Blog ini berisi info pendidikan, tidak diperkenankan tampilan iklan dewasa. Silakan Baca Postingan baru 2024 tentang judul-judul penelitian mahasiswa dan masalah penelitian. Dilarang Keras Mengkopi Paste Artikel dalam Blog ini tanpa izin pemilik blog. Bila Anda mengkopi paste, saya akan laporkan ke DMCA dan blog Anda dapat dihapus.Copi paste dapat diketahui melalui www.google.co.id/. Selamat Paskah 2024. Imanuel

Sponsor

Sponsor

Wednesday, February 19, 2020

Contoh Bab II Percaya Diri dan Mengajar (Lanjutan)

Pembahasan ini merupakan kelanjutan dari postingan dengan judul: Contoh Bab II Kajian Teori Percaya diri dan mengajar. Bagian ini dibagi karena halamannya relatif banyak. Jadi dibuat dalam dua kali postingan. Silakan baca postingan pertama dari artikel ini: Kajian Teori Percaya diri dan Mengajar


BAB
KAJIAN TEORI
PERCAYA DIRI DAN MENGAJAR
Lanjutan poin C dst.

C. Pengaruh Percaya Diri Terhadap Kesiapan Mengajar


Kesiapan mengajar bagi seorang guru sangatlah menentukan keberhasilannya dalam mengajar. Seorang guru siap dalam mengejar karena ia telah mempersiapkan diri dengan baik. Matangnya persiapan sangat menentukan keberhasilan dalam pembelajaran. Karena itu, dalam persiapan guru harus memikirkan tujuan pembelajaran, bahan ajar yang sesuai tujuan, waktu strategi, metode dan sistematika pengajaran.






Oleh sebab itu tanpa memperhatikan aspek-aspek di atas dengan cermat, maka seorang guru tidak mungkin dalam kondisi siap untuk mengajar. Pengaruh percaya diri terhadap kesiapan mengajar merupakan proses pembekalan diri, dimana seorang guna dengan segala dan upayanya berusaha seoptimal mungkin untuk memberikan yang terbaik bagi nara didiknya. Pengaruh percaya diri terhadap kesiapan mengajar dikatakan sebagai proses pembekalan diri karena dengan demikian seorang guru akan memiliki percaya diri saat mengajar karena telah memiliki persiapan yang mantap.

Namun meskipun demikian seorang guru tidak hanya bertugas mempersiapkan materi pembelajaran saja, yang terlebih penting adalah guru tersebut memiliki kesiapan mental sebelum mengajar. Karena percaya diri itu sendiri merupakan suatu keadaan mental seseorang dimana orang tersebut memiliki kekuatan motivasi untuk melakukan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik.

Pengaruh percaya diri terhadap kesiapan mengajar berbicara mengenai pengaruh psikologis, yang didukung dengan kemampuan mengajar antara percaya diri dan kemampuan seseorang di bidang tertentu, memiliki kaitan yang sangat erat. Seorang guru akan menjadi percaya diri dan siap dalam mengajar karena ia tahu bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk mengajar dengan baik.

Jika seorang guru tidak memiliki kesiapan atau perencanaan terlebih dahulu sebelum mengajar, maka kemungkinan besar ia akan mengajar secara asal-asalan, dan pada akhirnya justru akan merugikan nara didiknya. Karena nara didik akan dibingungkan dengan penyampaian materi yang tidak sistematis dan akurat. Dengan demikian pembelajaran tersebut tidak membawa hasil yang nyata bagi kehidupan nara didik.


Sikap guru yang demikian, akan membuat guru tersebut terlalu percaya diri dan cenderung meremehkan kegiatan mengajar sebagai tugas yang mudah, mengajar adalah tugas mulia yang harus dikerjakan dengan penuh tanggung jawab. Seorang guru mungkin akan sangat percaya diri dan siap dalam mengajar jika ia dipercayakan untuk mengajarkan bidang studi yang sama setiap bulannya. Namun hal ini tentu saja bertentangan dengan prinsip guru sebagai seorang kreator dan inovator. Dan tentu saja guru yang sudah merasa cukup dengan kemampuannya dalam mengajar, ia akan mengalami stigma dalam pengembangan kepribadiannya sebagai seorang guru yang berkualitas.

