PENDAHULUAN
Pokok-pokok yang dibahas dalam bab pendahuluan ini yaitu: latar belakang masalah, indentifikasi masalah, rumusan masalah, btasan masalah, pentingnya penelitian. Walaupun begitu, dalam postingan ini hanya masalah penelitian yang dijelaskan. Sedangkan yang lain dibahas secara mandiri oleh pembaca blog.
A. Latar Belakang Masalah
Alkitab adalah firman Allah yang berkuasa atas kehidupan umat beriman. Segala ajaran dan praktik hidup (etika Kristen) harus sesuai dengan Alkitab. Dikatakan demikian karena Alkitab adalah Kanon Kristen. I Samuel 28:14 adalah salah satu bagian firman Tuhan yang mesti dipahami oleh orang Kristen. Namun masalah yang terjadi adalah ada pro dan kontra terhadap teks ini. Pro dan kontra ini disebabkan karena ada kasus pemanggilan arwah atau spiritisme yang sering dihubungkan dengan praktik yang berkaitan dengan okultisme, yaitu suatu keyakinan bahwa dunia arwah atau roh orang mati memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan dunia orang hidup. Pemanggilan roh orang mati ini dapat dilakukan dengan memakai manusia sebagai mediator untuk menghubungkan dunia orang mati dengan orang hidup. Selain itu cara-cara pemujaan dan pemanggilan arwah-arwah orang mati dengan tujuan untuk memintai nasihat dan pertolongan.
Adapun praktik Saul memanggil roh Samuel melalui medium yaitu seorang perempuan karena Tuhan tidak lagi berbicara kepada Saul. Pada zaman Perjanjian Lama, Menurut H. Rothlisberger, Tuhan berbicara kepada umat-Nya melalui tiga cara. Dengan kata lain Tuhan biasanya menyatakan kehendak-Nya kepada manusia melalui (1) mimpi (1Sam. 3:2-9; 1Raj. 3:5); (2) Urim (Bil. 27:21; 1Sam. 10:20-21); (3) para nabi.
Pemanggilan arwah Samuel memang menjadi perdebatan. Akan tetapi munculnya roh Samuel juga menjadi perdebatan. Apa roh sesungguhnya dari Samuel atau iblis menyamar roh Samuel. Perempuan yang menjadi medium pemnggilan roh Samuel juga sangat terkejut dan menjadi takut ketika Samuel betul-betul datang dan dia baru mengetahui bahwa orang yang minta tolong kepadanya itu adalah raja Saul yang pernah membunuh para dukun (lih. ay. 3).19
Walaupun demikian Saul tidak mengakui hal itu. Itulah sebabnya Saul mencari jalan lain untuk memaksakan kehendak Tuhan. Namun Tuhan menolak Saul karena Saul telah memberontak kepada TUHAN.
Menurut Rothlisberger, ada dua penafsiran untuk menguraikan bagian ini: (1) nama Samuel seharusnya diganti dengan Saul. Ketika “arwah Samuel” meninggalkan mereka, barulah dukun perempuan itu memandang dia dengan teliti, lalu mengenali raja Saul; (2) kata “melihat” seharusnya diganti dengan “mendengar nama.” perempuan petenung itu menjelaskan kepada Saul bahwa ia melihat sesuatu yang ilahi muncul dari dalam bumi, menyerupai seorang tua berselubungkan jubah (ay. 13-14). Mendengar itu, Saul langsung menyimpulkan bahwa roh itu adalah Samuel. Setelah pemunculan “Samuel,” dialog pun mulai terjadi antara Saul dengan Samuel yang intinya menyatakan bahwa karena ketidaktaatanSaul, maka ia dan keluargaanya akan mengalami kekalahan dalam perang dan berakhir dengan kematian, sedangkan tentara Israel akan diserahkan Tuhan ke tangan orang Filistin (ay. 15-19). Setelah mendengar informasi tersebut, Saul menjadi sangat takut dan hilanglah kekuatannya karena sehari semalam ia tidak makan apa-apa. Akhirnya, ia dibujuk oleh dukun wanita supaya mau makan. Setelah peristiwa itu, Saul pulang pada malam itu juga (ay. 20-25).
Pro dan Kontra tentang Roh Samuel Mengenai kasus pemanggilan roh Samuel dalam 1 Samuel 28, terjadi perdebatan yang tajam di antara parasarjana Alkitab khususnya mengenai siapakah yang ipanggil keluar itu. Menurut Josh McDowell dan Don Stewart, sejumlah sarjana injili meyakini bahwa yang ipanggil keluar itu benar-benar Samuel.
