Contoh BAB I SKRIPSI dan atau TESIS (Edisi Revisi Mei 2016)
Varibel Penelitian:
HUBUNGAN SEMANGAT MISI GURU PAK DAN KUALITAS PAK TERHADAP PENGINJILAN DI SMA BUAH SEMANGKA BERDAUN SIRIH
Berdasarkan judul ini maka variable yang diteliti adalah:
X1 : Semangat Misi Guru PAK
X2 : Kualitas PAK
Y : Penginjilan di SMP/SMA/SMK ..
Hubungan : Kata Hubungan atau pengaruh pada judul skripsi atau tesis menegaskan tentang jenis studi yang dipakai. Jadi kata hubungan pada judul di atas menegaskan bahwa jenis studi yang dipakai adalah penelitian korelasi. Suatu penelitian yang berusaha mencari tahu apakah ada hubungan atau tidak antara variable-variabel yang diteliti, antara variable bebas dan terikat. Dalam hal ini apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara semangat Misi Guru PAK terhadap Penginjilan, ada hubungan yang positif dan signifikan antara Kualitas PAK yang dilakukan guru PAK dengan Penginjilan di Sekolah. Apakah semangat misi Guru PAK dan Kualitas PAK secara bersama-sama memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap Penginjilan. Artinya bila Guru PAK mempunyai semangat misi maka guru PAK akan memperhatikan Penginjilan di sekolah. Bila Guru PAK melaksanakan Pembelajaran Agama Kristen secara berkuliatas maka akan memiliki hubungan denga Penginjilan (peserta didik memahami dan percaya Yesus Kristus).
Perlu diketahui bahwa studi korelasi tidak mutlak memakai kata “hubungan” atau “pengaruh” di depan judul. Bila tidak ada kata ini di judul maka dalam Bab III bagian metodologi harus dijelaskan bahwa metodologi yang dipakai adalah metodologi kuantitatif dengan jenis studi korelasi yaitu usaha untuk mencari tahu adakah hubungan antar variable yang diteliti, tetapi bila meneliti sebab akibat antara variable-variabel yang diteliti maka pakailah kata pengaruh (tapi ingat ada unsure ekperimen).
BUAH SEMANGKA BERDAUN SIRIH dalam judul di atas hanya bersifat eupemisme. Jadi tidak ada nama SMA BUAH SEMANGKA BERDAUN SIRIH
Contoh Latar Belakang Masalah dari Judul di atas dapat dilihat sbb:
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guru Pendidikan Agama Kristen di sekolah adalah orang-orang yang secara professional melakukan salah satu tugas gereja yaitu Pendidikan Agama. Tentang tugas ini E.G. Homrighausen dan I.H. Enklaar menyatakan: “PAK adalah salah satu dari tugas gereja yang banyak itu jadi bukan satu-satunya tugas gereja, melainkan satu di antara yang lain”. (1996:20)
Selanjutnya kedua ahli ini menegaskan, “…PAK merupakan suatu fungsi gereja yang amat penting, perlulah kita menitikberatkan bahwa PAK itu adalah pendidikan yang seharusnya ditanggung dan dilaksanakan oleh gereja sendiri”( Homrighausen dan Enklaar, 1996:20). Di Indonesia PAK tidak hanya menjadi tanggungjawab Gereja tetapi juga oleh pemerintah. Akan hal ini ada sisi positifnya yaitu biaya yang ditanggung gereja untuk pelaksanaan PAK di sekolah menjadi berkurang karena pemerintah menggaji guru Agama Kristen yang telah menjadi guru dengan status pegawai negeri, sedangkan Guru PAK yang berstatus swasta dan mengajar di sekolah diberi honor oleh Yayasan dan atau oleh pemerintah melalui dana bantuan pemerintah.
