Blog ini berisi info pendidikan, tidak diperkenankan tampilan iklan dewasa. Silakan Baca Postingan baru 2024 tentang judul-judul penelitian mahasiswa dan masalah penelitian. Dilarang Keras Mengkopi Paste Artikel dalam Blog ini tanpa izin pemilik blog. Bila Anda mengkopi paste, saya akan laporkan ke DMCA dan blog Anda dapat dihapus.Copi paste dapat diketahui melalui www.google.co.id/. Selamat Paskah 2024. Imanuel

Sponsor

Sponsor

Tuesday, April 10, 2018

Contoh Bab I dan II Skripsi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelayanan adalah kata umum, kata ini netral. Artinya kata pelayanan dapat dipakai oleh individu atau kelompok untuk mengabstraksikan sejumlah kegiatan yang dilakukan untuk membantu orang lain yang sedang memerlukan pertolongan. Pejabat pemerintah melakukan pelayanan bagi warga masyarakat, seorang lurah melakukan pelayanan untuk warganya, ketua RT dan RW melakukan pelayanan untuk warganya. Petugas keamanan melakukan pelayanan untuk sekenap warga Negara Indonesia. Kata pelayanan yang dipakai dalam konteks ini tentu maknanya berbeda dengan kata pelayanan yang digunakan dalam konteks iman Kristen.

Dalam konteks iman Kristen, pelayanan berarti melayani orang lain karena perintah TUHAN. Pelayanan demikian tentu berhubungan dengan panggilan TUHAN. Seseorang dapat melakukan pelayanan karena dipanggil oleh TUHAN. Ada bermacam-macam tugas pelayanan yang mesti dilakukan orang Kristen. Pekerjaan tersebut dapat dilakukan secara baik apa bila orang yang melakukan pekerjaan tersebut mendapat panggilan TUHAN. Ada yang mendapat panggilan TUHAN untuk secara spesifik melaksanakan tugas pemberitaan Injil, ada pula yang mendapat panggilan TUHAN untuk melakukan tugas penggembalaan jemaat, yang lain terpanggil untuk tugas mengajar.

Sering terjadi respon yang berbeda dari pribadi yang dipanggil oleh TUHAN. Ada yang merespon secara positif tetapi ada pula yang negative/tidak taat atas panggilan TUHAN terhadap dirinya untuk melakukan tugas yang diberikan oleh TUHAN.

Seorang teologi sistematik teologi yaitu Louis Berkhof menyatakan sikap manusia terhadap panggilan terhadap TUHAN dengan runtut pemahaman yaitu panggilan TUHAN terhadap seseorang hanya terjadi dalam kehidupan sadar. Artinya panggilan TUHAN tidak menyebabkan seseorang kehilangan akal. Namun dalam akal tersebut, orang yang mendapat panggilan TUHAN merenung dan akhirnya mengambil keputusan menjawab panggilan TUHAN. Selanjutnya berkhof menyatakan: “Panggilan itu menggerakkan pemahaman manusia, yang dipenuhi dengan pengertian spiritual menuju kepada kebenaran, dan melalui pemahaman mempengaruhi kehendak manusia secara efektif, sehingga orang berdosa berbalik kepada Allah. Panggilan internal menuju kepada pertobatan yaitu suatu kesadaran untuk berbalik dari dosa menuju kepada kesucian”.(Luis Berkof, 1997:168)

Dari pernyataan di Atas Bahwa, jika seseorang dipanggil Allah untuk melaksanakan panggilan Allah maka seharusnya dilaksanakan. Dalam bab ini merupakan suatu syarat untuk memenuhi panggilan Allah ialah dengan memanggil langkah Iman dan mentaati panggilan-Nya sesuai dengan maksud dan kehendak Allah. Dengan demikian Allah tidak memanggil orang yang memiliki bakat atau kemampuan namun harus dimengerti bahwa kemampuan dari Allah yang luar biasa bergabung dengan kemampuan manusia yang alamiah, untuk dapat menuju kepada kesempurnaan dan pengenalan akan Allah.

