Berikut ini saya posting contoh-contoh Skripsi Sarjana sbb: Sarjana Teologi (S.Th.); Sarjana Pendidikan Agama Kristen (S.Pd.K); Magister Teologi (M.Th.) atau Tesis Magister Teologi Kependetaan, Magister Teologi Kristen, Magister Pendidikan Kristen (M.Pd.K), Tesis Pendidikan Agama Kristen atau Tesis M.Pd.K. Contoh berikut ini mulai dari BaB I sampai Bab V
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tuhan menciptkan manusia dengan tujuan yang mulia. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka Tuhan melengkapi diri manusia dengan kemampuan. Kemampuan itu digambarkan secara paling baik dalam kata “segambar dan serupa dengan Allah. Melalui kemampuan itu manusia berinteraksi dengan lingkungan di mana ia ditempatkan. Dalam Kejadian 2:15 dinyatakan bahwa Tuhan menempatkan manusia pertama yaitu Adam dan Hawa di taman Eden dengan tugas kerja yaitu ‘mengusahakan dan memelihara’. Berdasarkan firman ini nampak jelas bahwa Tuhan menghendaki manusia untuk bekerja. Bekerja bukan dosa. Bekerja merupakan mandat dari Tuhan. Mandat kerja itu tidak hanya diberikan kepada Adam dan Hawa tetapi genearasi selanjutnya. Setiap orang dari suku-bangsa, bahasa, agama, etnis-ras, Negara manapun tetap berjuang untuk bekerja.
Berdasarkan firman Tuhan maka orang Kristen meyakini bahwa kerja adalah ketundukan pada perintah Allah atau kesediaan melakukan kehendak Allah. Dalam Alkitab disaksikan bahwa kerja yang dilakukan oleh Adam dilanjutkan oleh anak-anaknya yaitu Kain dan Habel. Habel bekerja sebagai gembala kambing domba, sedangkan Kain menjadi petani. Kedua pekerjaan ini yaitu gembala dan petani adalah pekerjaan mulia. Apa yang dikerjakan oleh Kain dan Habel merupakan implikasi dari sabda Allah kepada Adam dan Hawa dalam Kejadian 2:15. Kerja juga tidak berhenti pada Kain dan Habel tetapi berlanjut. Alkitab menyatakan bahwa Nuh juga bekerja (Kej. 9:20). Nuh setelah keluar dari Bahtera bekerja sebagai petani anggur. Yusup juga bekerja di Mesir dan berhasil dalam pekerjaan (Kej. 39:2).
Beberapa penjelasan di atas menegaskan bahwa kerja adalah perintah Allah. Manusia bekerja bukan karena dosa tetapi kerja adalah kudus. Artinya sebelum manusia berdosa, kerja sudah dilakukan sebagai ketaatan kepada perintah Tuhan. Namun setelah manusia jatuh dalam dosa (Kej. 3) kerja dapat dipengaruhi dosa. Jadi kerja yang dikehendaki Allah dan yang dipengaruhi dosa.
Berdasarkan masalah di atas maka variabel penelitian ini akan difokuskan pada Kejadian 39:1-23 yaitu Prestasi Kerja Menurut Kejadian 39:1-23 dan implikasinya dalam tugas pelayanan Pastoral (Judul untuk Skripsi Teologi), sedangkan judul skripsi untuk Pendidikan Agama Kristen (S.Pd.K) dirumuskan menjadi: Tingkat Pemahaman Guru Tentang Prestasi Kerja Menurut Kejadian 39:2 Terhadap Keberhasilan Mengajar di SD/SMP/SMA .......
B. Identifikasi Masalah
1. Bagaimana prestasi kerja yang sesuai kehendak Allah?
2. Bagaimana prestasi kerja yang dipengaruhi dosa?
3. Bagaimana Prestasi Kerja Menurut Kejadian 39:1-23?
4. Bagaimana keberhasilan kerja dalam tugas pastoral?
5. Bagaimana keberhasilan kerja dalam tugas Pendidikan Agama Kristen?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas nampak bahwa ada banyak masalah yang perlu dicari jawaban melalui penelitian. Jadi penelitian ini hanya difokuskan pada upaya menafsirkan teks Kejadian Kejadian 39:1-23
D. Rumusan Masalah
Bagaimana Prestasi Kerja Menurut Kejadian 39:1-23?