Di atas telah dikatakan bahwa PAK adalah salah satu tugas gereja. Pernyataan ini dapat dipahami dalam konteks bahwa gereja adalah tubuh Kristus maka apa yang dilakukan dan diajarkan Gereja bersumber dari Yesus Kristus. Jadi tugas gereja adalah tugas yang dimandatkan oleh Yesus Kristus. Jelaslah bahwa Guru PAK melakukan salah satu tugas mulia dari Yesus Kristus yaitu mengajar. Yesus Kristus semasa hidup dan pelayanan-Nya di bumi melakukan tugas mengajar (bnd. Mat.5:2, 9:35, 26:55, 21:23, Luk. 12:1). Dalam ayat-ayat ini memaparkan kegiatan pelayanan Yesus dalam hal mengajar, Yesus dari kota ke desa dan dari desa ke kota melakukan tugas mengajar, memberitakan Injil kerajaan Allah dan melenyapkan kelemahan atau mujizat-mujizat. Seperti menyembuhkan, mengusir roh jahat dan lain-lain.
Merujuk pada paparan di atas maka pekerjaan mengajar yang dilakukan Guru adalah tugas yang mulia. Oleh karena itu, pekerjaan mengajar mesti dilakukan secara sungguh-sungguh. Guru Pendidikan Agama Kristen yang melaksanakan tugas pengajaran Agama Kristen di sekolah-sekolah Negeri maupun swasta tidak hanya sebatas menyampaikan materi Pengajaran Agama Kristen tetapi lebih dari pada itu Guru PAK harus berhati misi yaitu punya semangat memberitakan Injil yaitu kabar keselamatan kepada peserta didik. Sering Guru Agama Kristen di sekolah hanya sebatas mengajar dalam arti mentrasfer pengetahuan saja, tidak peduli dengan misi Kristen yaitu menyampaikan berita Keselamatan dari Yesus Kristus kepada peserta didik yang diajarnya. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya semangat misi dalam diri Guru Pendidikan Agama Kristen. Para Guru PAK harus berada dalam misi-Nya Tuhan atau mission dei. Allah mengutus anak-Nya dan anak-Nya mengutus Gereja untuk menyampaikan kabar keselamatan.
Semangat misi yang harus dimiliki Guru Pendidikan Agama Kristen adalah kecintaan akan orang-orang berdosa yang perlu mendengar berita Injil Yesus Kristus. Akan hal ini E.G. Homrighausen dan I.H. Enklaar menyatakan “Injil Yesus Kristus harus diberitakan sedemikian rupa hingga memulihkan manusia. Injil hendak mentobatkan orang. Injil mengadili manusia dan menyelamatkannya” ( Homrighausen dan Enklaar, 1996:20). Kedua ahli pendidikan ini melanjutkan dengan menyatakan “penginjilan itu tidak lain dari pada membawa Yesus Kristus kepada sesame kita, sehingga mereka dapat berjumpa muka, dalam suatu pertemuan perorangan yang mesra”. ( Homrighausen dan Enklaar, 1996:20). Yang dimaksud dengan mesra disini yakni perjumpaan dengan Yesus Kristus itu membuat orang yang menerima Yesus mengalami kebahagiaan dalam hidupnya. Suatu kebahagiaan yang tidak ada bandingnya. Masalah yang terjadi yaitu bahwa tidak banyak Guru PAK yang menaruh perhatian pada kecintaan memperkenalkan Yesus kepada orang lain, kepada peserta didik yang Kristen maupun yang bukan Kristen ( Homrighausen dan Enklaar, 1996:20). Hal ini bukan Kristenisasi tetapi hak menawarkan kabar keselamatan itu kepada peserta didik. Jadi pekaran Injil adalah tugas gereja yang dalam hal ini salah satunya dilakukan melalui Pendidikan Agama Kristen.
