Pandemi Covid-19 belum dapat dipastikan kapan berakhir. Dalam konteks ini pendidikan yang diselenggarakan di Sekolah Tinggi Teologi, Institut Agama Kristen Negeri dan swasta yang eksis di Indonbesia tetap menjalankan proses belajar-mengajar dengan metodelogi yang berbeda dengan masa sebelum Covid-19. Metode belajar mengajar yang sering berlangsung secara konfensional (tatap muka di kelas/ruang kuliah) berubah menjadi pembelajaran secara daring atau online dengan memanfaatkan beragam teknologi yang berfungsi dalam membuat pembelajaran online. Ada yang memanfaatan situs atau website untuk melaksanakan pembelajaran online dengan metode blended learning, ada pula yang menggunakan aplikasi video conference untuk pembelajaran online.
Sekolah Tinggi Teologi di Indonesia
juga kini dan masa-masa yang mendatang (sebelum berakhir Corona-19) sudah,
sedang dan akan menggunakan beberapa aplikasi video konference untuk kegiatan
perkuliahan. Untuk maksud ini tentu penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa di
Sekolah Tinggi Teologi juga dapat merumuskan variabel-variabel penelitian yang
mengandung unsur kebaruan (novelty). Pada kesempatan ini, saya merumuskan
beberapa judul yang dapat diteliti secara ilmiah untuk kepentingan Skripsi,
Tesis dan Disertasi di Sekolah Tinggi Teologi. Berikut judul-judul tugas akhir
(karya ilmiah) mahasiswa:
A. Penelitian
dengan 2 variabel lebih
1. Penggembalaan
Virtual Berbasis Zoom dan Pertumbuhan Iman di Tengah Pandemi Corona-19
Judul ini dapat
dirumuskan menjadi penelitian kuantitatif (menguji teori) dengan merumuskan
variabel penelitian sbb:
Pengaruh Penggembalaan Virtual Berbasis
Zoom Terhadap Pertumbuhan Iman Jemaat .... di Tengah Pandemi Corona-19.
Hubungan Penggembalaan Virtual Berbasis
Zoom Terhadap Pertumbuhan Iman Jemaat .... di Tengah Pandemi Corona-19.
Kata yang
ditebalkan menunjukkan sifat studi yaitu studi korelasi. Artinya metode
penelitiannya kuantitatif dengan menggunakan studi korelasi. Judul yang pertama
menunjukkan penelitian yang sifatnya mencari sebab akibat, sedangkan judul yang
kedua menunjukkan penelitian yang sifatnya mencari apakah ada hubungan antara
variabel X dan Y
Bila hendak
meneliti secara kualitatif maka judul di atas dirumuskan menjadi:
Pertumbuhan Iman
Melalui Penggembalaan Virtual Berbasis Zoom di Jemaat .....
Penyebutan nama
tempat ini menunjukkan bahwa penelitian kualitatif yang hendak dilakukan adalah
penelitian yang memadukan kajian teori (buku-buku) dan penelitian lapangan
(mendapatkan data secara natural tentang pemanfaatan zoom terhadap pertumbuhan
iman). Dalam metodologi penelitian dapat dikemukakan metode analisis data
seperti Taksonomi Domain. Ingat dalam penelitian kualitatif yang menggunakan
penelitian lapangan, instrumen penelitian adalah peneliti atau orang yang
mengadakan penelitian. Peneliti adalah instrumen utama dan bukan kuesioner.
Kuesioner adalah pilihan-pilihan yang dilakukan oleh peneliti. Artinya untuk
mendapatkan data dari lapangan maka peneliti dapat menggunakan instrumen
seperti: observasi, kuisioner, wawancara, foto dll. Semuanya ini bertujuan
untuk mendapatkan data. Intinya peneliti atau orang yang membuat skripsi, tesis
dan disertasi yang menjadi instrumen utama dalam penelitian kualitatif. Ada
kasus yang menggelikan saya yakni ketika saya mengajukan sebuah judul artikel
ilmiah di sebuah jurnal, lalu ada catatan reviewer tentang metodelogi yang saya
pakai. Sebenarnya metodologinya sudah jelas yaitu metode penelitian kualitatif
dengan analisis data taksonomi domain. Bila reviewer ini paham metodologi
kualitatif maka dia tidak akan membuat catatan yang menggelikan saya. Dia
menyatakan bila dipakai pengamatan maka jelaskan buktinya. Pada hal apa yang
dikomentarai itu ada pada analisis data. Buktinya lihat metodologi yang
dipakai. Jelas bahwa metodologi yang saya pakai adalah kualitatif yaitu
penelitian yang tidak hanya mengkaji sebuah varibel penelitian dengan membaca
buku dan menuangkan dalam bagian teori tetapi penelitian yang dilanjutkan
dengan penelitian lapangan. Bukti observasi itu ada pada peneliti. Observasi itu
dilakukan pada tempat yang menjadi objek
penelitian. Tempat tersebut saya sudah jelaskan. Jadi, harusnya mengerti secara
baik metode penelitian kualitatif itu tidak seperti membaca buku dan menulis
tetapi ada kelanjutannya yaitu penelitian lapangan. Tentang aspek ini,
perhatikan dalam metodologi. Biasanya disebut demikian: metode penelitian yang
dipakai adalah penelitian kualitatif dan analisis datanya menggunakan taksonomi
domain. Ini berrati analisis data
menggunakan analisis domain. Domain itu ditemukan dalam tempat penelitian dan
diklasifikasikan dalam domain-domain yang lebih kecil. Misalnya seseorang
meneliti kucing terkuat di Kampung A. Setelah mengkaji sejumlah buku yang
menulis tentang kucing maka upaya selanjutnya yakni masuk dalam penelitian
lapangan. Dalam kajian literatur, umpanya kita menemukan bahwa kucing terkuat
yang diperoleh dari membaca sejumlah buku yaitu kucing Hitam. Ketika masuk
dalam penelitian di tempat A dengan mengadakan pengamatan beberapa waktu
ditemukan bahwa kucing belang-belang yang menjadi kucing terkuat di Kampung A.