E. Tujuan Penelitian
Menjelaskan prestasi kerja menurut Kejadian 39:1-23
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dan kegunaan dari penelitian yang dilaksanakan ini adalah sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Pertama, melalui penelitian ini, peneliti makin dapat mendalami bagaimana pentingnya prestasi kerja menurut Kejadian 39:1-23. Dengan demikian pengetahuan peneliti makin diperkaya.Kedua, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan perbandingan bagi mahasiswa yang meneliti berikutnya khususnya yang berhubungan dengan Prestasi Kerja menurut Kejadian 39:1-23; Ketiga, sebagai sumbangsih bahan literature kepustakaan diperpustakaan Sekolah Tinggi Teologi tentang prestasi Kerja menurut Kejadian 39:1-23
2. Secara Praktis
Pertama, hasil penelitian ini dapat menolong para pembaca secara khusus mahasiswa Sekolah Tinggi Teologia untuk mendalami prestasi kerja menurut Kejadian 39:1-23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian yang digunakan
Menurut Ronny Kountur, metode penelitian adalah suatu cara memperoleh pengetahuan yang baru atau suatu cara untuk menjawab berbagai permasalahan penelitian yang dilakukan mengikuti kaidah-kaidah ilmiah. Kaidah ilmiah yang dimaksud dalam definisi ini yaitu suatu penelitian ilmiah dimulai dengan mengidentifikasi masalah, merumuskan dan menguji hipotesis atau menemukan teori serta membuat kesimpulan. Sedangkan Sugiyono mendefinisikan metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam definisi ini ditekankan beberapa kata penting, yakni cara ilmiah yaitu kegiatan penelitian didasarkan pada cirri-ciri keilmuan, yakni rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian yang dilakukan bersifat dapat diterima akal sehingga terjangkau oleh penelaran manusia. Empiris berarti penelitian yang dilakukan melalui pengamatan indra manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sedangkan sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.(Ronny Kountur, 2007:7)
Selanjutnya metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini yakni penelitian kualitatif. Penetapan jenis penelitian ini disebabkan karena paradigma yang ada pada penelitian kualitatif tentang realitas yaitu bahwa realitas atau yang benar itu lebih dari satu, merupakan hasil bentukan, dan holistic, hubungan antara yang mengetahui dan diketahui tidak terpisahkan dan interaktif (Andreas Subagyo, 2004:38). Oleh karena realitas itu jamak maka umumnya penelitian kualitatif tidak memakai analisis data secara statistik. Dengan kata lain kenyataan atau realitas yang diteliti itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang ditafsirkan atau diinterpretasikan oleh pribadi-pribadi dalam suatu komunitas sosial. Melalui penelitian kualitatif, penulis/peneliti/orang yang mengadakan penelitian bertujuan untuk memahami fenomena-fenomena sosial secara natural/alamiah/apa adanya dari sudut pandang atau perspektif partisipan dan bukan penggunaan statistic sebagaimana yang dikenal dalam penelitian kuantitatif.
Selanjutnya partisipan yang dimaksud dalam penelitian kualitatif adalah orang-orang yang dijdikan sebagai nara sumber, seperti orang-orang yang diwawancarai, diobservasi, diminta memberikan data, pendapat, pemikiran, persepsinya tentang hakekat (fakta) salah satu atau beberapa realitas (variabel/judul penelitian) yang sedang diteliti. Penegasan ini penting karena penelitian kualitatif beranjak dari dari filsafat konstruktivisme yang berasumsi bahwa realitas (kenyataan) itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterpretasikan oleh individu-individu. Jadi, pemanfaatan penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut perspektif partisipan.
Berdasarkan arah sebagaimana yang dimaksud di atas maka jelaslah bahwa penelitian kualitatif berupaya menemukan teori dan bukan menguji teori. Oleh karena penelitian kualitatif berusaha menemukan teori maka tidak ada hipotesis statistik didalam penelitian ini. Hipotesis statistik demikian hanya ada dalam penelitian kuantitatif. Adanya hipotesis statistic bermaksud untuk menguji apakah teori tersebut diterima atau ditolak. Namun hal ini tidak berarti bahwa dalam penelitian kualitatif tidak ada hipotesis. Ada hipotesis tetapi sifatnya hipotesis kerja (pengarah penelitian). Maleong menyebutnya dengan hipotesis dasar (Moleong,1999:106)
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Menurut Sugiyono, tempat penelitian untuk penelitian kualitatif yang bermaksud mendapatkan data secara alamiah itu dapat terjadi di sekolah, perusahan, lembaga pemerintah, di jalan, rumah. Termasuk juga di gereja dan lain-lain. Dalam hal ini, situasi sosial penelitian skripsi/tesis/disertasi ini yaitu di ………...Penelitian ini dirancang dan dilakukan di ………….