Deskripsi di atas menghantar kepada masalah skripsi ini yakni pada panggilan Yunus sebagaimana yang dinyatakan dalam kitab Yunus, yaitu “Bangunlah, pergilah ke Ninewe kota besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatanya telah sampai kepada-Ku …” (Yunus 1:2-3). Panggilan TUHAN terhadap Yunus ternyata diresponi secara negative oleh Yunus. Yang dimaksudkan dengan respon negative yaitu Yunus tidak pergi sesuai firman TUHAN kepada Yunus. Yunus bertindak bertentangan dengan panggilan TUHAN yaitu dengan cara melarikan ke tempat yang tidak ditunjuk oleh TUHAN. Nabi Yunus telah mengetahui bahwa Allah yang adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta akan menyesal akan malapetaka-malapetaka yang didatangkan bagi Kota Niniwe, Allah pada akhinya tidak menjatuhkan hukuman kepada Kota Niniwe walaupun Niniwe adalah Kota yang didiami oleh manusia yang kelakuannya sangat jahat.

Yunus adalah contoh pribadi yang menghadirkan contoh untuk orang percaya namun pada konteks ini, Yunus pada awalnya merespon panggilan TUHAN dengan sikap yang tidak patut dicontohi namun dalam proses panggilan, Yunus sadar dan bersedia menerima panggilan TUHAN. Salah satu evaluasi teologi yang diberikan Marilyn, yakni: Yunus memang seorang hamba dan nabi TUHAN Allah. Namun bukan orang sempurna. Oleh karena itu Yunus mencemoh dan tidak meghiraukan perintah Allah ketika perintah itu datang pada mulanya. Namun pada pada akhirnya Yunus kepada TUHAN Allah, Yunus mengeluh dan menganggap remeh pekerjaan Allah, dengan mengatakan bahwa Allah tidak adil. Dengan sifat dasar seorang materialistis, Yunus lebih memikirkan kesenangan dan keselamatan pribadi dari pada keselamatan dan kesejahteraan orang-orang Niniwe yang diperhatikan Allah, ia lebih mendahulukan ukuran penilaiannya sendiri daripada ukuran penilaian Allah.

Dalam perspektif empiris, apa yang terjadi dalam diri Yunus akan berulang dalam diri generasi masa kini. Unsur yang berulang adalah sikap terhadap panggilan TUHAN. Menghadapi panggilan TUHAN dengan sikap tidak taat. Lebih memilih kehendak sendiri, pertimbangan teologis sendiri dan bukan ketaatan pada panggilan TUHAN.

Orang yang dipanggil TUHAN Allah untuk mengabarkan berita keselamatan dari TUHAN Yesus Kristus justru menolak mewartakan berita tersebut. Tindakan Yunus dalam Yun 1:3 dapat terjadi masa kini yaitu melarikan diri dari mewartakan Injil Yesus Kristus. Billi Graham dan Rebeca Manley Pippert menyatakan: “Perbuatan mengasihi orang lain dengan kasih Kristus merupakan sesuatu yang Allah pakai untuk memperluas kerajaan-Nya dimuka bumi ini”. Billy Graham dan Rebeca Manley juga menyatakan bahwa “Kalau kita mau menjadi saksi-Nya yang efektif, kehidupan kita harus dikuasai oleh kasih-Nya. Bagaimana kita memperlakukan orang lain, itu menjadi cerminan yang jelas sekali tentang pendengar kita terhadap Allah”.

Berdasarkan penjelasan di atas maka jelaslah bahwa variabel respon terhadap panggilan TUHAN perlu diteliti secara ilmiah. Oleh karena itulah maka variabel ini ditetapkan menjadi penelitian dalam level skripsi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sikap misional Yunus terhadap Niniwe
2. Bagaimana sikap hidup penduduk Niniwe terhadap TUHAN?
3. Bagaimana sikap orang-orang Niniwe tehadap berita Allah yang disampaikan Yunus?
4. Bagaimana sikap Yunus terhadap panggilan Allah untuk Niniwe?

C. Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan sikap misional Yunus terhadap Niniwe
2. Menjelaskan sikap hidup penduduk Niniwe terhadap TUHAN
3. Menjelaskan sikap orang-orang Niniwe tehadap berita Allah
4. Menganalisis sikap Yunus terhadap panggilan Allah untuk Niniwe

D. Manfaat Penulisan

1. Memberikan kontribusi dalam ilmu misiologi
2. Memberi kontribusi bagi gereja dalam panggilan misional
3. Memberi pemahaman kepada para hamba-hamba Tuhan tentang sikap yang benar terhadap panggilan Tuhan.
4. Menjadi suatu bahan masukan bagi para hamba Tuhan dalam sikap melaksanakan panggilan dan pelayanannnya.
5. Untuk diri sendiri, serta sebagai pedoman bagi penulis dalam melayani Tuhan baik pada masa kini maupun pada masa mendatang.
BAB II
LANDASAN TEORITIS-TEOLOGIS
A. Kitab Yunus

Landasan teoritis-teologis yang dimaksudkan disini yakni usaha membangun dasar pengetahuan yang benar dari Kitab Yunus untuk memberi jawab atas masalah yang dikemukakan dalam latar belakang masalah.
Dengan demikian usaha itu dimulai dengan memahami kitab Yunus. Yunus adalah salah satu kitab dari kitab-kitab kedua belas nabi kecil. Kitab ini disebut dalam bahasa Yunani Dodekaprophetoni. Arti dari nama ini yaitu kitab Yunus adalah salah satu dari kitab keduabelas nabi.
Tentang penulis kitab Yunus, ada pro dan kontra. Ada yang menyatakan bahwa Yunus adalah penulis kitab ini, ada pula yang menyatakan bukan.Kesimpulan yang diambil dalam penelitian ini yakni kitab Yunus adalah Kanon. Jadi, penedekatan tentang siapa penulis tidak terlalu dipersoalkan dalam pendekatan kanon. Gereja mengakui bahwa isi kitab Yunus adalah firman yang memberi perubahan kepada kehidupan manusia.

B. Isi Kitab Yunus

Kitab Yunus adalah salah satu kitab yang bersifat nubuatan diantara kitab-kitab nubuat yang ada dalam Perjanjian Lama. Kitab ini juga tidak merupakan satu kitab koleksi nubuat-nibuat nabi itu sendiri, akan tetapi kitab ini mengisahkan suatu episode dalam kehidupan nabi Yunus. Dalam Perjanjian Lama nabi Yunus hanya disebut satu kali saja diluar kitab Yunus, yaitu dalam 2 Raj 14:25, dimana sangat bertepatan dengan pemerintahan Yerobeam II dikerajaan utara Israel pada paruh pertama.

C. Kehidupan Nabi Yunus

Nabi Yunus hidup pada abad ke- 8 S.M, tetapi pada zaman Yerobeam II (II Raj 14:25 ada pertentangan mengenai penarikhan kitab ini karena tidak adanya kepastian tentang siapa penulisnya). Jadi penulis kitab Yunus belum tentu ditulis oleh Yunus, walaupun jelas bahwa Yunus sendiri merupakan sumber asli keterangan yang terdapat dalam kisah ini.

Menurut Andrew Hill dan John Wilton, Kitab Yunus ditulis dengan menggunakan kata ganti orang ketiga, dan nama penulisnya tidak disebut sama sekali dalam Alkitab. Walaupun demikian, juga kitab ini berdasarkan fakta kita dapat mengharapkan bahwa Yunus atau orang lain, yang mendapatkan informasi dari Yunus sudah menulis kitab ini; misalnya, seorang dari “rombongan nabi” (II Raj 2:3).
Nabi Yunus digambarkan dalam kitab Yunus adalah nabi yang langsung menerima akan firman yang disapaikan oleh Tuhan Allah, jadi jelas bahwa tiada orang lain yang bersama dengan dia saat itu dan memang benar bahwa semua kejadian yang terjadi Yunuslah yang mengalaminya atau merasakannya. Seperti yang dikatakan bahwa...Datanglah firman Tuhan kepada Yunus bin Amittai...(Yun 1:1); berarti dapat dikatakan bahwa penulisnya adalah Yunus sendiri. Permulaan Yunus menyebut dia “Yunus bin Amittai” dan mengatakan bahwa ia menerima firman dari Tuhan; dengan demikian ia adalah nabi.