Pendidikan Agama Kristen yang dilaksanakan di sekolah juga harus menunujukkan kualitas yaitu perubahan yang dihasilkan melalui Pendidikan Agama Kristen. Perubahan itu teralami dalam diri peserta didik yang mengikuti PAK di sekolah. Untuk kualitas PAK di sekolah maka perlu tujuan PAK yang secara jelas akan dicapainya. Untuk mencapai kualitas PAK maka perlu ditopang dengan materi pengajaran. Materi pengajaran Agama Kristen bersumber dari Alkitab. Pengajaran firman berkuasa merubah hidup peserta didik. Inilah kualitas PAK itu yaitu PAK di sekolah harus memberi perubahan yaitu pertobatan dalam diri peserta didik. Perubahan itu meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Firman Tuhan menegaskan bahwa seseorang harus mengasihi Tuhan dengan segenap akal (segenap kognitifnya), segenapk budi (segenap psikomotorik), segenap hati (segenap afektif). Kenyataan yang terjadi adalah bahwa peserta didik terpuruk dalam berbagai perilaku yang tidak sesuai dengan PAK yang dilaksanakan di sekolah.
Penginjilan adalah tugas gereja. Penginjilan dapat dipahami sebagai upaya Gereja membangun tubuh Kristus dengan cara bersekutu, menyembah, dan melayani Dia secara utuh. Oleh sebab itu, orang percaya perlu memahami bahwa penginjilan itu merupakan bagian dari upaya membangun tubuh Kristus.( Midia KH. Sirait, 1999:14)
Pemahaman ini sangat penting karena penginjilan tidak dapat dipisahkan dari pribadi dan karya Tuhan Yesus Kristus. Para murid diperintahkan Yesus untuk mewartakan Injil (kabar baik), dalam perintah ini terdapat amanat didaktik yaitu “menjadikan orang-orang untuk menjadi murid Yesus Kristus, atau menjadi murid-Ku (Mat. 28:18-20; bnd. Kis. 1:8).
Guru PAK sebagai bagian dari anggota gereja ikut terlibat dalam kegiatan penginjilan. R. C. Sproul menyatakan, “Semua anggota Gereja hendaklah menjadikan Amanat Agung sebagai tujuan hidup dan bertanggung jawab untuk menjalankannya dengan setia”.( R. C. Sproul, 1997:286). Searah dengan pemahaman ini, Billy Graham menyatakan: setiap orang Kristen harus mewartkan Injil Yesus Kristus, yaitu berita damai sejahtera kepada orang-orang yang belum mengenal Kristus. Ini berarti setiap orang Kristen harus menjadi sarana untuk menyalurkan damai Yesus Kristus ke dalam hati orang-orang.( Billy Graham, 1999: 164-165)
Menurut Stphen Tong, sifat Injil Yesus Kristus adalah universal, berita itu berlakuk bagi siapa saja. Semua orang dari suku bangsa manapun mesti mendengarkan Injil Yesus Kristus (1988:20)
Berdasarkan pemaran di atas maka dirumuskan tiga variable penelitian yaitu: semangat misi Guru PAK (X1) dan kualitas Pendidikan Agama Kristen (X2) terhadap Penginjilan di SMA Buah Semangka Berdaun Sirih.(SMA Buah Semangka Daun Sirih bukan nama sebenarnya, ini gaya saya menyatakan suatu maksud. Tidak ada SMA Buah Semangka Berdaun Sirih, hanya sekedar istilah namun punya makna tersendiri, pembaca hendaklah memahami dalam gayanya)
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasi beberapa pokok masalah sbb:
1. Apakah hubungan antara semangat misi Guru PAK dengan penginjilan di SMA ………?
2. Bagaimana seorang Guru PAK sebagai penginjil dapat melaksanakan tugasnya secara baik di sekolah?
3. Apakah penginjilan adalah tugas dan tanggung jawab Guru PAK?
4. Apakah kualitas PAK memiliki hubungan dengan penginjilan di SMA ……..?
5. Apakah semangat misi dan kualitas PAK secara bersama-sama mempengaruhi penginjilan di SMA ………………?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka menjadi jelas bahwa ada beberapa masalah yang tidak dapat diselesaikan secara menyeluruh. Oleh karena itu maka penelitian ini dibatasi pada masalah no. 1 dan 4 dengan variable terikat penelitian ini yaitu Penginjilan di SMA Buah Semangka Berdaun Sirih. Jelasnya penelitian ini dibatasi pada variable berikut:
1. Semangat Misi Guru PAK
2. Kualitas PAK
3. Penginjilan di SMA Buah Semangka Berduan Sirih
C. Rumusan Masalah
Demi terarahnya penelitian ini maka rumusan masalah berdasarkan batasan masalah di atas dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Seberapa besar hubungan semangat misi Guru PAK terhadap Penginjilan di SMA ……..?