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai sejak …….. sampai …….. 2016 yang diawali dengan pengajuan judul penelitian dan pengujian proposal penelitian dan penelitian lapangan secara kualitatif.
C. Teknik Pengumpulan Data
Lexy J. Moleong (1999) mengklasifikasi teknik penelitian atau pengumpulan data dalam beberapa kategori, yaitu (1) sumber data dan jenis data yang diperoleh melalui: (a) kata-kata dan tindakan orang yang diamati atau diwawancarai. (b) sumber tertulis yang dibagi lagi menjadi data dari sumber buku, majalah ilmiah. sumber dari arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi. (c) Foto menghasilkan data deskriptif dengan kategori foto yang dihasilkan orang dan foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri. Foto yang dimaksud disini yaitu foto tentang orang dan latar penelitian yang sesuai dengan variable yang diteliti. Latar penelitian dalam foto dapat diamati dengan teliti, foto juga dapat memberi gambaran tentang perjalanan sejarah orang yang ada didalamnya. Dari foto diketahui gambaran tentang posisi duduk di gereja, keadaan duduk santai, dan gembira ria, keadaan anggota gereja dan lain sebagainya. Foto digunakan untuk memahami bagaimana para subjek penelitian memandang duniannya.
Selanjutnya dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dapat dilakukan melalui dua sumber utama, yaitu: Sumber sekunder atau data sekunder. Data sukender adalah data yang bersumber dari penelitian orang lain yang dibuat untuk tujuan yang berbeda. Data ini berupa fakta, table, gambar, dan lain-lain. Walaupun dibuat untuk maksud yang berbeda, data-data ini dapat dimanfaatkan peneliti lain untuk variable yang sedang diteliti.
Sumber primer atau data primer yaitu data yang dikumpulkan peneliti langsung dari sumber utamanya. Dalam hal ini, untuk mengetahui PAK yang Memotivasi Kerja Berdasarkan Kejadian ..... maka penulis mendapatkan data dengan mengadakan eksegesis terhadap teks Kejadian. Selanjutnya untuk penelitian social termasuk penelitian PAK yang memotivasi kerja, biasanya instrument yang dipakai adalah peneliti dan kuesioner. Bila instrument yang digunakan adalah peneliti maka metode metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah wawancara atau observasi, sebaliknya bila menggunakan instrument berupa kuesioner maka metode pengumpulan data yang dipakai antara lain melalui pos, membawa langsung, atau melalui e-mail ke responden.(Ronny Kountur, 177-182)
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengumpulan data primer dapat dilakukan melalui cara-cara sebagai berikut:
(1) wawancara,
(2) observasi,
(3) kuesioner.
Implementasi tiga cara di atas disesuaikan dengan informasi apa yang diperoleh, waktu yang tersedia, dana yang tersedia, dan tenaga peneliti yang akan melakukakan penelitian. Apabila instrument yang dipakai adalah peneliti maka informasi yang akan dicari adalah informasi kualitatif maka pilihan yang terbaik adalah memakai wawancara atau observasi. Bila informasi yang akan dicari adalah informasi kuantitatif maka pilihan yang terbaik adalah menggunakan kuesioner. Observasi adalah cara mengamati obyek yang merupakan sumber utama data.(Ronny Kountur).
Pengumpulan data sebagaimana yang dimaksud di atas membutuhkan peran peneliti. Menurut Ronny Kountur, peran peneliti yaitu (1) mengamati tetapi tidak berpartisipasi dalam kegiatan orang-orang yang diamati dan tidak teridentifikasi oleh mereka yang diamati. (2) pengamat mengamati dan tidak terlibat dalam aktivitas mereka yang diamati, namun ada diantara mereka sehingga dapat dikenali tetapi bisa juga tidak dikenali jika tidak diperhatikan. (3) sambil mengamati, pengamat berpartisipasi pada kegiatan orang yang diamati dan mereka juga mengetahui jika mereka sedang diamati. (4) sambil mengamati, pengamat berpartisipasi pada aktivitas mereka yang diamati, namun mereka tidak tahu sedang diamati.(Ronny Kountur, 182).
