1. Eksistensi Guru Sekolah Minggu dalam Gereja
2. Urgensi pelayanan Okultisme dalam Pelayanan Pastoral
3. Melayani Pekerja Seks Komersial di Kota dengan Sikap Kasih
4. Penderitaan dan Kehadiran Tuhan
5. Keyakinan Kepastian Keselamatan Terhadap Semangat Pelayanan Penginjilan
6. Peranan Gereja Perempuan Menurut Lukas 8:1-3
7. Pengaruh Pertengkaran Suami Istri Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak
8. Kajian Teologis Motivasi Pekabaran Injil Rasul Paulus Berdasarkan I Korintus Terhadap Warga Jemaat dalam Pekabaran Injil
9. Pengaruh Tingkat Pemahaman Jemaat Tentang Makna Ibadah terhadap Kesetiaan Beribadah
10. Pengaruh Pelayanan Pastoral Terhadap Motivasi Kerja Karyawan di Perusahan A
11. Pengaruh Bahasa Roh Terhadap Ketekunan Beribadah
12. Keyakinan akan “Kuasa Dalam Nama Yesus” Terhadap Pengusiran Iblis
13. Pengaruh Menyebut “dalam Nama Yesus” Terhadap Uji Nyali
14. Pendekatan Firal Eksegesis Terhadap Gada dan Tongkat Menurut Mazmur 23:4
15. Pengaruh Pelaksanaan Persekutuan Doa Terhadap Pertumbuhan Gereja
16. Pengaruh Disain Kurikulum Sekolah Minggu Terhadap Sekolah Minggu yang Menyenangkan
17. Tingkat Pertumbuhan Iman Terhadap Kesetiaan dalam Kepercayaan Kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat
18. Studi Teologis Tentang Perceraikan Menurut Hukum Positif
19. Tingkat Kematangan Aksiologis Yusuf Terhadap Godaan Istri Potifar
20. Peran Gereja dalam Mewujudkan Kerukunan Hidup Antar Umat Bergama di Daerah ....
21. Tinjauan Historis Pola-pola Pekabaran Injil Masa Lampau Terhadap Metode Pekabaran Injil Masa Kini
22. Peranan Gereja dalam Pembinaan terhadap Keterlibatan Anggota Jemaat dalam sistem Perdagangan Tradisional Orang Tehit
23. Pengaruh Penggembalaan Terhadap Keluarga yang mengalami Kedukaan 24. Efektivitas Persekutuan Jemaat Terhadap Pekabaran Injil
25. Pengaruh Tingkat Pemahaman Teologis Pelayanan Kependidikan Gereja Terhadap Pengelolaan Sekolah Swasta
26. Pengaruh Kepemimpinan Adat Terhadap Efektivitas, Efisiensi dan Produktivitas Pelayanan Gereja
27. Pengaruh Pelayanan Warga Kristen Terhadap Kesadaran Politik
28. Hubungan Harmonis Gereja-gereja di kota terhadap Harmonisasi Pelayanan
29. Kemandirian Gereja di Bidang Teologi Terhadap Kualitas Penginjilan
30. Efektivitas Pelayanan penggembalaan Pemuda Terhadap Kenakalan Pemuda
31. Hubungan Strategi dan Metode Pembinaan Majelis Jemaat di Daerah Pedesaan Terhadap Pertumbuhan Gereja Pedesaan
32. Urgensi Pemberantasan Buta Huruf Terhadap Kualitas Pertumbuhan Rohani
33. Peranan Gereja dalam pencegah Alkoholisme di Kalangan Pemuda
34. Evaluasi Teologis Kehadiran Zending Mennonite di Daerah
35. Pemanfaatan Persembahan Persepuluhan
36. Peranan Kepemimpinan Majelis Jemaat Terhadap Pertumbuhan Gereja di ..........
37. Pengaruh Adat Terhadap upacara pembaptisan Kudus di ...........
38. Efisiensi Penatalayanan Kristen Terhadap Ekonomi Gereja
39. Pengaruh Majelis Jemaat dan Pembinaan Jemaat Terhadap Semangat Penginjilan
40. Dinamika Persekutuan terhadap Pekabaran Injil
41. Pemahaman Teologis yang Sehat Terhadap Perjamuan Kudus
42. Hubungan Kearifan Lokal dengan Teologia Kerajaan Allah Terhadap Pertumbuhan Gereja Pedesaan
43. Peranan Pemuda Dalam Pertumbuhan Jemaat
44. Kontekstualisasi tari-tarian bernuansa adat dalam Liturgi Ibadah Gereja Terhadap Ibadah yang menyapa batin Warga Jemaat di ....