2. Seberapa besar hubungan kualitas PAK terhadap Penginjilan di SMA ………..?
3. Seberapa besar hubungan antara semangat misi Guru PAK dan Kualitas PAK baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama terhadap Penginjilan di SMA …….?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan skripsi ini, adalah:
1. Untuk menjelaskan seberapa besar hubungan semangat misi Guru PAK terhadap Penginjilan di SMA ……..?
2. Untuk menjelaskan seberapa besar hubungan kualitas PAK terhadap Penginjilan di SMA ……….?
3. Untuk menjelaskan seberapa besar hubungan antara semangat misi Guru PAK dan Kualitas PAK baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama terhadap Penginjilan di SMA ……..?
F. Kegunaan/Pentingnya Penelitian
1. Memberikan kontribusi bagi Gereja untuk digunakan sebagai bahan pembinaan warga Gereja.
2. Memberikan kontribusi bagi disiplin ilmu teologi, khususnya penginjilan dalam kaitannya dengan tugas seorang guru PAK.
3. Memberikan kontribusi bagi civitas akademika STT ……... (tempat mahasiswa akan menyelesaikan studi)
Baca Juga:
1. Pengertian Variabel
2. Judul Penelitian Pendidikan Agama Kristen
3. Contoh Bab I Tesis
4. Contoh Penelitian Bab I dan II Skripsi
5. Cara Menyusun 4 Variabel
6. Penelitian Misiologi dan Teologi
7. Penelitian Disertasi
Varibel Penelitian:
HUBUNGAN SEMANGAT MISI GURU PAK DAN KUALITAS PAK TERHADAP PENGINJILAN DI SMA BUAH SEMANGKA BERDAUN SIRIH
Berdasarkan judul ini maka variable yang diteliti adalah:
X1 : Semangat Misi Guru PAK
X2 : Kualitas PAK
Y : Penginjilan di SMP/SMA/SMK ..
Hubungan : Kata Hubungan atau pengaruh pada judul skripsi atau tesis menegaskan tentang jenis studi yang dipakai. Jadi kata hubungan pada judul di atas menegaskan bahwa jenis studi yang dipakai adalah penelitian korelasi. Suatu penelitian yang berusaha mencari tahu apakah ada hubungan atau tidak antara variable-variabel yang diteliti, antara variable bebas dan terikat. Dalam hal ini apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara semangat Misi Guru PAK terhadap Penginjilan, ada hubungan yang positif dan signifikan antara Kualitas PAK yang dilakukan guru PAK dengan Penginjilan di Sekolah. Apakah semangat misi Guru PAK dan Kualitas PAK secara bersama-sama memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap Penginjilan. Artinya bila Guru PAK mempunyai semangat misi maka guru PAK akan memperhatikan Penginjilan di sekolah. Bila Guru PAK melaksanakan Pembelajaran Agama Kristen secara berkuliatas maka akan memiliki hubungan denga Penginjilan (peserta didik memahami dan percaya Yesus Kristus).
Perlu diketahui bahwa studi korelasi tidak mutlak memakai kata “hubungan” atau “pengaruh” di depan judul. Bila tidak ada kata ini di judul maka dalam Bab III bagian metodologi harus dijelaskan bahwa metodologi yang dipakai adalah metodologi kuantitatif dengan jenis studi korelasi yaitu usaha untuk mencari tahu adakah hubungan antar variable yang diteliti, tetapi bila meneliti sebab akibat antara variable-variabel yang diteliti maka pakailah kata pengaruh (tapi ingat ada unsure ekperimen).