D. Yona

Menurut J. Blomendaal, Yunus dalam bahasa Ibrani disebut “Yona” yang berarti “Merpati”. Nama lengkapnya adalah Yona bin Amittai. Kemudian diperjelas lagi oleh J. J de Heer, mereka menyatakan YUNUS (=Merpati), bentuk Yunani “Yonas” dari bentuk Ibrani, “Yona” , anak lelaki Amittai (Yun 1:1; II Raj 14:25) nabi pada zaman Yerobeam II (788-747).

E. Nabi Israel Berbasis Berita Niniwe

Yunus adalah nabi Israel tetapi berita yang ditulis itu mengenai Niniwe. Dalam kitab Yunus, cerita tentang panggilan dan respon Yunus memainkan peranan penting dalam cerita atau kejadian dalam narasi kitab Yunus. Kitab Yunus memperlihatkan kepada pembaca tentang ruang lingkup kasih karunia Allah yang tidak terbatas hanya pada orang dalam (bangsa Israel), kasih Allah juga ditujukan kepada orang luar namun melalui orang dalam (melaui Yunus). Ini adalah sebuah misiologi sistematis dan sistemik. Yunus adalah gambaran Tuhan Yesus, seperti ia tiga hari tiga malam lamanya ada dalam perut ikan besar, demikianlah ada tiga hari dalam kuburan (Mat 12:39-41; Luk 11:30). Orang-orang Ninewe yang mau bertobat itu adalah peringatan kepada umat Allah yang tidak mau bertobat.(F.L.Baker, 1990)

Menurut Baker, Yunus melambangkan Tuhan kita dalam penguburan dan kebangkitan-Nya, ia juga melambangkan sejarah bangsa Yahudi. Jadi ikan besar itu digambarkan bahwa bangsa-bangsa bukan Yahudi yang telah menelan umat pilihan Allah tanpa mengasimilasi mereka atau menghilangkan ciri-ciri khasnya. Dimana Hosea memikirkan hari-hari penguburan Israel (Hos 6:2).

F. Nabi yang Blusukan ke Kota Ninewe

Ninewe adalah suatu kota yang sangat besar dimana terbukti ketika Tuhan menyatakan atau berfirman kepada nabi Yunus bahwa ... Pergilah kepada Ninewe kota yang besar itu (Yun 1:2), bahkan Tuhan mengatakan Ninewe kota besar itu sebanyak tiga kali. Ninewe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya (Yun 3:3).

Penduduk yang berada dalam kota Ninewe ini adalah orang-orang yang sangat terkenal dengan kejahatannya. Memandang Ninewe sebagai kota penyembah berhala dan juga sebagai kota kafir. Dari semua kota di zaman Yunus, nampaknya Ninewe merupakan kota yang paling kecil kemungkinannya untuk percaya kepada peringatan Allah, tentang penghakiman yang akan datang atau terjadi dan untuk bertobat dari dosa-dosanya. Jika kota yang kafir itu tetap berdiri dengan kejahatannya, maka umat Allah akan selalu terancam dengan bahaya.

Allah mempunyai keputusan untuk menghancurkan kota Ninewe (3:2-5) melalui nubuat hamba-Nya, namun pada akhirnya Allah bersedih hati. Jika kota Ninewe yang besar itu yang memuat tidak kurang dari 120.000 anak-anak dan banyak binatang akan dibinasakan. Yunus bernubuat selama pemerintahan Yerobeam II, raja Israel yang memerintah sekitar tahun 793-753 sM (2Raj 14:23-27) bertepatan dengan tahun inipun, bangsa Israel ditawan oleh Asyur, sehingga nabi Yunus diutus oleh Tuhan untuk pergi menyampaikan perintah Allah kekota Ninewe ibu kota Asyur.