Ketidaksiapan guru dalam mengajar tentu akan sangat berpengaruh pada jalannya proses pembelajaran. Mengapa demikian? Tentu saja guru yang tidak siap mengajar ia akan menyampaikan bahan ajar sekenanya, dan kemungkinan besar akan adanya manipulasi waktu oleh guru karena ia hanya ingin menghabiskan jam tugas mengajarnya. Setelah jam pelajarannya selesai ia tidak bertanggungjawab lagi atas puluhan nara didiknya yang tentu saja telah dirugikannya. “Seorang guru memiliki masa pengajaran yang sangat singkat. Oleh sebab itu setiap menit harus dimanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.

Guru yang merasa percaya diri tanpa memiliki persiapan sebelum mengajar sebenarnya sedang melakukan “Penipuan”. Penipuan terhadap dirinya sendiri dan nara didiknya. Penipuan terhadap dirinya sendiri, karena ia merasa lebih mampu padahal kemampuannya saat itu sama saja dengan kemampuannya mengajar pada hari-hari yang telah lalu.

Menipu nara didiknya karena ia tidak menyampaikan materi sesuai dengan tujuan instruksional dengan akurat. “Oleh karena itu tanpa percaya diri guru tidak akan mampu bersikap menerima terhadap berbagai kekurangan dan permasalahan orang lain, sebaliknya guru akan lebih banyak menggunakan otoritas secara berlebihan, dan selalu menuntut hal-hal yang sempurna dari nara didiknya. Oleh sebab itu persiapan atau perencanaan materi pelajaran sangatlah penting. Dengan adanya persiapan seorang guru akan percaya diri ketika mengajar. Ia dapat mengajar dengan berbagai metode yang bervariasi, oleh karena ia telah mempersiapkan diri terlebih dahulu. Untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam mengajar sebaiknya seorang guru tidak hanya sekedar mempersiapkan bahan pelajaran tetapi ia iuga harus menguasai emosinya dengan baik.

Kesiapan guru dalam mengajar akan sangat mendukung sekali pada pencapaian pembelajaran yang berhasil. Persiapan yang dilakukan oleh seorang guru dengan baik akan sangat menolong percaya diri pada saat mengajar di kelas. Dengan percaya dirinya maka guru dapat menyampaikan pelajaran tanpa harus kuatir dipermalukan nara didiknya di depan kelas, karena ia mampu memenuhi dan menjawab kebutuhan nara didiknya dalam proses pembelajaran.






Jadi kesiapan mengajar merupakan persyaratan yang mutlak bagi seorang guru sebelum ia memulai mengajar di kelas. Dengan persiapan mengajar maka percaya diri seorang guru akan timbul dengan sendirinya. Dengan percaya diri guru akan semakin siap dalam mengajar dan akan manambah semangat untuk mengajar di kelas. Dengan demikian pengaruh percaya diri terhadap kesiapan mengajar akan membawa dampak yang positif bagi tercapainya tujuan pembelajaran yang berhasil.

D. Pengaruh Percaya Diri Terhadap Keberhasilan Mengajar


Dewasa ini para pendidik, tidak begitu menghiraukan aspek percaya diri ini sebagai salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada keberhasilan mengajar. Tidak mungkin seseorang guru dapat berhasil dalam mengajarnya pada keberhasilan mengajar. Tidak mungkin seseorang guru dapat berhasil dalam mengajarnya kalau ia sendiri tidak memiliki kepercayaan diri akan kemampuannya dalam mengajar. Guru yang tidak percaya diri akan berpengaruh pada cara mengajarnya di kelas, cara berkomunikasi, cara berinteraksi, dll. Sekalipun seorang guru menguasai bidang studi yang diajarkan dengan baik, hal ini tidak menjamin bahwa keberhasilan mengajar dan dicapai.

Disini penguasaan diri sang¬at diperlukan. Setelah seorang guru dapat menguasai emosinya dengan stabil maka ia akan mampu menguasai suasana kelas. Ada banyak hambatan yang menyebabkan keberhasilan mengajar tidak tercapai. Hambatan-hambatan itu pada dasarnya dapat datang dari manapun dari luar. Hambatan dari dalam seperti kurangnya minat belajar siswa, kurangnya motifasi oleh guru, kurangnya perhatian dan sebagainya. Faktor dari luar mengatur sarana dan prasarana serta lingkungan dimana tempat pembelajaran di langsungkan.