Lalu domainnya dapat dikembangkan menjadi domain Kucing belang-belang kampung,
kucing belang-belang hasil perkawinan silang, kucing belang-belang impor.
Disini kita mengembangkan dalam 3 domain. Lalu diadakan analisis data.
Sekarang saya
lanjutkan lagi dengan judul yang lain.
Tingkat
Pemahaman Jemaat .... Tentang Gambar dan
Rupa Allah Menut Kejadian 1:26
Penelitian ini
dapat dilakukan dengan pendekatan eksegesis maupun pendekatan teologi.
Judul ini
menunjukkan penelitian kualitatif dengan penelitian lapangan. Bila tertarik
mengadakan penelitian ini maka setelah mengadakan penelitian dengan membaca
buku-buku Teologi (Tafsir Kejadian dan buku-buku Teologi yang membahas tentang
arti kata segambar dan serupa) dan dikemukakan dalam bab Teori (Bab II) maka
pada upaya selanjutnya untuk Bab IV (Temuan dan analisis data) di kemukakan
tentang hasil penelitian yang kita peroleh dari pengamatan kita tentang jemaat
yang telah ditetapkan sebagai tempat penelitian. Mungkin pengamatan tidak akan
menolong kita untuk mengertia secara baik tentang pemahaman jemaat tentang arti
segambar dan serupa Allah. Kita kemudian memilih metode wawancara dengan
jemaat. Dalam wawancara itu kita menemukan bahwa jemaat memiliki pemahaman yang
berbeda. Misalnya sebagian yang kita wawancarai tidak tidak mengerti tentang
kata segambar dan serupa, sedangkan sebagiannya ketika diwawancara menyatakan
bahwa mereka mengerti kata segambar dan serupa Allah. Pengertian mereka sesuai
dengan hasil penelitian kita dari sejumlah buku maupun tafsiran kata dengan
menggunakan bahasa Ibrani yang telah kita lakukan sebelum mengadakan penelitian
lapang. Hasil menunjukkan bahwa jemaat ada yang paham ada pula yang tidak
paham. Lalu kita tanya lagi jemaat. Apakah ada khotbah yang menguraikan tentang
makna segambar dan serupa Allah. Jemaat menyatakan tidak ada. Hasil ini
menunjukkan bahwa ada masalah dalam gembala jemaat yaitu gembala jemaat belum
berkhotbah tentang Kejadian 1:26 dengan uraian yang bersifat eksegesis maupun
penjelasan teologi tentang makna segambar dan serupa dengan Allah. Hasil
penelitian ini menolong kita untuk membuat sebuah rekomendasi pada Bab V yaitu
pada Saran yaitu hendaknya jemaat memikirkan studi lanjut untuk gembala jemaat.
Jadi berdasarkan
penjelasan saya di atas ada beberapa judul yang dapat diteliti oleh mereka yang
memilih program studi Teologi, sedangkan untuk Pendidikan Agama Kristen dapat
meneliti beberapa judul berikut ini.
Inovasi Guru
Pendidikan Agama Kristen dalam Memanfaatkan Konferensi Video dalam Proses
Pembelajaran secara Daring di SD ..... atau SMP .... atau SMA ....
Efektivitas
Pemanfaatan Aplikasi Zoom Dalam Pembelajaran Agama Kristen di SD .... SMP ....
SMA .... (Sesuaikan dengan tempat mengajar)
Efektivitas Pemanfaatan
Aplikasi Google Meet Dalam Pembelajaran Agama Kristen di SD .... SMP .... SMA
.... (Sesuaikan dengan tempat mengajar)
Peran Ibu dalam Menjadi
Guru di Rumah Bagi Anak di Masa Pandemi Covid-19
Demikian dan
semoga bermanfaat
Salam
Yonas Muanley