Blog ini berisi info pendidikan, tidak diperkenankan tampilan iklan dewasa. Silakan Baca Postingan baru 2024 tentang judul-judul penelitian mahasiswa dan masalah penelitian. Dilarang Keras Mengkopi Paste Artikel dalam Blog ini tanpa izin pemilik blog. Bila Anda mengkopi paste, saya akan laporkan ke DMCA dan blog Anda dapat dihapus.Copi paste dapat diketahui melalui www.google.co.id/. Selamat Paskah 2024. Imanuel

Sponsor

Sponsor

Sunday, May 15, 2016

Contoh BAB IV Skripsi, Tesis dan Disertasi

CONTOH BAB IV SKRIPSI, TESIS DAN DISERTASI

BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Lokasi Penelitian
B. Pembahasan Hasil Penelitian

C. Analisa Dan Interpretasi Data
a. Pengaruh Pendidikan Agama Kristen
Setelah semua data dikumpulkan melalui angket, selanjutnya peneliti melakukan analisis dan interpretasi data terhadap data yang terkumpul dengan cara penghitungan skor yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Peneliti menggunakan skala pengukuran sikap yaitu sebuah skala untuk mengukur sikap sebagaimana yang dipakai dalam penelitian social, termasuk penelitian dalam bidang pendidikan. Ada 5 skala sikap yang biasanya dipakai yaitu:
a. Skala Likert
b. Skala Guttman
c. Skala Defferensial Simantict
d. Skala Rating Scale
e. Skala Thurstone.

Berdasar pada lima skala di atas, penelitian ini menggunakan skala Likert. “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala social”. Sikap yang dimaksud disini yakni perilaku peserta didik dalam Pendidikan Agama Kristen yang disebabkan karena proses Pendidikan Agama Kristen yang berlangsung di SMP Kristen
. Sikap tersebut diperoleh melalui instrument yang disebar. Dalam instrument (angket) yang disebar diberi alternative jawaban terhadap pernyataan atau pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden (siswa dan guru). “Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut”: 

Pernyataan Positif


5 = SangatSetuju (SS)

4 = Setuju (S)
3 = Ragu (R)
2 = KurangSetuju (KS)
1 = TidakSetuju (TS)

Dalam hubungan dengan teknik pengumpulan data angket, instrument (angket) tersebut disebarkan kepada 40 peserta didik, dan 11 Guru SMP Kristen, kemudian direkapitulasi berdasarkan variable bebas dan terikat yang dideskripsikan sebagai berikut.
2. Variabel Pengaruh Pendidikan Agama Kristen
Perlu di jelaskan disini yaitu bahwa penskoran setiap item merupakan proses pengujian hipotesis yang berhubungan dengan setiap item dari angket yang disebar. Dalam bagian Pengembangan karakter akan Nampak uji hipotesis yang disertai dengan keterangan deskriptif dari presentasi yang ditemukan dalam skor ideal maupun skor terendah dari butir-butir angket yang hasilnya berada pada rentang kriteria Interpretasi Skor
Angka 0 % - 20 % = Sangat Lemah
Angka 21 % - 40 % = lemah
Angka 41 % - 60 % = Cukup
Angka 61 % - 80 % = Kuat
Angka 81 % - 100 % = Sangat kuat
Berdasarkan rentang skor ini maka dapat dikatakan bahwa uji hipotesis telah Nampak dalam penskoran dan tinggal diberi keterangan untuk memperjelas temuan untuk setiap item yang berkontribusi untuk pengembangan karakter. Berdasarkan alas an metodologis ini maka sistematisasi skor dapat dipaparkan sbb:

Pernyataan No. 1 (Pertobatan)
Menjawab 5 (Sangat Setuju) = 41 orang
Menjawab 4 (Setuju) = 10 orang
Menjawab 3 (Ragu) = - orang
Menjawab 2 (Kurang Setuju) = - orang
Menjawab 1 (Tidak Setuju) = - orang