Sementara yang lainnya percaya bahwa itu adalah roh Setan yang menyamar dan yang pandangan terakhir percaya itu adalah sebuah trik dari dukun wanita untuk menipu orang. Teks ini dan beberapa teks lainnya telah mempengaruhi beberapa orang Kristen untuk penginjilan kepada orang mati. Andreas Samudera menegaskan bahwa roh yang muncul dalam kasus pemanggilan roh Samuel oleh dukun wanita di Endor adalah benar-benar roh Samuel. Karena itu, menurutnya, penafsiran yang mengatakan bahwa yang dipanggil keluar oleh dukun perempuan di Endor itu bukanlah roh Samuel tetapi roh Setan, itu adalahtafsiran yang salah. Sebagai kesimpulan dari keyakinannya, ia menyatakan, “Ternyata orang mati dapat dipanggil keluar dari Hades oleh orang hidup, terbukti di dalam 1 Samuel 28:7-9.”21. Keyakinan tersebut didasari oleh tiga argumentasi yang dikemukakan oleh Andreas, alasannya pertama, adanya larangan menghubungi arwah orang mati dianggapnya itu membuktikan bahwa hubungan orang mati dan Perempuan itu mendengar nama Samuel, lalu ia sadar bahwa si penanya itu ialah raja Saul (lih. 1 Samuel 242).
Kelompok yang berusaha menginjili arwah orang mati berargumen, yang dilarang adalah meminta petunjuk pada roh orang mati, bukan memberi petunjuk atau menginjili arwah orang mati;, orang-orang percaya juga mempunyai kuasa yang sama seperti Tuhan Yesus miliki atas dunia orang mati.24Sebab itu, pemanggilan roh orang mati dapat dilakukan juga oleh seorang hamba Tuhan. Menurut Herlianto, ketiga argumentasi di atas, sama sekali tidak memiliki dasar Alkitab.
Menurutnya, cara berpikir yang sederhana di atas menunjukkan cara penafsiran Alkitab yang sangat harfiah, tekstual dan kurang memperhatikan konteks Alkitab dan kompleksnya ilmu sastra. Sebagai contoh, argumentasi pertama, larangan berhubungan dengan arwah, tidak mesti berarti “tidak bisa berhubungan” sehingga mestinya “dapat dan boleh berhubungan.” Ia menambahkan bahwa contoh larangan di atas tidak mewakili semua larangan. Misalnya kalau ada “botol racun” yang diberi label “dilarang minum” memang kita dapat meminumnya, tetapi orang yang minum langsung mati.
Berdasarkan konteks Alkitab, dapat kita ketahui bahwa belum pernah ada orang yang berhasil berhubungan dengan roh orang mati, yang ada adalah perjumpaan dengan “roh-roh kegelapan” yang siap menerkam mereka yangmenghubunginya.26Selanjutnya, argumentasi kedua, juga tidak kuat. Alasannya, karena larangan Alkitab terhadap praktik spiritisme tidak memberikan perkecualian yang terkait dengan motivasi, baik dengan maksud mencari petunjuk maupun memberi petunjuk kepada arwah (Im. 19:26b, 31). Demikian juga dengan pembasmian para pemanggil arwah tanpa membedakan apakah mereka memberi atau menerima petunjuk dari arwah orang mati (Kel. 22:18; 1Sam. 28:3; 2Raj. 23:24).
Kemudian, argumentasi ketiga , bahwa orang percaya atau para hamba Tuhan memiliki kuasa yang sama seperti kuasa Yesus atas dunia orang mati, juga tidak memilii dasar yang benar, tetapi justru mencerminkan sifat dasar manusia yang ingin menjadi seperti Allah. (Kej. 3:5; 11:4,27)
Cerita tentang Saul menemui seorang perempuan pemanggil Arwah di En-dor yang terdapat dalam 1 Samuel 28:3-25 merupakan salah satu teks tersulit dalam Alkitab. Kesulitan ini tidak mungkin bisa dipecahkan dari teks ini, antara lain: mengapa Saul menemui perempuan pemanggil arwah itu pada malam hari (ay. 8)?, Kedua, Mengapa perempuan itu berteriak (ay. 12)?, Benarkah arwah Samuellah yang muncul pada peristiwa itu? Pertanyaan ini akan diikuti dengan beberapa pertanyaan lanjutan lainnya sebagaimana yang akan terlihat dalam penggambaran penulis mengenai sejarah eksegesis terhadap teks ini. Bahkan bisa dikatakan bahwa masalah inilah yang menarik lebih banyak perhatian diskusi di kalangan para penafsir ketimbang masalah-masalah lainnya.
Selain masalah di atas teks ini telah mendorong para ahli untuk mengadakan studi mengenai nekromansi dalam konteks Israel kuno. Bill T. Arnold menyebut 1 Samuel 28:3-25 sebagai teks kuno yang sering dirujuk bagi studi mengenai nekromansi dalam konteks Israel kuno (Bill T. Arnold, 2004:200).