Menurut Yonas Muanley, tehnik pengumpulan data yang utama dalam penelitian kualitatif adalah observasi participant, wawancara mendalam studi dokumentasi, dan gabungan ketiganya atau trianggulasi. Selain itu data juga diperoleh melalui wawancara.. Prosedur wawancara yaitu pewawancara menyiapkan daftar pertanyaan sebelum wawancara dilakukan dan pertanyaan didasarkan atas pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya, selain itu penulis memamaki wawancara tidak terstruktur yakni pewawancara dan yang diwawancarai berbicara dengan santai dan pertanyaan bisa muncul ketika sedang dalam pembicaraan.Tidak ada daftar pertanyaan yang harus diikuti dengan ketat
D. Teknik analisa data
Pada dasarnya dalam penelitian kualitatif belum ada teknik yang baku dalam menganalisa data, atau dalam analisa data kualitatif, tekniknya sudah jelas dan pasti, sedangkan dalam analisa data kualitatif, teknik seperti itu belum tersedia, oleh sebab itu ketajaman melihat data oleh peneliti serta kekayaan pengalaman dan pengetahuan harus dimiliki oleh peneliti. Dalam menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik trianggulasi, yaitu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut, dan teknik trianggulasi yang paling banyak digunakan adalah dengan pemeriksaan melalui sumber yang lainnya (http:www.damandiri.or.id)
Analisis data kualitatif meliputi proses identifikasi apa yang menjadi perhatian dan apa yang merupakan persoalan. Proses identifikasi yang dimaksud di atas dilakukan dalam beberapa proses yaitu proses kategorisasi, proses prioritas, dan proses penentuan kelengkapan. Ketiga prose situ dapat diuraikan sebagai berikut. Pertama. proses kategorisasi yaitu proses menyusun kembali catatan dari hasil observasi atau wawancara menjadi bentuk yang lebih sistematis. Laporan dibuat dalam beberapa kategorisasi yang sistematis. Untuk menentukan proses kategorisasi sistematis ini, diakui oleh peneliti bahwa tidak ada standar yang baku. Oleh karena itu diperlukan keahlian dan intuisi peneliti. Artinya semakin sering melakukan kategorisasi maka peneliti akan semakin mahir. Beberapa panduan dalam membuat kategori sasasi, yaitu perhatikan regularity. Regularity adalah hal-hal yang sering muncul. Hal-hal yang sering muncul ini dapat dijadikan sebagai suatu kategori. Setelah penentuan kategori, maka selanjutnya perlu diperiksa atau dicek secara sistematis (systematic checks) apakah benar apa yang dianggap sebagai suatu kategori dapat dianggap sungguh-sungguh benar sebagai suatu kategori. Pemeriksaan secara sistematis dilakukan dengan melihat hal-hal yang dianggap menjadi suatu kategori jika memiliki kesamaan dan berbeda kategori jika memiliki perbedaan. Kategori tersebut diusakan untuk tidak terlalu luas atau terlalu sempit. Karena jika kategori terlalu luas maka tidak akan tampak apa yang menjadi perhatian (concern) dan persoalan (issue). Dan bila terlalu sempit akan kehilangan gambaran secara keseluruhan.(Ronny Kountur, 2007)
Kedua. Proses prioritas yaitu bila terdapat banyak kategori maka perlu prioritas terhadap kategori mana yang dapat ditampilkan dan mana yang tidak perlu ditampilkan karena terlalu banyak kategori yang akan menyulitkan dalam interpretasi. Kategori-kategori yang diperioritaskan adalah: (1) kategori yang sering muncul, (2) oleh beberapa orang dianggap sebagai yang paling dapat dipercaya, (3) merupakan hal yang unik atau memiliki cirri khas tersendiri, (4) membuka peluang adanya kemungkinan penyelidikan lebih lanjut, dan (5) material atau berharga.(Ibid)
Ketiga. Proses penentuan kelengkapan yaitu bilamana atau kapan proses kategorisasi dianggap telah lengkap? Apakah jumlah kategori yang telah terkumpul sudah cukup? Atau, apakah kategori yang dikumpulkan telah menjawab semua perhatian (concerns) maupun persoalan (issues) yang diharapkan?(Ibid). Jadi, analisis data yang dipakai yaitu dilakukan secara beruntun/bersama-sama, melalui proses analisis domain, taksonomi, kompensial, dan tema budaya.(Sugiyono)
E. Metode Penarikan Kesimpulan
Metode penarikan kesimpulan dalam penelitian ini yakni bersifat induktif ke deduktif. Artinya kesimpulan di ambil berdasarkan kajian terhadap teks kitab suci sebagai satu-satunya norma iman Kristen yang menguji dan membenarkan berbagai teori. Dengan kata lain penelitian ini bersifat eksegesis teks suci dan dari hasil eksegesis tersebut dihubungkan dengan fakta empiris/kenyataan lapangan tentang Pendidikan Agama Kristen yang memotivasi kerja
BAB IV dan V Menyusul
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.