Penghitungan skor dengan cara:
Jumlah skor untuk 41 Orang menjawab 5 : 41 x 5 = 205
Jumlah skor untuk 10 Orang menjawab 4 : 10 x 4 = 40
Jumlah skor untuk 5 Orang menjawab 3 : 0 x 3 = -
Jumlah skor untuk 3 Orang menjawab 2 : 0 x 2 = -
Jumlah skor untuk 4 Orang menjawab 1 : 0 x 1 = -
Jumlah = 245
Jumlah skor ideal untuk item No. 1 (skor tertinggi) = 5 x 51 = 255 (SS)
Jumlah skor terendah = 1 x 51 = 51 (TS)
Berdasarkan data (item No. 1) yang diperoleh dari 51 responden (jumlah siswa dan guru), maka Pendidikan Agama Kristen terletak pada daerah sangat setuju yang secara kontinum dapat dilihat seperti:
0 51 102 210 230 245 255
¬¬ TS KS R S SS
Jadi, berdasarkan data (item No. 1) yang diperoleh dari 51 responden, maka pengaruh Pendidikan Agama Kristen di SMP Kristen , terhadap pertobatan yaitu 245/255 x 100 % = 96,07 % tergolong SANGAT KUAT. Presentase kelompok responden untuk item No. 1 dapat dilihat seperti:
0 20 40 44 60 80 100
Sangat lemah lemah ukup Kuat Sangat
kuat Keterangan: Kriteria Interpretasi Skor
Angka 0 % - 20 % = Sangat Lemah
Angka 21 % - 40 % = lemah
Angka 41 % - 60 % = Cukup
Angka 61 % - 80 % = Kuat
Angka 81 % - 100 % = Sangat kuat
Berdasarkan interpretasi skor tersebut di atas yaitu para siswa dan guru memberi penilaian bahwa pertobatan sangat penting bagi setiap orang Kristen maka Pendidikan Agama Kristen yang dilaksanakan di SMP Kristen mesti berpengaruh pada pertobatan.
Pernyataan No. 2 (Menguatkan iman pada Yesus)
Menjawab 5 (Sangat Setuju) = 32 orang
Menjawab 4 (Setuju) = 19 orang
Menjawab 3 (Ragu) = - orang
Menjawab 2 (Kurang Setuju) = - orang
Menjawab 1 (Tidak Setuju) = - orang
Penghitungan skor dengan cara:
Jumlah skor untuk 32 Orang menjawab 5 : 32 x 5 = 160
Jumlah skor untuk 19 Orang menjawab 4 : 19 x 4 = 76
Jumlah skor untuk 5 Orang menjawab 3 : 0 x 3 = -
Jumlah skor untuk 3 Orang menjawab 2 : 0 x 2 = -
Jumlah skor untuk 4 Orang menjawab 1 : 0 x 1 = -
Jumlah = 236
Jumlah skor ideal untuk item No. 1 (skor tertinggi) = 5 x 51 = 255 (SS)
Jumlah skor terendah = 1 x 51 = 51 (TS)
Berdasarkan data (item No. 2) yang diperoleh dari 51 responden (jumlah siswa dan guru), maka Pendidikan Agama Kristen yang berpengaruh pada menguatkan iman kepada Tuhan Yesus terletak pada daerah sangat setuju yang secara kontinum dapat dilihat seperti:
0 51 102 210 230 236 255
¬¬ TS KS R S SS
Jadi, berdasarkan data (item No. 2) yang diperoleh dari 51 responden, maka pengaruh Pendidikan Agama Kristen di SMP Kristen, terhadap PAK yang menguatkan iman kepada Yesus yaitu 236/255 x 100 % = 92,54 % tergolong SANGAT KUAT. Hal ini dapat diperhatikan dalam criteria interpretasi skor.
Pernyataan No.3 ( Rajin membaca Alkitab )
Menjawab 5 (Sangat Setuju) = 18 orang
Menjawab 4 (Setuju) = 22 orang
Menjawab 3 (Ragu) = 10 orang
Menjawab 2 (Kurang Setuju) = 1 orang
Menjawab 1 (Tidak Setuju) = - orang
Penghitungan skor dengan cara:
Jumlah skor untuk 18 Orang menjawab 5 : 18 x 5 = 90
Jumlah skor untuk 22 Orang menjawab 4 : 22 x 4 = 88
Jumlah skor untuk 10 Orang menjawab 3 : 10 x 3 = 30
Jumlah skor untuk 1 Orang menjawab 2 : 1 x 2 = 2
Jumlah skor untuk 4 Orang menjawab 1 : 0 x 1 = -
Jumlah = 210
Jumlah skor ideal untuk item No. 1 (skor tertinggi) = 5 x 51 = 255 (SS)
Jumlah skor terendah = 1 x 51 = 51 (TS)
Berdasarkan data (item No. 3) yang diperoleh dari 51 responden (jumlah siswa dan guru), maka Pendidikan Agama Kristen yang berpengaruh pada rajin membaca Alkitab terletak pada daerah Ragu-ragu yang secara kontinum dapat dilihat seperti:
0 51 102 210 230 255
¬¬ TS KS R S SS
Jadi, berdasarkan data (item No. 3) yang diperoleh dari 51 responden, maka pengaruh Pendidikan Agama Kristen di SMP Kristen, terhadap PAK yang berpengaruh pada kerajinan membaca Alkitab yaitu 210/255 x 100 % = 82,35 % tergolong SANGAT KUAT. Hal ini dapat diperhatikan dalam criteria interpretasi skor
Pernyataan No. 4 ( PAK diajarkan pada siapa saja yg mau belajar ) Menjawab 5 (Sangat Setuju) = 17 orang
Menjawab 4 (Setuju) = 25 orang
Menjawab 3 (Ragu) = 5 orang
Menjawab 2 (Kurang Setuju) = 4 orang
Menjawab 1 (Tidak Setuju) = - orang

Penghitungan skor dengan cara:
Jumlah skor untuk 17 Orang menjawab 5 : 17 x 5 = 85
Jumlah skor untuk 25 Orang menjawab 4 : 25 x 4 = 100
Jumlah skor untuk 5 Orang menjawab 3 : 5 x 3 = 15
Jumlah skor untuk 4 Orang menjawab 2 : 4 x 2 = 8
Jumlah skor untuk - Orang menjawab 1 : 0 x 1 = -
Jumlah = 208
Jumlah skor ideal untuk item No. 1 (skor tertinggi) = 5 x 51 = 255 (SS)
Jumlah skor terendah = 1 x 51 = 51 (TS)
Berdasarkan data (item No.4) yang diperoleh dari 51 responden (jumlah siswa dan guru), maka Pendidikan Agama Kristen yang berpengaruh pada siapa saja yang mau belajar terletak pada daerah ragu-ragu yang secara kontinum dapat dilihat seperti:
0 51 102 208 210 230 255
¬¬ TS KS R S SS

Jadi, berdasarkan data (item No. 4) yang diperoleh dari 51 responden, maka pengaruh Pendidikan Agama Kristen di SMP Kristen, terhadap PAK untuk setiap orang yang mau belajar yaitu 208/255 x 100 % = 81,56 % tergolong SANGAT KUAT. Hal ini dapat diperhatikan dalam criteria interpretasi skor yang dikemukan di atas.
Pernyataan No. 5 ( Menjadi murid Kristus )
Menjawab 5 (Sangat Setuju) = 32 orang
Menjawab 4 (Setuju) = 19 orang
Menjawab 3 (Ragu) = - orang
Menjawab 2 (Kurang Setuju) = - orang
Menjawab 1 (Tidak Setuju) = - orang
Penghitungan skor dengan cara:
Jumlah skor untuk 32 Orang menjawab 5 : 32 x 5 = 160
Jumlah skor untuk 19 Orang menjawab 4 : 19 x 4 = 76
Jumlah skor untuk 5 Orang menjawab 3 : 0 x 3 = -
Jumlah skor untuk 3 Orang menjawab 2 : 0 x 2 = -
Jumlah skor untuk 4 Orang menjawab 1 : 0 x 1 = -
Jumlah = 236
Jumlah skor ideal untuk item No. 1 (skor tertinggi) = 5 x 51 = 255 (SS)
Jumlah skor terendah = 1 x 51 = 51 (TS)
Berdasarkan data (item No. 5) yang diperoleh dari 51 responden (jumlah siswa dan guru), maka Pendidikan Agama Kristen yang berpengaruh supaya setiap orang percaya menjadi murid Kristus terletak pada daerah sangat setuju yang secara kontinum dapat dilihat seperti:

0 51 102 210 230 236 255
¬¬ TS KS R S SS

Pernyataan No. 6 ( Menguatkan iman orang Kristen )
Menjawab 5 (Sangat Setuju) = 22 orang
Menjawab 4 (Setuju) = 28 orang
Menjawab 3 (Ragu) = 1 orang
Menjawab 2 (Kurang Setuju) = - orang
Menjawab 1 (Tidak Setuju) = - orang

Penghitungan skor dengan cara:
Jumlah skor untuk 22 Orang menjawab 5 : 22 x 5 = 110
Jumlah skor untuk 28 Orang menjawab 4 : 28 x 4 = 112
Jumlah skor untuk 1 Orang menjawab 3 : 1 x 3 = 3
Jumlah skor untuk 3 Orang menjawab 2 : 0 x 2 = -
Jumlah skor untuk 4 Orang menjawab 1 : 0 x 1 = -
Jumlah = 225
Jumlah skor ideal untuk item No. 6 (skor tertinggi) = 5 x 51 = 255 (SS)
Jumlah skor terendah = 1 x 51 = 51 (TS)
Berdasarkan data (item No. 6) yang diperoleh dari 51 responden (jumlah siswa dan guru), maka Pendidikan Agama Kristen yang berpengaruh pada menguatkan iman orang Kristen terletak pada daerah setuju yang secara kontinum dapat dilihat seperti:
0 51 102 210 225 230 255
¬¬ TS KS R S SS

Jadi, berdasarkan data (item No. 6) yang diperoleh dari 51 responden, maka pengaruh Pendidikan Agama Kristen di SMP Kristen , terhadap PAK yang menguatkan iman orang Kristen yaitu 225/255 x 100 % = 88,23 % tergolong SANGAT KUAT. (lihat Kriteria Interpretasi Skor)

Pernyataan No. 7 ( PAK tidak diajarkan pada anak-anak di Gereja )
Menjawab 5 (Sangat Setuju) = 2 orang
Menjawab 4 (Setuju) = - orang
Menjawab 3 (Ragu) = 2 orang
Menjawab 2 (Kurang Setuju) = 10 orang
Menjawab 1 (Tidak Setuju) = 37 orang

Penghitungan skor dengan cara:
Jumlah skor untuk 2 Orang menjawab 5 : 2 x 5 = 10
Jumlah skor untuk - Orang menjawab 4 : - x 4 =
Jumlah skor untuk 2 Orang menjawab 3 : 2 x 3 = 6
Jumlah skor untuk 10 Orang menjawab 2 : 10 x 2 = 20
Jumlah skor untuk 37 Orang menjawab 1 : 37 x 1 = 37
Jumlah = 73
Jumlah skor ideal untuk item No. 7 (skor tertinggi) = 5 x 51 = 255 (SS)
Jumlah skor terendah = 1 x 51 = 51 (TS)
Berdasarkan data (item No.7 ) yang diperoleh dari 51 responden (jumlah siswa dan guru), tentang Pendidikan Agama Kristen yang berpengaruh pada PAK yang tidak diajarkan di gereja terletak pada daerah kurang setuju yang secara kontinum dapat dilihat seperti:
0 51 73 102 210 230 255
¬¬ TS KS R S SS

Jadi, berdasarkan data (item No. 7) yang diperoleh dari 51 responden, maka pengaruh Pendidikan Agama Kristen di SMP Kristen, terhadap PAK yang menguatkan iman kepada Yesus yaitu 73/255 x 100 % = 28, 62 % tergolong LEMAH. (lihat Kriteria Interpretasi Skor)

Pernyataan No. 8 ( PAK di Gereja diajarkan oleh Pendeta )
Menjawab 5 (Sangat Setuju) = 25 orang
Menjawab 4 (Setuju) = 20 orang
Menjawab 3 (Ragu) = 4 orang
Menjawab 2 (Kurang Setuju) = 1 orang
Menjawab 1 (Tidak Setuju) = 1 orang

Penghitungan skor dengan cara:
Jumlah skor untuk 25 Orang menjawab 5 : 25 x 5 = 125
Jumlah skor untuk 20 Orang menjawab 4 : 20 x 4 = 80
Jumlah skor untuk 4 Orang menjawab 3 : 4 x 3 = 12
Jumlah skor untuk 1 Orang menjawab 2 : 1 x 2 = 2
Jumlah skor untuk 1 Orang menjawab 1 : 1 x 1 = 1
Jumlah = 220
Jumlah skor ideal untuk item No. 1 (skor tertinggi) = 5 x 51 = 255 (SS)
Jumlah skor terendah = 1 x 51 = 51 (TS)
Berdasarkan data (item No. 5) yang diperoleh dari 51 responden (jumlah siswa dan guru), maka Pendidikan Agama Kristen yang berpengaruh pada PAK di Gereja diajarkan Pendeta terletak pada daerah setuju yang secara kontinum dapat dilihat seperti:
0 51 102 210 220 230 255
¬¬ TS KS R S SS
Jadi, berdasarkan data (item No. 8) yang diperoleh dari 51 responden, maka pengaruh Pendidikan Agama Kristen di SMP Kristen , terhadap PAK di Gereja diajarkan Pendeta yaitu 220/255 x 100 % = 86, 27 % tergolong SANGAT KUAT. (lihat Kriteria Interpretasi Skor)
Jadi, berdasarkan data (item No. ...) yang diperoleh dari 51 responden, maka pengaruh Pendidikan Agama Kristen di SMP Kristen , terhadap PAK yang menguatkan iman kepada Yesus yaitu 236/255 x 100 % = 92,54 % tergolong SANGAT KUAT. (lihat Kriteria Interpretasi Skor)