BUAH SEMANGKA BERDAUN SIRIH dalam judul di atas hanya bersifat eupemisme. Jadi tidak ada nama SMA BUAH SEMANGKA BERDAUN SIRIH
Contoh Latar Belakang Masalah dari Judul di atas dapat dilihat sbb:
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guru Pendidikan Agama Kristen di sekolah adalah orang-orang yang secara professional melakukan salah satu tugas gereja yaitu Pendidikan Agama. Tentang tugas ini E.G. Homrighausen dan I.H. Enklaar menyatakan: “PAK adalah salah satu dari tugas gereja yang banyak itu jadi bukan satu-satunya tugas gereja, melainkan satu di antara yang lain”. (1996:20)
Selanjutnya kedua ahli ini menegaskan, “…PAK merupakan suatu fungsi gereja yang amat penting, perlulah kita menitikberatkan bahwa PAK itu adalah pendidikan yang seharusnya ditanggung dan dilaksanakan oleh gereja sendiri”( Homrighausen dan Enklaar, 1996:20). Di Indonesia PAK tidak hanya menjadi tanggungjawab Gereja tetapi juga oleh pemerintah. Akan hal ini ada sisi positifnya yaitu biaya yang ditanggung gereja untuk pelaksanaan PAK di sekolah menjadi berkurang karena pemerintah menggaji guru Agama Kristen yang telah menjadi guru dengan status pegawai negeri, sedangkan Guru PAK yang berstatus swasta dan mengajar di sekolah diberi honor oleh Yayasan dan atau oleh pemerintah melalui dana bantuan pemerintah.
Di atas telah dikatakan bahwa PAK adalah salah satu tugas gereja. Pernyataan ini dapat dipahami dalam konteks bahwa gereja adalah tubuh Kristus maka apa yang dilakukan dan diajarkan Gereja bersumber dari Yesus Kristus. Jadi tugas gereja adalah tugas yang dimandatkan oleh Yesus Kristus. Jelaslah bahwa Guru PAK melakukan salah satu tugas mulia dari Yesus Kristus yaitu mengajar. Yesus Kristus semasa hidup dan pelayanan-Nya di bumi melakukan tugas mengajar (bnd. Mat.5:2, 9:35, 26:55, 21:23, Luk. 12:1). Dalam ayat-ayat ini memaparkan kegiatan pelayanan Yesus dalam hal mengajar, Yesus dari kota ke desa dan dari desa ke kota melakukan tugas mengajar, memberitakan Injil kerajaan Allah dan melenyapkan kelemahan atau mujizat-mujizat. Seperti menyembuhkan, mengusir roh jahat dan lain-lain.
Merujuk pada paparan di atas maka pekerjaan mengajar yang dilakukan Guru adalah tugas yang mulia. Oleh karena itu, pekerjaan mengajar mesti dilakukan secara sungguh-sungguh. Guru Pendidikan Agama Kristen yang melaksanakan tugas pengajaran Agama Kristen di sekolah-sekolah Negeri maupun swasta tidak hanya sebatas menyampaikan materi Pengajaran Agama Kristen tetapi lebih dari pada itu Guru PAK harus berhati misi yaitu punya semangat memberitakan Injil yaitu kabar keselamatan kepada peserta didik. Sering Guru Agama Kristen di sekolah hanya sebatas mengajar dalam arti mentrasfer pengetahuan saja, tidak peduli dengan misi Kristen yaitu menyampaikan berita Keselamatan dari Yesus Kristus kepada peserta didik yang diajarnya. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya semangat misi dalam diri Guru Pendidikan Agama Kristen. Para Guru PAK harus berada dalam misi-Nya Tuhan atau mission dei. Allah mengutus anak-Nya dan anak-Nya mengutus Gereja untuk menyampaikan kabar keselamatan.
