Blog ini berisi info pendidikan, tidak diperkenankan tampilan iklan dewasa. Silakan Baca Postingan baru 2024 tentang judul-judul penelitian mahasiswa dan masalah penelitian. Dilarang Keras Mengkopi Paste Artikel dalam Blog ini tanpa izin pemilik blog. Bila Anda mengkopi paste, saya akan laporkan ke DMCA dan blog Anda dapat dihapus.Copi paste dapat diketahui melalui www.google.co.id/. Selamat Paskah 2024. Imanuel

Sponsor

Sponsor

Wednesday, December 28, 2016

Contoh Bab I Penelitian Mahasiswa


Postingan ini bersifat menginspirasi mahasiswa Teologi untuk mendapatkan variabel penelitian. Contoh yang diberikan dalam postingan ini masih dalam konteks Bab I Penelitian Mahasiswa. Penelitian mahasiswa yang dimaksud disini yaitu penelitian mahasiswa dalam bentuk Skripsi, Tesis dan Disertasi yang diposting berikut ini merupakan variabel penelitian dalam bidang Teologi Kependetaan. Variabel yang diteliti adalah: Pengkhotbah, Khotbah dan Pertumbuhan Gereja.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Variabel penelitian yang hendak diteliti dalam tingkat disertasi ini yakni variabel tentang Pengkhotbah yang ditetapkan sebagai variabel bebas yang diberi simbol X1, dan variabel Khotbah yang ditetapkan sebagai variabel bebas kedua yang diberi simbol X2 sedangkan variabel utamanya yakni pertumbuhan gereja yang diberi simbol Y. Jadi, disertasi ini memiliki dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Bila variabel penelitian disertasi ini dirumuskan sebagai variabel penelitian maka rumusan variabel disertasi ini yakni: Pengaruh Pengkhotbah dan Khotbahnya terhadap Pertumbuhan Gereja dengan pengamatan empiris di Bekasi.
Penetapan tiga variabel di atas dilatarbelakangi oleh masalah penelitian. Masalah penelitian yaitu perbedaan antara harapan dan kenyataan, antara apa yang tertulis dengan apa yang dipraktikkan atau perbedaan antara teori dengan praktik. Selanjutnya berdasarkan pada teori masalah ini maka penulis mengemukakan masalah dari variabel penelitian sebagai berikut.
Pengkhotbah atau pembicara adalah orang yang menyampaikan khotbah atau orang yang berkhotbah, atau dapat disebut juru khotbah. Dalam terminologi Kristen, pengkhotbah adalah orang yang menyampaikan khotbah tentang firman Allah yang bersumber dari Alkitab. Dalam hal ini pengkhotbah adalah orang yang menyampaikan firman Allah secara monolog dalam ibadah Kristen.
Seorang pengkhotbah sebagaimana yang dimaksud dalam deskripsi di atas menegaskan bahwa seorang pengkhotbah adalah seorang yang pekerjaannya menyampaikan firman Tuhan dalam ibadah Kristen. Ibadah Kristen itu dapat berlangsung di rumah gereja pada hari Minggu dan pada hari-hari diluar hari Minggu mulai dari hari Senin sampai Sabtu.
Seorang pengkhotbah adalah seorang yang pekerjaannya menyampaikan atau memproklamasikan firman Tuhan kepada jemaat maka kehidupan seorang pengkhotbah juga harus sesuai dengan khotbahnya. Artinya seorang pengkhotbah adalah orang yang praktik hidupnya sesuai dengan apa yang dikhotbahkan. Dengan kata lain, seorang pengkhotbah perlu memiliki integritas dalam dirinya.
Pengkhotbah adalah penafsir resmi atas kitab suci yaitu kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Dalam Perjanjian Baru pemimpin-pemimpin yang dinarasikan dalam Kisah 13:27 yaitu para imam, ahli Taurat, orang Farisi adalah penafsir kitab suci. Mereka menafsirkan Perjanjian Lama. Sering terjadi yaitu mereka menafsirkan kitab suci secara legalisme (penafsiran pada apa yang tersurat dan mementingkan pelaksanaan hukum.