SELANJUTNYA POSTINGAN TENTANG KUALITAS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN dan RUMUSAN JUDUL PENELITIAN

Saya menyadari bahwa untuk mencari judul penelitian dan masalah penelitian tidaklah gampang. Butuh usaha seperti sering dengan teman atau pihak lain yang mengerti PAK. Bagi mereka yang menaruh minat bagaimana meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Kristen di sekolah maka malam ini saya posting sekilas pergumulan tentang Kualitas PAK. Anda bisa mencari uraian saya tentang kualitas dalam orasi Ilmiah saya.
Proses pendidikan Agama Kristen di sekolah adalah proses yang dilaksanakan di atas kurikulum. Oleh karena itu maka Pendidikan Agama Kristen di Sekolah haruslah Pendidikan yang berkualitas. Apa itu kualitas? Ada banyak definisi tentang kualitas. Saya telah membahasnya secara panjang lebar dalam orasi ilmiah tentang kualitas pelayanan. Kini saya posting secara singkat apa itu kualitas.
Kualitas pendidikan Agama Kristen yang dimaksud dalam postingan ini tidak dapat dipisahkan dari kualitas sumber daya manusia di sekolah. Dalam hal ini Guru Pendidikan Agama Kristen. Guru Pendidikan Agama Kristenlah yang berperan sebagai pengajar dan pendidik Agama Kristen di sekolah. Kebutuhan demikian menghadirkan guru PAK yang memiliki latar belakang studi dan lamanya studi sesuai aturan. Bukan kuliah singkat, ijazah singkat.
Pendidikan Agama Kristen haruslah pendidikan yang berkualitas. Oleh sebab itu sekolah mampu memenuhi kebutuhan sumber daya manusia baik jumlah maupun kualitas dengan meningkatkan sumberdaya pendidikan untuk memasok kebutuhan sumber daya manusia sesuai dengan permintaan dan meningkatkan proses pendidikan di tingkat pendidikan dengan mengembangkan unsur-unsur pokok dan penunjang yang diperlukan.
Jadi, kualiatas Pendidikan Agama Kristen yang dimaksud dalam postingan ini yaitu yaitu proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen yang berdaya mampu merubah secara signifikan terhadap kehidupan peserta didik. Perubahan itu meliputi tiga kemampuan sesuai teori Benyamin Bloom. Perubahan yang dimaksud yaitu perubahan kognitif, afektif dan psikomotorik. Dengan kata lain kualitas PAK di sekolah hendaknya mewujudkan proses sabda Tuhan: Agar anak mampu mengalami perubahan dalam mengasihi Tuhan dengan segenap akal budi, segenap jiwa, segenap kekuatanPerubahan demikian dapat disebut sebagai ketercapaian tujuan pengajaran Pendidikan Agama Kristen. Dengan kata lain, sejauh mana Pendidikan Agama Kristen berhasil mencapai tujuan.
Upaya mencapai tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah salah satu indikator kualitas pembelajaran PAK di sekolah, usaha ini tentunya melibatkan banyak pihak. Dalam sejarah perkembangan praktek Pendidikan Agama Kristen, menurut E.G.Homrighausen dan I.H. Enklaar (1996:23) ada aliran atau kelompok pemikiran Kristen yang mengutamakan aspek pengajaran, dan aliran yang lain menekankan tentang aspek pengalaman keagamaan. Aliran yang menekankan pengajaran atau pendidikan hendak membangun kepercayaan Kristen dalam diri siswa melalui penyampaian pengetahuan oleh seorang pendidik Kristen. Sedangkan aliran yang menekankan pengalaman rohani siswa lebih mengarahkan perhatian pada perkembangan diri siswa. Kelompok ini menekankan pendidikan Kristen pada pengalaman perorangan untuk menjadi pribadi-pribadi yang jujur dan luhur secara pribadi dalam sebuah masyarakat.

Penjelasan singkat di atas kita bisa rumuskan judul:

HUBUNGAN atau PENGARUH KUALITAS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN TERHADAP KEMAMPUAN PESERTA DIDIK BERKARYA DALAM ERA MEA
PENGARUH KUALITAS PAK TERHADAP SEMANGAT PENGINJILAN PESERTA DIDIK ........

Tujuan Pendidikan Kristen

Pendidikan Kristen dari masa ke masa mengalami perkembangan, khususnya dalam rumusan tujuan Pendidikan Agama Kristen. Ada banyak formula atau rumusan tujuan pendidikan Kristen yang dikemukakan pendidik Kristen (ahli praktika maupun dogmatika/teolog). Formula-formula itu tidak dapat dideskripsikan secara menyeluruh dalam postingan ini, disini hanya dikemukakan beberapa formula rumusan tujuan Pendidikan Kristen.