Yesus mempergunakan nabi Yunus dalam pengajaran-Nya (Mat 12:38-4l).dari II Raj 14:25 jelas bahwa nabi Yunus berasal dari Gat-Hefer, sebuah kota yang terletak beberapa mil sebelah utara Nasareth, selain nabi Yunus, Yesuspun berasal dari Galilea, jadi nabi Yunus adalah satu-satunya nabi yang kepadanya Yesus membandingkan diri. Merlyn Kunz mengatakan, “Kota Ninewe disini rupanya 'Ninewe Raya', mungkin saja mencakup empat kota didaerah Ninewe dengan keliling total kira-kira 60 mil”. Penduduk Ninewe meninggalkan Allah dan menyembah berhala nenek moyang mereka, sehingga IA harus mengahncurkan atau menghukum Ninewe, karena Ninewe kota besar itu melakukan hal-hal yang jahat yang tidak menyenangkan hati Allah . meskipun penduduk Ninewe sangat terkenal dengan kejahatannya, namun tidak berarti Tuhan membiarkan mereka, akan tetapi Tuhan memakai satu-satunya nabi, yaitu nabi Yunus untuk memberitakan firman Allah yang disampaikan oleh Allah sendiri, juga memperingatkan kepada mereka terhadap hukuman Allah.

Dalam Ensiklopedia Alkitab Masa Kini (1997) menyatakan bahwa tidak ada bukti luar mengenai pertobatan penduduk Ninewe (Yun 3:4-5), kecuali naskah dari Gozan yang menceritakan gerhana total pada tahun 763 s.M diikuti banjir dan bala kelaparan. Tanda-tanda inilah yang dianggap orang Asyur sebagai hukuman atas raja, yang untuk sementara akan mengundurkan diri (Yun 3:6). Tanda-tanda seperti ini, termasuk gempa bumi pada zaman Yunus bin Ammitai (II Raj 14:25) mungkin menyebabkan perlakuan yang dipuji Yesus (Luk 11:30; Mat 12:41).

Seorang sejarawan yaitu Diodorus Siulus dalam J. Sidlow (1952) menyatakan bahwa Negeri Ninewe berbentuk segi empat, panjang 150 Stadia, lebar 90 stadia, dan keliling 98 km. Pagar tembok kota itu 30 m tingginya, dan lebarnya dapat dilalui oleh tiga kereta yang berjalan sejajar. Tembok diperkuat dengan menara sebayak 1500 buah masing-masing tingginya 60 meter, luas ibu kota Asyur kira-kiar 580 km persegi.

Menurut Ernes dan Freda Maxwell, Yunus pergi ketempat Allah menyuruh dia pergi. Yunus bersedia ke Niniwe dan berkhotbah di Ninewe, hasilnya orang-orang Ninewe bertobat. Penduduk Niniwe menyesal atas dosa mereka. Pertobatan demikian membuat Allah mengampuni mereka, Allah tidak memusnahkan mereka seperti yang direncanakan semula (1976: 278)

Nabi Yunus pada awalnya menolak karena menurut Yunus, TUHAN Allah pasti menyatakan kasih sayang atas bangsa Niniwe (Yun 4:1-2). Meskipun Yunus adalah seorang hamba dan nabi Tuhan Allah, ia bukanlah orang yang sempurna. Ia mencemooh dan tidak menghiraukan perintah Allah, ketika perintah itu datang pada mulanya, maka tentang diri Yunus dapat juga dikatakan dalam Yak 5:17 “Ia adalah manusia biasa sama seperti kita” dari sifat dasar seseorang yang materialistis, ia lebih memikirkan kesenangan dan keselamatan pribadi dari pada keselamatan dan kesejahteraan bagi lebih dari satu juta orang yang telah diperhatikan Allah, jadi ia lebih memikirkan penilainnya sendiri dari pada ukuran penilain Allah (Merlyn Kunz). Meskipun Yunus memiliki sifat-sifat yang tidak dikehendaki oleh Allah , akan tetapi ia seorang nabi Allah yang tetap dipakai oleh Allah untuk mampu membawa orang-orang Ninewe kepada pertobatan. Orang-orang Ninewe menyesal atas pelanggaran- pelanggaran yang diperbuat bahkan mereka berpuasa baik itu seluruh orang-orang yang ada bahkan binatangpun dipakaikan kain kabung, sehingga Allah melihat kesungguhan hati mereka kemudian Allah mem punyai belas kasihan telah mengampuni bahkan tidak jadi memusnahkan orang-orang Ninewe seperti yang direncanakan sebelumnya.
Etiene Charphenter mengatakan, “Ketika ia tiba di Ninewe ia bernubuat bahwa Allah menghancurkan kota itu, dan ia sangat senang akan kehancuran tersebut. Tetapi penduduknya bertobat dan Allah tidak jadi menghukum mereka. Hal ini merupakan satu pelajaran secara universal dan luar biasa, Allah mengasihi semua orang. “Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup” (Yeh 33:11). Bagi Yunus, Yunus adalah suatu tanda dari panggilan pertobatan (Luk 11:29; Mat 16:4). Dan bagi Matius, suatu gambaran kebangkitan (Mat 12:40)