Ada dua faktor yang menentukan dalam proses pembelajaran, yaitu faktor guru dan murid. Kedua komponen itu harus saling melengkapi satu dengan yang lain. Meskipun disuatu sekolah memiliki fasilitas yang lengkap seperti gedung yang mewah, ruang belajar, perpustakaan, laboratorium, lab komputer, lapangan olah raga dan seterusnya, keberhasilan mengajar belum tentu akan tercapai bila sekolah tersebut tidak memiliki tenaga pengajar yang berkompetensi dan profesional. “Adalah celaka jika mau mendirikan sekolah, yang lebih dulu diperkirakan adalah gedungnya, tapi kemudian tidak mempunyai guru atau dosen yang baik. Sebaliknya memiliki guru yang berkualitas namun jika tidak ada murid yang baik untuk di didik maka keberhasilan pendidikan pun tidak dapat dicapai.

Apa sebenarnya yang dimaksudkan dengan pengaruh percaya diri guru terhadap keberhasilan mengajarnya? Yang dimaksud disini adalah adanya perubahan perilaku belajar peningkatan dari segi kualitas dan kuantitas pendidikan pada nara didik. Dan perubahan tersebut didorong oleh prilaku yang percaya diri ketika mengajar sehingga mampu memenuhi kebutuhan belajar nara didiknya. Keberhasilan mengajar tersebut akan dapat diukur dengan prestasi nara didiknya. Guru yang berhasil dalam mengajar bukan dilihat dari mana kepiawaian guru tersebut menyampaikan materi¬materi pembelajaran.
Di sini diperlukan kerja keras seorang guru untuk mengusahakan pendidikan yang berhasil bagi nara didiknya.

Keberhasilan mengajar menyangkut dua aspek yaitu keberhasilan di pihak guru sebagai pengajar, dan keberhasilan dipihak nara didik sebagai penerima pengajaran. Manfaat yang diperoleh guru dari persiapan sebelum mengajar tumbuh rasa percaya diri yang optimal. Dengan persiapan yang matang maka seorang guru dapat mengajar secara optimal. Percaya diri guru bukan saja berkaitan dengan kemampuannya mengelola kelas, tetapi juga kemampuannya dalam mengelola emosinya. Pengaruh terbesar dalam keberhasilan mengajar ditentukan oleh sejauh mana guru atau murid memiliki kesiapan secara emosional dalam interaksi di kelas. Tentu saja yang dimaksudkan disini adalah sejauh mana seorang guru benar¬benar siap secara mental untuk mengajar dan sejauh mana nara didik siap untuk menerima pengajaran. Kesiapan emosi atau mental sangatlah penting. Jika seorang nara didik datang ke sekolah dengan keadaan emosinya yang tidak stabil kecil kemungkinan ia dapat mengikuti proses pembelajaran yang baik.






Dan tentu saja setiap nara didik memiliki problema yang berbeda-beda dalam kehidupan pribadinya. Hal ini tentu sangat berpengaruh pada keberhasilan guru mengajar nara didiknya. Oleh sebab itu guru harus memiliki kepekaan yang tinggi terhadap perilaku nara didiknya. Memang tidak mudah untuk mengetahui sebab mengapa seorang nara didik berperilaku abnormal. Apalagi jika nara didik tersebut tidak mau terbuka dengan gurunya.

Hal ini akan lebih mempersulit seorang guru untuk mencarikan solusi untuk pemecahan masalahnya.
Memang ada begitu banyak faktor pendukung maupun penghambat keberhasilan dalam mengajar. Dengan mengenali faktor-faktor penghambat keberhasilan mengajar dan mengetahui gejala-gejala, maka seorang guru dapat segera melakukan tindakan preventif (pencegahan). Karena akan lebih mudah mencegah dari pada harus reskontruksi kembali suatu sistem kegiatan belajar mengajar yang telah kacau. Pencegahan ini dimaksudkan untuk memperkecil peluang kegagalan dalam mengajar.

Percaya diri guru yang maksimal akan sangat membantu seorang guru dalam pengambilan keputusan dalam kesepakatannya dengan nara didiknya untuk menerapkan pola pengajaran yang disetujui bersama. Dan untuk mengambil tindakan-tindakan pencegahan, dalam rangka mengatasi kegagalan mengajar. Dampak yang merugikan yang terbesar adalah faktor penghambat: keberhasilan mengajar tersebut datang dari guru itu sendiri. Tanpa didukung kemampuan guru dalam mengatasi “self problem”, maka guru akan mengalami kesulitan untuk mencapai pembelajaran yang berhasil. Sebaiknya jika masalah kekacauan mental ini dialami dari pihak pengajar maka sebaiknya guru tersebut meminta bantuan rekan-rekan seprofesinya untuk menyelesaikan masalahnya. Namun jika masalah kekacauan mental ini pada stadium tinggi, sebaiknya guru tersebut pergi ke psikiater.