Marthen Luther memang tidak memakai istilah tujuan pendidikan Kristen karena istilah ini dipakai secara teratur setelah pokok pendidikan itu dijadikan sebagai ilmu tersendiri. Akan tetapi dari karya dan perhatian Luther terhadap pendidikan maka dapat dirumuskan tujuan pendidikan Kristen menurut Marhin Luther yaitu menyadarkan anak didik dan orang dewasa tentang keadaan mereka yang sebenarnya, yaitu mereka orang berdosa. Maka setiap warga harus bertobat dan berseru kepada Allah agar diampuni. Dengan kata lain, tujuan pendidikan Kristen menurut Marhin Luther yaitu melibatkan semua warga jemaat, khususnya yang muda dalam rangka belajar teratur dan tertib agar semakin sadar akan dosa mereka serta bergembira dalam Firman Yesus Kristus yang memerdekakan mereka di samping memperlengkapi mereka dengan sumber iman, khususnya pengalaman berdoa, Firman tertulis, Alkitab, dan rupa-rupa kebudayaan sehingga mereka mampu melayani sesamanya termasuk masyarakat dan negara serta mengambil bagian secara bertanggungjawab dalam persekutuan kristen yaitu Gereja (Robert R. Boehlke, 2002:340)

Menurut Calvin, pendidikan Kristen adalah proses pemupukan akal orang-orang percaya dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja sehingga di dalam diri mereka dihasilkan pertumbuhan rohani yang berkesinambungan yang diaplikasikan semakin mendalam melalui pengabdian diri kepada Yesus Kristus, berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya.

Berdasarkan pemahaman Calvin tentang pendidikan Kristen maka menurut John Calvin, tujuan Pendidikan Kristen adalah mendidik semua warga gereja agar mereka dilibatkan dalam penelaahan Alkitab secara cerdas sebagaimana dibimbing oleh Roh Kudus, diajar mengambil bagian dalam kebaktian serta diperlengkapi untuk memilih cara-cara mewujudkan suatu pengabdian diri kepada Tuhan Yesus Kristus dalam kehidupan mereka sehari- hari, serta hidup bertanggung jawab di bawah kedaulatan Allah, demi kemuliaan namaNya sebagai lambang ucapan syukur mereka yang dipilih dalam Yesus Kristus.
Menurut E.G.Homrighausen dan I.H. Enklaar, tujuan pendidikan Kristen yaitu:

a. Memimpin siswa pada pengenalan akan peristiwa-peristiwa ilahi dalam Alkitab dan pengajaran-pengajaran yang ada dalam Alkitab
b. Membimbing siswa dengan kebenaran firman Allah yaitu Alkitab
c. Mendorong siswa melakukan mempraktekkan ajaran-ajaran Alkitab
d. Meyakinkan siswa tentang kebenaran-kebenaran Alkitab untuk pemecahan masalah dalam kehidupan.
Tujuan utama Pendidikan Kristen ialah membawa peserta didik untuk mengalami perjumpaan dengan Kristus, mengasihi Allah dengan sungguh-sungguh, hidup dalam keataatan serta mampu mempraktekkan imannya dalam kehidupan sehari hari.
Selain tujuan di atas, ada pula tujuan pendidikan Kristen di sekolah diselenggarakan dengan arah yang jelas. Arah itu disebut dengan tujuan. Ada tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan Kristen di sekolah. Dalam konteks ini, ada beragam pandangan tentang tujuan pendidikan di sekolah. Pembahasan ini sengaja dipisahkan dengan tujuan pendidikan Kristen menurut Kurikulum Pemerintah karena di dalam kurikulum pemerintah telah dirumuskan tujuan pendidikan Kristen mulai dari SD sampai Perguruan Tinggi. Dalam kurikulum pemerintah telah dirumuskan “Standar Kompetensi” dan “Kompetensi Dasar” serta indikator-indikatornya. Dengan demikian pembahasan tujuan pendidikan Kristen dalam bahasan ini hendak mengemukakan beragama pandangan tentang pendidikan Kristen kemudian pada pokok “pendidikan Kristen di Sekolah sesuai Kurikulum Pemerintah RI, akan dibahas tujuan pendidikan
Kristen di sekolah berdasarkan rumusan tujuan atau standar kompetensi yang dikeluarkan pemerintah.

CONTOH BAB IV (Analisis Data )

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Tabel 4.1 Statistics Keteladanan Guru PAK dan Kualitas PAK Pembentukan Karakter Siswa N Valid 30 30 30 Missing 65 65 65 Mean 82.57 80.87 84.13 Std. Error of Mean 1.595 1.672 1.544 Median 80.50 79.00 82.50 Mode 80 81 92 Std. Deviation 8.736 9.160 8.456 Variance 76.323 83.913 71.499 Skewness .326 .500 -.417 Std. Error of Skewness .427 .427 .427 Kurtosis -.342 -.349 -.576 Std. Error of Kurtosis .833 .833 .833 Range 35 35 32 Minimum 64 64 65 Maximum 99 99 97 Sum 2477 2426 2524 Percentiles 25 76.00 73.75 79.00 50 80.50 79.00 82.50 75 88.25 87.75 92.00
Pada tabel diatas dapat dilihat pada kedua variabel, dimana jumlahsampelmasing-masing variabel yang valid adalah30. Ini artinya semua data bisa diproses. Rata-rata Keteladanan Guru PAK menunjukkan 82,57 dengan standar error rata-rata 1,595 dan rata-rata Kualitas PAK adalah 80,87 dengan standar error rat-ratanya 1,672, serta rata-rata Pembentukan Karakter Siswa menunjukkan 119,31 dengan standar error rata-ratanya 84,13.
Dari data pada table statistik di atas dapat juga diprediksi tingkat kecondongan atau kemiringan data (skewness) dan kecuraman distribusi data (kurtosis). Untuk itu dilakukan penghitungan dengan membuat ukuran perbandingan untuk kedua variable.
Tabel 4.2