Meneliti Keindahan Daerah: Taman Simalem Resort Sidikalang
Semoga bermanfaat
SalamA. Latar Belakang Masalah
Alkitab adalah firman Allah yang berkuasa atas kehidupan umat beriman. Segala ajaran dan praktik hidup (etika Kristen) harus sesuai dengan Alkitab. Dikatakan demikian karena Alkitab adalah Kanon Kristen. I Samuel 28:14 adalah salah satu bagian firman Tuhan yang mesti dipahami oleh orang Kristen. Namun masalah yang terjadi adalah ada pro dan kontra terhadap teks ini. Pro dan kontra ini disebabkan karena ada kasus pemanggilan arwah atau spiritisme yang sering dihubungkan dengan praktik yang berkaitan dengan okultisme, yaitu suatu keyakinan bahwa dunia arwah atau roh orang mati memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan dunia orang hidup. Pemanggilan roh orang mati ini dapat dilakukan dengan memakai manusia sebagai mediator untuk menghubungkan dunia orang mati dengan orang hidup. Selain itu cara-cara pemujaan dan pemanggilan arwah-arwah orang mati dengan tujuan untuk memintai nasihat dan pertolongan.
Adapun praktik Saul memanggil roh Samuel melalui medium yaitu seorang perempuan karena Tuhan tidak lagi berbicara kepada Saul. Pada zaman Perjanjian Lama, Menurut H. Rothlisberger, Tuhan berbicara kepada umat-Nya melalui tiga cara. Dengan kata lain Tuhan biasanya menyatakan kehendak-Nya kepada manusia melalui (1) mimpi (1Sam. 3:2-9; 1Raj. 3:5); (2) Urim (Bil. 27:21; 1Sam. 10:20-21); (3) para nabi.
Pemanggilan arwah Samuel memang menjadi perdebatan. Akan tetapi munculnya roh Samuel juga menjadi perdebatan. Apa roh sesungguhnya dari Samuel atau iblis menyamar roh Samuel. Perempuan yang menjadi medium pemnggilan roh Samuel juga sangat terkejut dan menjadi takut ketika Samuel betul-betul datang dan dia baru mengetahui bahwa orang yang minta tolong kepadanya itu adalah raja Saul yang pernah membunuh para dukun (lih. ay. 3).19
Walaupun demikian Saul tidak mengakui hal itu. Itulah sebabnya Saul mencari jalan lain untuk memaksakan kehendak Tuhan. Namun Tuhan menolak Saul karena Saul telah memberontak kepada TUHAN.
Menurut Rothlisberger, ada dua penafsiran untuk menguraikan bagian ini: (1) nama Samuel seharusnya diganti dengan Saul. Ketika “arwah Samuel” meninggalkan mereka, barulah dukun perempuan itu memandang dia dengan teliti, lalu mengenali raja Saul; (2) kata “melihat” seharusnya diganti dengan “mendengar nama.” perempuan petenung itu menjelaskan kepada Saul bahwa ia melihat sesuatu yang ilahi muncul dari dalam bumi, menyerupai seorang tua berselubungkan jubah (ay. 13-14). Mendengar itu, Saul langsung menyimpulkan bahwa roh itu adalah Samuel. Setelah pemunculan “Samuel,” dialog pun mulai terjadi antara Saul dengan Samuel yang intinya menyatakan bahwa karena ketidaktaatanSaul, maka ia dan keluargaanya akan mengalami kekalahan dalam perang dan berakhir dengan kematian, sedangkan tentara Israel akan diserahkan Tuhan ke tangan orang Filistin (ay. 15-19). Setelah mendengar informasi tersebut, Saul menjadi sangat takut dan hilanglah kekuatannya karena sehari semalam ia tidak makan apa-apa. Akhirnya, ia dibujuk oleh dukun wanita supaya mau makan. Setelah peristiwa itu, Saul pulang pada malam itu juga (ay. 20-25).
Pro dan Kontra tentang Roh Samuel Mengenai kasus pemanggilan roh Samuel dalam 1 Samuel 28, terjadi perdebatan yang tajam di antara parasarjana Alkitab khususnya mengenai siapakah yang ipanggil keluar itu. Menurut Josh McDowell dan Don Stewart, sejumlah sarjana injili meyakini bahwa yang ipanggil keluar itu benar-benar Samuel.