Semangat misi yang harus dimiliki Guru Pendidikan Agama Kristen adalah kecintaan akan orang-orang berdosa yang perlu mendengar berita Injil Yesus Kristus. Akan hal ini E.G. Homrighausen dan I.H. Enklaar menyatakan “Injil Yesus Kristus harus diberitakan sedemikian rupa hingga memulihkan manusia. Injil hendak mentobatkan orang. Injil mengadili manusia dan menyelamatkannya” ( Homrighausen dan Enklaar, 1996:20). Kedua ahli pendidikan ini melanjutkan dengan menyatakan “penginjilan itu tidak lain dari pada membawa Yesus Kristus kepada sesame kita, sehingga mereka dapat berjumpa muka, dalam suatu pertemuan perorangan yang mesra”. ( Homrighausen dan Enklaar, 1996:20). Yang dimaksud dengan mesra disini yakni perjumpaan dengan Yesus Kristus itu membuat orang yang menerima Yesus mengalami kebahagiaan dalam hidupnya. Suatu kebahagiaan yang tidak ada bandingnya. Masalah yang terjadi yaitu bahwa tidak banyak Guru PAK yang menaruh perhatian pada kecintaan memperkenalkan Yesus kepada orang lain, kepada peserta didik yang Kristen maupun yang bukan Kristen ( Homrighausen dan Enklaar, 1996:20). Hal ini bukan Kristenisasi tetapi hak menawarkan kabar keselamatan itu kepada peserta didik. Jadi pekaran Injil adalah tugas gereja yang dalam hal ini salah satunya dilakukan melalui Pendidikan Agama Kristen.
Pendidikan Agama Kristen yang dilaksanakan di sekolah juga harus menunujukkan kualitas yaitu perubahan yang dihasilkan melalui Pendidikan Agama Kristen. Perubahan itu teralami dalam diri peserta didik yang mengikuti PAK di sekolah. Untuk kualitas PAK di sekolah maka perlu tujuan PAK yang secara jelas akan dicapainya. Untuk mencapai kualitas PAK maka perlu ditopang dengan materi pengajaran. Materi pengajaran Agama Kristen bersumber dari Alkitab. Pengajaran firman berkuasa merubah hidup peserta didik. Inilah kualitas PAK itu yaitu PAK di sekolah harus memberi perubahan yaitu pertobatan dalam diri peserta didik. Perubahan itu meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Firman Tuhan menegaskan bahwa seseorang harus mengasihi Tuhan dengan segenap akal (segenap kognitifnya), segenapk budi (segenap psikomotorik), segenap hati (segenap afektif). Kenyataan yang terjadi adalah bahwa peserta didik terpuruk dalam berbagai perilaku yang tidak sesuai dengan PAK yang dilaksanakan di sekolah.
Penginjilan adalah tugas gereja. Penginjilan dapat dipahami sebagai upaya Gereja membangun tubuh Kristus dengan cara bersekutu, menyembah, dan melayani Dia secara utuh. Oleh sebab itu, orang percaya perlu memahami bahwa penginjilan itu merupakan bagian dari upaya membangun tubuh Kristus.( Midia KH. Sirait, 1999:14)
Pemahaman ini sangat penting karena penginjilan tidak dapat dipisahkan dari pribadi dan karya Tuhan Yesus Kristus. Para murid diperintahkan Yesus untuk mewartakan Injil (kabar baik), dalam perintah ini terdapat amanat didaktik yaitu “menjadikan orang-orang untuk menjadi murid Yesus Kristus, atau menjadi murid-Ku (Mat. 28:18-20; bnd. Kis. 1:8).