Keteladanan Guru PAK Kualitas PAK Pembentukan Karakter Siswa

Skewness/ SE Skewness 0,326/ 0,427 =0,763 0,500/ 0,427 =1,171 -0,417/ 0,427 =-0,977 Kurtosis/ SE Kurtosis -0,342/ 0,833 =-0,411 -0,349/ 0,833 =-0,419 -0,576/ 0,833 =-0,691 Secara teori jika perbandingan Skewnees/SE dan Kurtosis/SE bernilai kurang dari -2 atau lebih dari + 2 maka distribusi data tidak normal. Dan jika nilai perbandingan itu sama dengan nol atau berada antara -2 sampai dengan +2, maka distribusi data adalah normal. Sehingga dari hasil perhitungan tersebut dapat diprediksi bahwa distrbusi kedua data tersebut normal atau mendekati normal. Jadi dapat disimpulkan bahwa kecenderungan ketiga data tersebut mengumpul disekitar nilai rata-ratanya dari data kedua variabel.
a) Keteladanan Guru PAK Tabel 4.3 Keteladanan Guru PAK Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 64 1 1.1 3.3 3.3 70 1 1.1 3.3 6.7 74 2 2.1 6.7 13.3 75 2 2.1 6.7 20.0 76 2 2.1 6.7 26.7 78 2 2.1 6.7 33.3 79 1 1.1 3.3 36.7 80 4 4.2 13.3 50.0 81 2 2.1 6.7 56.7 82 2 2.1 6.7 63.3 83 1 1.1 3.3 66.7 86 1 1.1 3.3 70.0 87 2 2.1 6.7 76.7 92 1 1.1 3.3 80.0 94 2 2.1 6.7 86.7 95 1 1.1 3.3 90.0 96 1 1.1 3.3 93.3 99 2 2.1 6.7 100.0 Total 30 31.6 100.0 Missing System 65 68.4 Total 95 100.0 Pada table frekuensidapatdilihat, skala Keteladanan Guru PAK minimum dengan nilai 64sebanyak 1 orang danpersentasinya 1,1% danskalamaksimumnya dengan nilai 99 sebanyak 2 orang danpersentasinya 2,1%. Gambar 4.1 Gambar histogram diatas terlihat grafik data berbentuk seperti lonceng (kurva normal), ini artinya distribusi data adalah normal atau mendekati normal. Penyebaran data juga terlihat berada disekitar rata-rata data Keteladanan Guru PAK. b) Kualitas PAK

Tabel 4.4 Kualitas PAK Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 64 1 1.1 3.3 3.3 67 1 1.1 3.3 6.7 71 1 1.1 3.3 10.0 72 2 2.1 6.7 16.7 73 2 2.1 6.7 23.3 74 1 1.1 3.3 26.7 76 1 1.1 3.3 30.0 77 2 2.1 6.7 36.7 78 2 2.1 6.7 43.3 79 3 3.2 10.0 53.3 80 1 1.1 3.3 56.7 81 4 4.2 13.3 70.0 84 1 1.1 3.3 73.3 87 1 1.1 3.3 76.7 90 2 2.1 6.7 83.3 92 1 1.1 3.3 86.7 96 1 1.1 3.3 90.0 97 1 1.1 3.3 93.3 98 1 1.1 3.3 96.7 99 1 1.1 3.3 100.0 Total 30 31.6 100.0 Missing System 65 68.4 Total 95 100.0 Pada table frekuensidapatdilihat, skala Kualitas PAK minimum dengan nilai 64sebanyak 1 orang danpersentasinya 1,1% danskalamaksimumnya dengan nilai 99 sebanyak 1 orang danpersentasinya 1,1%. Gambar 4.2

c) Pembentukan Karakter Siswa

Tabel 4.4 Pembentukan Karakter Siswa Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 65 1 1.1 3.3 3.3 69 1 1.1 3.3 6.7 71 1 1.1 3.3 10.0 73 1 1.1 3.3 13.3 75 1 1.1 3.3 16.7 78 1 1.1 3.3 20.0 79 3 3.2 10.0 30.0 80 1 1.1 3.3 33.3 81 2 2.1 6.7 40.0 82 3 3.2 10.0 50.0 83 1 1.1 3.3 53.3 87 1 1.1 3.3 56.7 88 1 1.1 3.3 60.0 89 2 2.1 6.7 66.7 91 1 1.1 3.3 70.0 92 5 5.3 16.7 86.7 93 1 1.1 3.3 90.0 95 1 1.1 3.3 93.3 96 1 1.1 3.3 96.7 97 1 1.1 3.3 100.0 Total 30 31.6 100.0 Missing System 65 68.4 Total 95 100.0 SkalaPembentukan Karakter Siswaminimum dengan nilai 65 dan frekuensinyasebanyak 1 orang sertapersentasinya 1,1% danskalamaksimumnyadengan nilai 97dan frekuensinyasebanyak1 orang sertapersentasinya 1,1%.

Gambar 4.3
Gambar histogram pada data Pembentukan Karakter Siswa juga terlihat berbentuk seperti lonceng (kurva normal), ini artinya distribusi data Pembentukan Karakter Siswa adalah normal atau mendekati normal. Penyebaran data juga terlihat berada disekitar rata-rata data Pembentukan Karakter Siswa dan ekornya sedikit juling ke kiri.

B. Pengujian Persyaratan Analisis

1. Uji Normalitas Tujuan Uji ini dilakukan adalah untuk menguji asumsi bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