Sementara yang lainnya percaya bahwa itu adalah roh Setan yang menyamar dan yang pandangan terakhir percaya itu adalah sebuah trik dari dukun wanita untuk menipu orang. Teks ini dan beberapa teks lainnya telah mempengaruhi beberapa orang Kristen untuk penginjilan kepada orang mati. Andreas Samudera menegaskan bahwa roh yang muncul dalam kasus pemanggilan roh Samuel oleh dukun wanita di Endor adalah benar-benar roh Samuel. Karena itu, menurutnya, penafsiran yang mengatakan bahwa yang dipanggil keluar oleh dukun perempuan di Endor itu bukanlah roh Samuel tetapi roh Setan, itu adalahtafsiran yang salah. Sebagai kesimpulan dari keyakinannya, ia menyatakan, “Ternyata orang mati dapat dipanggil keluar dari Hades oleh orang hidup, terbukti di dalam 1 Samuel 28:7-9.”21. Keyakinan tersebut didasari oleh tiga argumentasi yang dikemukakan oleh Andreas, alasannya pertama, adanya larangan menghubungi arwah orang mati dianggapnya itu membuktikan bahwa hubungan orang mati dan Perempuan itu mendengar nama Samuel, lalu ia sadar bahwa si penanya itu ialah raja Saul (lih. 1 Samuel 242).
Kelompok yang berusaha menginjili arwah orang mati berargumen, yang dilarang adalah meminta petunjuk pada roh orang mati, bukan memberi petunjuk atau menginjili arwah orang mati;, orang-orang percaya juga mempunyai kuasa yang sama seperti Tuhan Yesus miliki atas dunia orang mati.24Sebab itu, pemanggilan roh orang mati dapat dilakukan juga oleh seorang hamba Tuhan. Menurut Herlianto, ketiga argumentasi di atas, sama sekali tidak memiliki dasar Alkitab.
Menurutnya, cara berpikir yang sederhana di atas menunjukkan cara penafsiran Alkitab yang sangat harfiah, tekstual dan kurang memperhatikan konteks Alkitab dan kompleksnya ilmu sastra. Sebagai contoh, argumentasi pertama, larangan berhubungan dengan arwah, tidak mesti berarti “tidak bisa berhubungan” sehingga mestinya “dapat dan boleh berhubungan.” Ia menambahkan bahwa contoh larangan di atas tidak mewakili semua larangan. Misalnya kalau ada “botol racun” yang diberi label “dilarang minum” memang kita dapat meminumnya, tetapi orang yang minum langsung mati.
Berdasarkan konteks Alkitab, dapat kita ketahui bahwa belum pernah ada orang yang berhasil berhubungan dengan roh orang mati, yang ada adalah perjumpaan dengan “roh-roh kegelapan” yang siap menerkam mereka yangmenghubunginya.26Selanjutnya, argumentasi kedua, juga tidak kuat. Alasannya, karena larangan Alkitab terhadap praktik spiritisme tidak memberikan perkecualian yang terkait dengan motivasi, baik dengan maksud mencari petunjuk maupun memberi petunjuk kepada arwah (Im. 19:26b, 31). Demikian juga dengan pembasmian para pemanggil arwah tanpa membedakan apakah mereka memberi atau menerima petunjuk dari arwah orang mati (Kel. 22:18; 1Sam. 28:3; 2Raj. 23:24).
Kemudian, argumentasi ketiga , bahwa orang percaya atau para hamba Tuhan memiliki kuasa yang sama seperti kuasa Yesus atas dunia orang mati, juga tidak memilii dasar yang benar, tetapi justru mencerminkan sifat dasar manusia yang ingin menjadi seperti Allah. (Kej. 3:5; 11:4,27)
Cerita tentang Saul menemui seorang perempuan pemanggil Arwah di En-dor yang terdapat dalam 1 Samuel 28:3-25 merupakan salah satu teks tersulit dalam Alkitab. Kesulitan ini tidak mungkin bisa dipecahkan dari teks ini, antara lain: mengapa Saul menemui perempuan pemanggil arwah itu pada malam hari (ay. 8)?, Kedua, Mengapa perempuan itu berteriak (ay. 12)?, Benarkah arwah Samuellah yang muncul pada peristiwa itu? Pertanyaan ini akan diikuti dengan beberapa pertanyaan lanjutan lainnya sebagaimana yang akan terlihat dalam penggambaran penulis mengenai sejarah eksegesis terhadap teks ini. Bahkan bisa dikatakan bahwa masalah inilah yang menarik lebih banyak perhatian diskusi di kalangan para penafsir ketimbang masalah-masalah lainnya.
Selain masalah di atas teks ini telah mendorong para ahli untuk mengadakan studi mengenai nekromansi dalam konteks Israel kuno. Bill T. Arnold menyebut 1 Samuel 28:3-25 sebagai teks kuno yang sering dirujuk bagi studi mengenai nekromansi dalam konteks Israel kuno (Bill T. Arnold, 2004:200).
Meneliti Keindahan Daerah: Taman Simalem Resort Sidikalang
Semoga bermanfaat