45. Keterbukaan Gereja terhadap Glosolalia dalam Ibadah Gereja Protestan
46. Efektivitas Pelayanan Gereja dalam lingkup Jemaat yang dikelola Perusahaan
47. Sikap Gereja Terhadap Anggota Jemaat yang Terlibat Minum Minuman Tuak
48. Peranan Gereja dalam memotivasi Jemaat dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Potensi Pala
49. Motivasi Gereja terhadap Penatalayanan Kekayaan Alam 50. Sikap Gereja terhadap pelayanan Hobat-Hobatan dalam Kehidupan Jemaat di Pedesaan
51. Sikap Gereja terhadap Praktek Penyembuhan Tradisionil di Pedesaan
52. Evaluasi Teologis terhadap Sikap Toleransi Bergama dalam Kehidupan Anggota Jemaat
53. Pengaruh Pendeta Go-Blog Terhadap Tingkat Pemahaman Anggota Jemaat dalam Pemahaman Alkitab
54. Manajemen waktu sebagai Anugerah Allah Terhadap Perkembangan Gereja
55. Tingkat Pemahaman Teologis Terhadap Pelayanan Gelandangan
56. Pengaruh prinsip hidup suami istri Terhadap Keutuhan Pernikahan Menurut Efesus 5:22-25
57. Pengaruh Suami Istri yang taat dan hidup dalam Kasih Terhadap Eksisntensi Keluarga Kristen Berdasarkan Efesus 5:22-30
58. Tinjuan Teologis Terhadap Kuasa Manusia Sebagai Mandat Allah
59. Pengaruh Roh Kudus Dalam Pertumbuhan Gereja-Gereja di Kota
60. Cara Penanggulangan Miras di Kalangan Perempuan Kristen
61. Dalam Nama Yesus Terhadap Kekuatan Magis di Pedesaan
62. Peranan Kepemimpinan Perempuan dalam Organisasi Gereja
63. Pengaruh Menciptakan Ibadah Kreatif Terhadap Semangat Beribadah Hari Minggu
64. Tinjaua Teologis Perjamuan Kudus Menurut Teologi Paulus dan Korelasinya terhadap Perjamuan Kudus Dalam Jemaat Gereja ...
65. Sikap Gereja terhadap pelayanan Waria dan Pelayanan Gereja
66. Peranan Pendeta dalam Entrepreneur Jemaat
67. Seketiduran di Rumah Kost
68. Memberdayakan Keluarga Yang Tidak Produktif (Mandul) dalam Pelayanan Gereja
Kesetiaan Beribadah
Kata “kesetiaan” dapat dipakai dalam berbagai konteks, misalnya dalam konteks suami-istri, seorang suami setia memelihara kesucian kehidupan rumah tangganya dan sebaliknya seorang istri memelihara kesetiaan pada suami. Dalam berpacaranpun demikian, seseorang dituntut setia kepada pacarnya. Seorang bawahan membangun sikap kesetiaan atau loyalitas kepada atasan dan lain-lain. Dalam pembahasan ini, kata kesetiaan hendak diterapkan dalam beribadah yang dilakukan dalam kekristenan, khususnya dalam denominasi gereja.
Kesetiaan beribadah di denominasi gereja oleh anggotanya ditentukan oleh banyak faktor. Misalnya pelayanan khotbah yang menjawab kebutuhan rohani, suasana ibadah yang penuh dengan rasa kekeluargaan atau saling mengenal satu dengan yang lainnya, gedung gereja yang bagus, tempat parkir yang memadai.Namun ada pula yang setia beribadah di tempat ibadah yang sederhana seperti mengontrak rumah. Kesetiaan beribadah oleh sekelompok orang Kristen yang menjadikan tempat sederhana menjadi tempat berkumpul bersama dalam mewujudkan pertemuan teragung dengan TUHAN itu dilakukan dengan setia dari minggu ke minggu tanpa merasa terganggu karena fasilitas ibadah seperti rumah ibadah di rumah kontrakan. Hal ini menjadi fenomena menarik. Tentu tidak semua orang Kristen menjadikan rumah kontrakan menjadi tempat ibadah karena di wilayah-wilayah tertentu, hal ini tidak diperkenankan. Jadi, ini sifatnya kasustuistik. Artinya sedikit saja orang Kristen di tempat tertentu yang menjadikan rumah atau ruang pertemuan untuk ibadah Minggu.
Hal yang hendak disoroti yakni kesetiaan beribadah yang dilakukan oleh anggota gereja sebagaimana yang disebutkan di atas. Faktor apakah yang mendorong kesetiaan beribadah bagi sekelompok orang Kristen yang karena kendala tertentu harus memilih tempat kontrakan untuk beribadah Minggu. Di sisi yang lain, ada yang merasa malu bila beribadah di tempat-tempat seperti di rumah atau di ruang pertemuan. Orang-orang seperti ini merasa bangga kalau beribadah di rumah gereja. Ibadah dalam konteks Kristen dapat dipahami dalam teks Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Dalam Perjanjian Lama, kata “beribadah” dapat dihubungkan dengan kata Ibrani yaitu “abed” yang berarti “bekerja seperti seorang budak”, atau “mengabdi kepada seorang raja”, atau “melayani dalam fungsi keimaman”. Sementara dalam Perjanjian Baru dipakai kata “sebo”. Kata ini memiliki arti “menyembah”. (lihat Mat. 15:9 – Yun. “sebĂ´” (sebw) yang berarti “menyembah”. Dalam 1 Tim. 6:6 – Yun. “eusebeia” (eusebeia) yang memiliki arti: “hidup yang takut akan Allah dan melakukan kewajiban religius kepada-Nya). Jadi, ibadah dalam konteks Kristen di artikan perjumpaan TUHAN dengan manusia dan manusia dengan TUHAN. Esensi inilah yang diwujudkan dalam ibadah Minggu.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.