a) Keteladanan Guru PAK

Tabel 4.5 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Keteladanan Guru PAK .159 30 .051 .949 30 .158 a. Lilliefors Significance Correction Pada kolomKolmogorov-Smirnov, diperoleh Sig. 0,051 dandariShapiro-Wilk diperoleh Sig. 0,158. Apabila nilai Sig. Lebih besar (>) dari tingkatan alpha () yang telah ditentukan maka hipotesis dapat diterima. Karena hasil output pada Kolmogorov-Smirnovmenunjukkan nilai Sig. = 0,051> (0,05), begitu pula pada Shapiro-Wilkmenunjukkkan nilai Sig. = 0,158> (0,05) maka hipotesis dapat diterima dengan arti bahwa data Keteladanan Guru PAK berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Gambar 4.4 Hasil dari Normal Probability (Q-Q plot) memperlihatkan penyebaran dari data-data yang ada pada variabel (menggambarkan garis diagonal lurus), meskipun plot terlihat ada jarak antara plot satu dengan yang lainnya, namun plot-plot terletak mendekati atau berada di sekitar garis diagonal lurus (keadaan ideal dari data yang mengikuti distribusi normal). b) Kualitas PAK
Tabel 4.6 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig. Kualitas PAK .194 30 .005 .945 30 .127 a. Lilliefors Significance Correction Hasil output pada kolom Kolmogorov-Smirnovmenunjukkan nilai Sig. = 0,200 ≥  (0,05), begitu pula pada Shapiro-Wilkmenunjukkan nilai Sig. = 0,127> (0,05) maka hipotesis dapt diterima dengan arti bahwa data Kualitas PAK berasal dari populasi yang berdistribusinormal. Gambar 4.5 Hasil dari Normal Probability (Q-Q plot) memperlihatkan penyebaran dari data-data yang ada pada variabel (menggambarkan garis diagonal lurus), plot-plot terletak mendekati atau berada di sekitar garis diagonal lurus (keadaan ideal dari data yang mengikuti distribusi normal). c) Pembentukan Karakter Siswa

Tabel 4.7 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Pembentukan Karakter Siswa .125 30 .200* .951 30 .183 *. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction Hasil output pada kolom Kolmogorov-Smirnovmenunjukkan nilai Sig. = 0,200> (0,05), begitu pula pada Shapiro-Wilkmenunjukkkan nilai Sig. = 0,183> (0,05) maka hipotesis diterima dengan arti bahwa data Pebentukan Karakter Siswa berasal dari populasi yang berdistribusinormal. Gambar 4.6 Pada grafik Q-Q plot terlihat plot-plot berada dekat dengan garis diagonal dan bahkan ada jugayang menempel pada garis (mengikuti garis diagonal) di kanan maupun di kiri, maka dapat disimpulkan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Tabel 4.8 Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic df1 df2 Sig. Pembentukan Karakter Siswa Based on Mean .015 2 87 .985 Based on Median .044 2 87 .957 Based on Median and with adjusted df .044 2 83.145 .957 Based on trimmed mean .017 2 87 .983 Pada Based on Meandiperoleh nilai Sig. 0,985. Artinya variansi sampel sangat baik dan sesuai dengan kriteria hipotesis uji homogenitas, yaitu apabila nilai Sig. lebih besar (>) dari tingkatan alpha () yang telah ditentukan (0,05) maka hipotesis diterima atau homogen. Jadi dapat disimpulkan bahwa data sampel dari Keteladanan Guru PAK, Kualitas PAK dan Pembentukan Karakter Siswa berasal variansi yang sama atau homogen. 3. Uji Linieritas Tabel 4.9 ANOVA Table Pembentukan Karakter Siswa * Keteladanan Guru PAK Between Groups Within Groups Total (Combined) Linearity Deviation from Linearity Sum of Squares 1410.717 913.236 497.481 662.750 2073.467 df 17 1 16 12 29 Mean Square 82.983 913.236 31.093 55.229 F 1.503 16.535 .563 Sig. .239 .002 .859 Hasil yang diperoleh pada uji linieritas pertama pada ANOVAtable didapatkan nilai Sig. pada deviation from liniarity sebesar 0,859 antara Keteladanan Guru PAK dengan Pembentukan Karakter Siswa. Menurut kriterianya adalah jika nilai deviation from liniarity lebih besar dari taraf signifikansi yang ditentukan (0,05) berarti kedua data variabel berhubungan linier. Maka dapat disimpulkan bahwa Keteladanan Guru PAK terhadap Pembentukan KarakterSiswa bersifat linier. Artinya hubungan tersebut dapat dinyatakan dengan sebuah garis lurus. Apabila mempunyai hubungan yang linier positif, maka jika variabel satu meningkat, maka variabel yang lain juga akan meningkat. Tabel 4.10 ANOVA Table Pembentukan Karakter Siswa * Kualitas PAK Between Groups Within Groups Total (Combined) Linearity Deviation from Linearity Sum of Squares 1402.717 1153.668 249.049 670.750 2073.467 df 19 1 18 10 29 Mean Square 73.827 1153.668 13.836 67.075 F 1.101 17.200 .206 Sig. .455 .002 .998 Hasil yang diperoleh pada uji linieritas kedua pada ANOVAtable didapatkan nilai Sig. pada deviation from liniarity sebesar 0,998 antara Kualitas PAK dengan Pembentukan Karakter Siswa. Menurut kriterianya adalah jika nilai deviation from liniarity lebih besar dari taraf signifikansi yang ditentukan (0,05) berarti kedua data variabel berhubungan linier. Maka dapat disimpulkan bahwa Kualitas PAK terhadap Pembentukan Karakter Siswa bersifat linier. Artinya hubungan tersebut dapat dinyatakan dengan sebuah garis lurus. Apabila mempunyai hubungan yang linier positif, maka jika variabel satu meningkat, maka variabel yang lain juga akan meningkat.