Guru PAK sebagai bagian dari anggota gereja ikut terlibat dalam kegiatan penginjilan. R. C. Sproul menyatakan, “Semua anggota Gereja hendaklah menjadikan Amanat Agung sebagai tujuan hidup dan bertanggung jawab untuk menjalankannya dengan setia”.( R. C. Sproul, 1997:286). Searah dengan pemahaman ini, Billy Graham menyatakan: setiap orang Kristen harus mewartkan Injil Yesus Kristus, yaitu berita damai sejahtera kepada orang-orang yang belum mengenal Kristus. Ini berarti setiap orang Kristen harus menjadi sarana untuk menyalurkan damai Yesus Kristus ke dalam hati orang-orang.( Billy Graham, 1999: 164-165)
Menurut Stphen Tong, sifat Injil Yesus Kristus adalah universal, berita itu berlakuk bagi siapa saja. Semua orang dari suku bangsa manapun mesti mendengarkan Injil Yesus Kristus (1988:20)
Berdasarkan pemaran di atas maka dirumuskan tiga variable penelitian yaitu: semangat misi Guru PAK (X1) dan kualitas Pendidikan Agama Kristen (X2) terhadap Penginjilan di SMA Buah Semangka Berdaun Sirih.(SMA Buah Semangka Daun Sirih bukan nama sebenarnya, ini gaya saya menyatakan suatu maksud. Tidak ada SMA Buah Semangka Berdaun Sirih, hanya sekedar istilah namun punya makna tersendiri, pembaca hendaklah memahami dalam gayanya)
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasi beberapa pokok masalah sbb:
1. Apakah hubungan antara semangat misi Guru PAK dengan penginjilan di SMA ………?
2. Bagaimana seorang Guru PAK sebagai penginjil dapat melaksanakan tugasnya secara baik di sekolah?
3. Apakah penginjilan adalah tugas dan tanggung jawab Guru PAK?
4. Apakah kualitas PAK memiliki hubungan dengan penginjilan di SMA ……..?
5. Apakah semangat misi dan kualitas PAK secara bersama-sama mempengaruhi penginjilan di SMA ………………?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka menjadi jelas bahwa ada beberapa masalah yang tidak dapat diselesaikan secara menyeluruh. Oleh karena itu maka penelitian ini dibatasi pada masalah no. 1 dan 4 dengan variable terikat penelitian ini yaitu Penginjilan di SMA Buah Semangka Berdaun Sirih. Jelasnya penelitian ini dibatasi pada variable berikut:
1. Semangat Misi Guru PAK
2. Kualitas PAK
3. Penginjilan di SMA Buah Semangka Berduan Sirih
C. Rumusan Masalah
Demi terarahnya penelitian ini maka rumusan masalah berdasarkan batasan masalah di atas dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Seberapa besar hubungan semangat misi Guru PAK terhadap Penginjilan di SMA ……..?
2. Seberapa besar hubungan kualitas PAK terhadap Penginjilan di SMA ………..?
3. Seberapa besar hubungan antara semangat misi Guru PAK dan Kualitas PAK baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama terhadap Penginjilan di SMA …….?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan skripsi ini, adalah:
1. Untuk menjelaskan seberapa besar hubungan semangat misi Guru PAK terhadap Penginjilan di SMA ……..?
2. Untuk menjelaskan seberapa besar hubungan kualitas PAK terhadap Penginjilan di SMA ……….?
3. Untuk menjelaskan seberapa besar hubungan antara semangat misi Guru PAK dan Kualitas PAK baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama terhadap Penginjilan di SMA ……..?
F. Kegunaan/Pentingnya Penelitian
1. Memberikan kontribusi bagi Gereja untuk digunakan sebagai bahan pembinaan warga Gereja.
2. Memberikan kontribusi bagi disiplin ilmu teologi, khususnya penginjilan dalam kaitannya dengan tugas seorang guru PAK.
3. Memberikan kontribusi bagi civitas akademika STT ……... (tempat mahasiswa akan menyelesaikan studi)
Baca Juga:
1. Pengertian Variabel
2. Judul Penelitian Pendidikan Agama Kristen
3. Contoh Bab I Tesis
4. Contoh Penelitian Bab I dan II Skripsi
5. Cara Menyusun 4 Variabel
6. Penelitian Misiologi dan Teologi
7. Penelitian Disertasi