G. Ciri Khas Kitab Yunus

Kitab Yunus ini mempunyai ciri khas tersendiri, sedikit informasi yang diketahui tentang nabi Yunus. Dalam Yunus 1:1 memperkenalkan dirinya bahwa dia adalah anak Ammitai. Dari II Raj 14:25 memberi penjelasan yang lebih lanjut bahwa nabi Yunus berasal dari Gat-Hefer, sebuah kota kecil dari bagian bawah Galilea sekita tiga mil sebelah timur laut Nazareth didaerah suku kuno Zebulon.
Ciri khas kitab Yunus ini ialah pengarang suka menggunakan pengulangan kata-kata tertentu. Dengan demikian kata yang berulangkali dipakai ialah dalam Yun 1: 3, 5 bnd Yun 2:6; (besar), dalam Yun 1:2, 4, 10; 2: 1; 3:2, 3; 4:1, 11. (menjatuhkan) Yun 1:4, 5, 12,15. dan Yun 1: 2,7; 3:8, 10; 4: 1, 2,6. cara ini mempertiggi gaya bahasa kitab Yunus.

Ciri khas kitab ini digambarkan dengan baik oleh karena Yunus berpikir menurut pendapatnya sendiri. Bahkan ketika Yunus tahu bahwa ia telah kalah perang, namun Yunus terus melanjutkan perang pribadi (Yun 4:1-11). Ada ciri khas lain yang terdapat dalam kitab Yunus ialah bahwa pengarang telah berulangkali memakai kata “Flash Back” yang berarti penyorotan kembali.

Ada peristiwa yang telah terjadi diangkat kembali supaya ayat-ayat yang ada dapat ditafsirkan dengan tepat seperti Yun 3:6-9; Yun 4: 5-9 sebagai Flash Back. Menurut Tim Penyusun Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan bahwa ada empat ciri utama dalam kitab Yunus, yaitu :

Pertama, Kitab ini salah satu kita diantara kitab nubuat PL yang ditulis oleh seorang nabi yang lahir dan dibesarkan di kerajaan utara Israel (Yang satunya ialah Hosea);
Kedua, Kitab Yunus ini merupakan karya agung gaya sastra atau cerita prosa yang singkat; hanya doa ucapan syukur Yunus (Yun 2:2-9) ditulis dalam bentuk sym.
Ketiga, Kitab Yunus ini penuh dengan tindakan adikodrati Allah. Yaitu penetapan waktu badai yang diatur dan muncul ikan besar, ada pohon jarak, seekor cacing dan angin timur, bahkan pertobatan seluruh kota Ninewe. Keempat, Kitab ini berisi berita Perjanjian Lama yang terjelas, bahwa kasih karunia Allah yang menyelamatkan adalah bagi orang bukan Yahudi dan juga orang Yahudi.

E. Tujuan Kitab Yunus

Kitab Yunus ini mengutamakan hak kedaulatan Allah untuk menguraikan tindakan belas kasihan Allah kepada siapapun yang dikehendakiNya, Tindakan Ninewe untuk menyelamatkan did sendiri tidak mungkin bisa dibandingkan dengan standar kasih Allah , dimana supaya menjadi jaminan untuk menyelamatkan orang-orang Ninewe. Allah sangat menghargai akan hal sekecil apapun asalkan benar dan baik sehingga bisa saja Allah menunda akan pelaksanaan hukuman yang sebelumnya yang sudah diumumkan melalui nabi Yunus. Oleh sebab itu meskipun orang-orang Ninewe masih mengalami ancaman kebinasan tetapi tidak akan terjadi sebab kasih karunia Allah sudah dinyatakan bagi orang-orang Ninewe (kota Ninewe).

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.