masalah yang berhubungan dengan adanya pengaduan. Dalam suatu organisasi sekolah yang tadinya tenang tidak ada masalah, ternyata setelah ada pihak tertentu yang mengadukan produk maupun pelayanan yang diberikan, maka timbul masalah dalam organisasi itu. Pikiran pembaca yang dimuat dalam Koran atau majalah yang mengadukan kualitas produk atau pelayanan suatu lembaga pendidikan, dapat dipandang sebagai masalah, karena diadukan lewat media, sehingga banyak orang menjadi tahu akan kualitas pelayanan yang diberikan. Dengan demikian orang tidak akan lagi menggunakan jasa lembaga tersebut. Demonstrasi oleh sekelompok orang terhadapa suatu sekolah atau perguruan tinggi dapat menimbulkan masalah. Dengan demikian masalah penelitian dpat digali dengan cara menganalisis isi pengaduan. Masalah yang berhubungan dengan definisi: ada kompetensi. Adanya saingan atau kompetensi sering dpat menimbulkan masalah besar, bila tidak dpat memanfaatkan untuk kerja sama. Dalam pendidikan, lembaga-lembaga pendidikan yang selama ini unggul di dalam negeri, akan timbul masalah setelah ada perguruan tinggi asing boleh beroperasi di Indonesia. Lihat Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2008: 52-54) Dalam proposal penelitian setiap masalah harus ditunjukkan dengan data. Data masalah dapat diperoleh dari hasil pengamatan terhadap hasil penelitian orang lain, atau dari dokumentasi. Data yang diberikan harus up tu date, lengkap dan akurat. Jumlah data masalah yang dikemukakan tergantung pada jumlah variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Kalau penelitian berkenaan dengan 5 variable, maka data masalah yang dimeukakan minimal 5. Tanpa menunjukkan data, maka masalah yang dikemukakan dalam penelitian tidk akan dipercaya. Lihat Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2008: 52-54) Berdasarkan teori tentang masalah penelitian yang mendasari kita dalam menuangkannya dalam bentuk tulisan, kita mengemukakannya dalam Bab I Pendahuluan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap anak ketika mengakhiri studi di sekolah lanjutan atas, mulai memikirkan: apakah melanjutkan kuliah atau mencari kerja. Bila keputusannya adalah melanjutkan studi di perguruan tinggi maka kerinduan itu didiskusikan dengan orangtua, atau orangtua memiliki rencana untuk anaknya perlu melanjutkan ke perguruan tinggi. Bila hal ini disetujui oleh anak dan orangtua maka tindakan selanjutnya adalah mendaftar ke perguruan tinggi. Setelah diterima di perguruan tinggi, sang mahasiswa mengikuti kuliah secara teratur sesuai jadwal akademik yang dikeluarkan kampus. Kegiatan perkuliahan ini berlangsung selama beberapa tahun. Minimal untuk S1, empat tahun. Bila ada satu dan lain hal yang menghambat maka kuliah S1 dapat ditempuh selama lebih dari empat tahun. Kuliah sebagaimana yang dimaksud di atas dapat berlangsung secara menyenangkan. Setiap mahasiswa merasa bahagia karena menjadi mahasiswa dan mengikuti kuliah hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun sampai batas waktu yang ditentukan untuk menyelesaikan S-1. Dalam proses perkuliahan itu, setiap mahasiswa memiliki masalah tersendiri. Ada yang tetap tersenyum dalam menghadapi berbagai kondisi yang berhubungan dengan kuliahnya, ada pula yang menunjukkan bahwa situasi tertentu menyebabkan masalah bagi dirinya. Mahasiswa demikian sering murung, tidak bersemangat mengikuti kuliah pada tanggal-tanggal tertentu. Hal yang menyebabkannya juga bermacam-macam, khususnya uang saku. Mahasiswa yang mendapat dukungan dari sponsor atau orangtua yang berada, sering mengalokasikan dana untuk uang saku mahasiswa. Mahasiswa yang terlambat atau terhalang mendapat uang saku sering menunjukkan gejala psikologis yaitu murung, tidak bergairah, mukanya tidak berseri pada waktu mengikuti kuliah ataupun berinteraksi dengan sesame temannya. B. Identivikasi masalah C. Rumusan Masalah D. Dst.