Disini kemampuan kooperatif guru sangatlah diperlukan. Seorang guru sebaiknya memiliki kerjasama yang baik dengan rekan guru yang lain. Mereka dapat bersama-sama berdiskusi untuk memecahkan masalah-masalah penghambat keberhasilan mengajar. Diskusi sesama rekan seprofesi ini akan sangat bermanfaat, karena didalamnya seorang guru dengan rekan kerjanya dapat memikirkan ide-ide yang cemerlang untuk mendapatkan sumber-sumber pembelajaran. Dalam hal ini pun sangat diperlukan percaya diri guru untuk mengungkapkan dan menuangkan ide-ide dalam forum diskusi.


Seorang guru yang percaya diri tentu akan berusaha agar ia mampu menjadi seorang pengajar yang berhasil. Seorang guru yang percaya diri akan berusaha membina serta mendorong nara didiknya untuk ikut berperan secara aktif dalam proses belajar mengajar. Hal ini hanya mungkin terjadi bila guru memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan nara didik yang bersifat edukatif, serta memiliki kemampuan untuk memotivasi, menciptakan kondisi belajar yang nyaman, dapat meningkatkan kegairahan serta partisipasi nara didik dalam proses pembelajaran. Seorang guru yang percaya diri mempunyai kemampuan menjalankan fungsi dan peranan guru sebagai inovator dan motivator yang selalu berusaha menentukan hal-hal yang baru untuk kontribusi dalam pendidikan.

Seorang guru yang percaya diri tidak akan bersikap mendominasi kegiatan belajar, ia akan lebih mementingkan kebutuhan–kebutuhan siswanya. Dalam hal ini guru bukan lagi menjadi pusat dalam proses pembelajaran melainkan nara didiknya. Guru yang percaya diri akan terus berusaha mencari solusi bagi perkembangan nara didiknya. Ia akan bersikap fleksibel, variatif, dan supel. Pemberian kesempatan bagi nara didik untuk belajar menurut cara, irama, serta tingkat kemampuan masing-masing merupakan salah satu kebebasan yang harus diberikan seorang guru, agar nara didiknya bebas mengeksplorasi segala potensinya.

Jadi, seorang guru harus memiliki paradigma yang benar sebagai seorang pengajar agar mampu mencapai tujuan dari sebuah pembelajaran. “Berdasarkan paradigma belajar, dalam pengajarannya guru dapat dikelompokkan menjadi dua tipe dasar, yakni paradigma manager (Teaching) dan paradigma belajar (Learning), Teaching guru menempatkan dirinya sebagai penguasa pengetahuan. Sedangkan Learning guru menempatkan dirinya sebagai pengajar yang berfungsi sebagai fasilitator bagi nara didiknya dalam proses belajar mengajar” (Amir Tengku, 2005:20). Dengan demikian pembelajaran yang berhasil akan dapat dicapai.

Pelaksanaan proses belajar mengajar di atas hanya dapat dilaksanakan oleh guru yang memiliki wawasan kependidikan guru yang cukup luas, serta mampu memahami nara didiknya dalam segala keberadaannya. Guru yang percaya diri akan terus membangun hubungan yang baik dengan nara didiknya, ia tidak akan pernah meremehkan nara didiknya karena ia tahu bahwa setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda. Seorang guru yang percaya diri akan selalu bersikap proporsional, ia tahu waktunya untuk memberikan pujian dan waktunya untuk bertindak tegas pada nara didiknya.






Seorang guru yang percaya diri dapat melihat kekutan, kelemahan, peluang, dan ancaman guru untuk mencapai keberhasilannya dalam mengajar. Tentu saja guru yang percaya diri memiliki manajemen administrasi kependidikan yang baik. Dengan demikian maka seorang guru akan mampu mencapai tujuannya mengajar dengan berhasil. Segala penjelasan di atas menerangkan bahwa penting sekali seorang guru memiliki percaya diri untuk menunjang keberhasilannya dalam mengajar. Tanpa percaya diri guru akan bersikap tegang, gelisah, cepat marah, dan reaksi-reaksi negatif lainnya yang akan sangat menghambat keberhasilannya dalam mengajar. Percaya diri dalam mengajar adalah aspek penting yang perlu ditingkatkan dan memiliki oleh setiap guru dalam profesinya sebagai seorang pendidik yang profesional. Kembali ke postingan A dan B baca: Kajian Teori Percaya diri ...

Salam

Yonas Muanley

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.