Dalam Alkitab diperoleh informasi tentang pengkhotbah palsu (II Kor. 4:2; Ef. 4:14; II Pet. 3:16). Pengkhotbah palsu adalah orang yang menafsirkan ayat-ayat Alkitab secara salah sehingga menyesatkan orang lain dan diri pengkhotbah. Sedangkan pengkhotbah yang benar adalah orang yang menafsirkan Alkitab secara benar (II Tim. 2:15). Untuk menjadi pengkhotbah maka ia harus mengalami kelahiran kembali (Yoh. 3:5-6), memiliki hati yang rindu akan firman Tuhan (Yer. 15:16; Maz. 19:8-1), memiliki sikap rendah hati (Kis. 20:19; Fil. 2:3), memiliki sikap hormat dan menghargai firman Tuhan (Maz. 119:6). Meyakini isi Alkitab adalah firman Allah ( 2 Tim. 3:16; II Pet. 1:2), memiliki iman yang benar (Ibr. 11:3, 6); memiliki pikiran yang diperbaharui (Rom, 12:1-2; I Kor. 2:14-16; Fil. 2:2-3); bergantung pada pimpinan Roh Kudus (I Kor. 2:7-16), suka berdoa dan merenungkan firman Tuhan (Maz. 1:2; 119:48; 78; 148; Yos. 1:8). Memiliki pengetahuan tentang hubungan PL dan PB (Yer. 31:31-34). Dengan kata lain seorang pengkhotbah adalah seorang intelektual yaitu orang yang tekun belajar, mempunyai pengetahuan yang luas, memiliki syarat akademis yaitu kemampuan dalam keseimbangan berpikir dan memiliki syarat spiritual seperti: kelahiran kembali, Lahir Baru (1Kor:14), Rendah Hati (Mat.11:25), Taat (Ez.7:10), Lapar dan haus Firman Tuhan (Mat.5:6).
Khotbah adalah salah satu cara yang dipakai untuk mengkomunikasikan pesan. Dalam tradisi Kristen, pesan ini didasarkan pada apa yang tertulis di dalam Alkitab atau yang biasa disebut kabar baik. Dalam bahasa Yunani, kabar baik ini disebut Yunani eungalion. Alkitab sebagai sumber pemberitaan Firman Tuhan melalui proses.
Khotbah dalam kekristenan pertama kali muncul dari praktik Yahudi. Kemudian, praktik tersebut berkembang di dalam liturgi Kristen.Khotbah di dalam gereja zaman Perjanjian Baru bersifat Injili, yaitu pidato dari perkembangan komunitas dan sebuah perluasan perkembangan misionaris. Khotbah bertujuan untuk menyampaikan pesan dalam Alkitab, seperti inti di dalam kehidupan, kematian, kebangkitan, dan pengharapan akan kedatangan Yesus Kristus. Pada masa mehidupan gereja awal, pengkhotbah itu adalah guru, pemimpin spiritual, dan apologetis. Gereja-gereja awal juga tidak membedakan khotbah dengan pengajaran. Dengan kata lain pengajaran adalah khotbah.
Pertumbuhan Gereja berhubungan erat dengan teologi baik dalam hal metodologi maupun isinya. Itulah sebabnya, fondasi-fondasi teologis yang langsung berkaitan erat dengannya perlu diperhatikan sebagai dasar perumusan prinsip-prinsip operasional dalam gerakan pertumbuhan Gereja. Di sini penulis hanya akan membahas dua prinsip teologis yaitu teologi misi dan eklesiologi tanpa bermaksud bahwa doktrin-doktrin lainnya tidak berhubungan dengan pertumbuhan gereja. Doktrin-doktrin Kristen memiliki hubungan integrasi satu sama lain dan tidak terpisahkan. Hanya saja, di sini, penulis akan fokus pada dua pokok teologis ini yang menurut penulis sangat dekat dengan definisi pertumbuhan Gereja di atas.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan masalah tersebut di atas maka dapat diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut:
Pertama, bagaimana pengaruh pengkhotbah dengan pertumbuhan gereja?
Kedua, bagaimana pengaruh khotbah dengan pertumbuhan gereja?
Ketiga, bagaimana pengaruh pengkhotbah dan khotbah terhadap pertumbuhan gereja?
Keempat, bagaimana faktor-faktor pertumbuhan gereja?
Kelima, Bagaimana pertumbuhan gereja secara kuantitatif?
Keenam, Bagaimana pertumbuhan gereja secara kualitatif?
Ketujuh, bentuk khotbah seperti apa yang berpengaruh terhadap pertumbuhan gereja?

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh pengkhotbah terhadap pertumbuhan gereja
2. Bagaimana pengaruh khotbah terhadap pertumbuhan gereja
3. Bagaimana pengaruh pengkhotbah dan khotbahnya secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama mempengaruhi pertumbuhan gereja

D. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatas pada:

1. pengaruh pengkhotbah terhadap pertumbuhan gereja
2. pengaruh khotbah terhadap pertumbuhan gereja
3. pengaruh pengkhotbah dan khotbahnya secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama mempengaruhi pertumbuhan gereja

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yakni:
1. Ingin mengetahui seberapa besar pengaruh pengkhotbah terhadap pertumbuhan gereja
2. Ingin mengetahui pengaruh khotbah terhadap pertumbuhan gereja
3. Ingin mengetahui pengaruh pengkhotbah dan khotbahnya secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama mempengaruhi pertumbuhan gereja

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.