C. Pengujian Hipotesis

1. Uji Korelasi Bivariate Tabel 4.11 Correlations Keteladanan Guru PAK Kualitas PAK Pembentukkan Karakter Siswa Keteladanan Guru PAK Pearson Correlation 1 .964** .664** Sig. (1-tailed) .000 .000 N 30 30 30 Kualitas PAK Pearson Correlation .964** 1 .746** Sig. (1-tailed) .000 .000 N 30 30 30 Pembentukkan Karakter Siswa Pearson Correlation .664** .746** 1 Sig. (1-tailed) .000 .000 N 30 30 30 **. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). Pada hasil analisis uji hubungan ketiga variabel diperoleh bahwa koefisien korelasi Keteladanan Guru PAK dengan Pembentukan Karakter Siswa adalah sebesar 0,664 berarti keeratan korelasi kedua variabel tersebut kuat, karena 0,60 s/d 0,799 berarti memiliki keeratan yang kuat. Dan nilai Sig. (1-tailed) sebesar 0,000 < taraf signifikan alpha (0,05). Hal ini berarti korelasi Keteladanan Guru PAK dengan Pembentukan Karakter Siswa adalah mempunyai hubungan yang positif dan signifikan. Selanjutnya diperoleh juga koefisien korelasi Kualitas PAK dengan Pembentukan Karakter Siswa adalah sebesar 0,764, artinya keratan korelasi kedua variabel juga kuat. Begitu pula dengan nilai Signifikansinya yaitu sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi alpha 0,05. Jadi, Kualitas PAK dengan Pembentukan Karakter Siswa mempunyai hubungan yang positif dan signifikan. Pedoman untuk memberikan skala pengukuran koefisien korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Lemah 0,20 – 0,399 Lemah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat Skala pengukuran koefisien diatas dapat dijelaskan bahwa hubungan antara Keteladanan Guru PAK dengan Pembentukan Karakter Siswa dikategorikan kuat, begitu juga dengan koefisien determinasinya berada pada kategori kuat. Begitu juga hubungan antara Kualitas PAK dengan Pembentukan Karakter Siswa dikategorikan kuat. Jadi hubungan kedua variabel yaitu Keteladanan Guru PAK dan Kualitas PAK memberi dampak yang positif terhadap Pembentukan Karakter Siswa.

2. Uji Regresi Linier Sederhana

Tabel 4.12 Variables Entered/Removeda Model Variables Entered Variables Removed Method 1 Kualitas PAK, Keteladanan Guru PAKb . Enter a. Dependent Variable: Pembentukan Karakter Siswa b. All requested variables entered. Tabel diatas memiliki pengertian bahwa semua variable yaitu Keteladanan Guru PAK, Kualitas PAK dan Pembentukan Karakter Siswa dimasukkan dengan metode Enter dan tidak ada yang dibuang. Hal ini bisa berkaitan dengan dukungan teori bahwa ketiga variabel tersebut tersebut saling mempengaruhi atau berhubungan, jadi ketiganya dibutuhkan dalam penelitian ini. Tabel 4.13 Model Summaryb Model 1 R .774a R Square .599 Adjusted R Square .569 Std. Error of the Estimate 5.551 Change Statistics R Square Change .599 F Change 20.151 df1 2 df2 27 Sig. F Change .000 a. Predictors: (Constant), Kualitas PAK, Keteladanan Guru PAK b. Dependent Variable: Pembentukan Karakter Siswa Hasil analisis regresi pada tabelModel Summary dapat dilihat R menunjukkan angka 0,774. Artinya, sebesar 0,774 atau 77,4% Pembentukan Karakter Siswa dapat diprediksikan dari Keteladanan Guru PAK dan Kualitas PAK sedangkan sisanya dari faktor-faktor lain. Kemudian R square (koefisiendeterminasi)diperoleh sebesar 0,599 atau 59,9% dari variable Keteladanan Guru PAK dan Kualitas PAKdapatdijelaskanmemiliki hubungan denganPembentukan Karakter Siswa,sedangkansisanyadijelaskanolehfaktor-faktor lain. Tabel 4.14 ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1241.647 2 620.823 20.151 .000b Residual 831.820 27 30.808 Total 2073.467 29 a. Dependent Variable: Pembentukan Karakter Siswa b. Predictors: (Constant), Kualitas PAK, Keteladanan Guru PAK Dari tabel ANOVA diatas, diperoleh F hitungadalah 20,151 dengantingkatsignifikansi(0,000). Olehkarenaprobabilitassignifikansi (0,000)lebihkecildaritaraf sinifikansi alpha yang ditentukan (0,05),maka regresi linier signifikan. Artinya, regresi ini dapat dipakai untuk memprediksi perubahan dalam Pembentukan Karakter Siswa melalui Keteladanan Guru PAK dan Kualitas PAKyang diperoleh oleh setiap siswa. 

3. Persamaan Regresi 

Tabel 4.15 Coefficientsa Model 1 (Constant) Keteladanan Guru PAK Kualitas PAK Unstandardized Coefficients B 34.606 -.745 1.374 Std. Error 9.853 .441 .421 Standardized Coefficients Beta -.770 1.488 T 3.512 -1.690 3.265 Sig. .002 .103 .003 Correlations Zero-order .664 .746 Partial -.309 .532 Part -.206 .398 Collinearity Statistics Tolerance .072 .072 VIF 13.980 13.980 

a. Dependent Variable: Pembentukan Karakter Siswa

Hasil analisis regresi juga diperoleh table coefficient dimanapada kolom Constant signifikansi diperoleh sebesar (0,002) lebih kecil dari taraf signifikansi alpha (0,05). Artinya, kedua variabel ini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap Pembentukan Karakter Siswa.
Persamaan regresi dengan acuan Y = a + b + cX maka dari kolomUnstandardized Coefficients (B) didapa tpersamaan regresi:Ŷ= 34,606– 0,745 +1,374X. Artinya, ketika Keteladann Guru PAK dan Kualitas PAK sama dengan nol ( X= 0 ), maka Pembentukan Karakter Siswa sebesar 33,606. Dan jika Keteladanan Guru PAK dikurangi sebanyak satu satuan, maka akan memberikan kontribusi pengurangan sebesar 0,745 atau 74,5% kepada Pembentukan Karakter Siswa. Jika Kualitas PAK ditingkatkan sebanyak satu satuan, maka akan memberikan kontribusi peningkatan sebesar 1,374 atau 137,4%. Jadi sangatlah jelas bahwa Keteladanan Guru PAK dan Kualitas PAK berdampak pada Pembentukan Karakter Siswa.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.