Blog ini berisi info pendidikan, tidak diperkenankan tampilan iklan dewasa. Silakan Baca Postingan baru 2024 tentang judul-judul penelitian mahasiswa dan masalah penelitian. Dilarang Keras Mengkopi Paste Artikel dalam Blog ini tanpa izin pemilik blog. Bila Anda mengkopi paste, saya akan laporkan ke DMCA dan blog Anda dapat dihapus.Copi paste dapat diketahui melalui www.google.co.id/. Selamat Paskah 2024. Imanuel

Sponsor

Sponsor

Wednesday, February 19, 2020

Contoh Bab II Kajian Teori Percaya Diri dan Mengajar

BAB
KAJIAN TEORI
PERCAYA DIRI DAN MENGAJAR


A. Pengaruh Percaya Diri Terhadap Kepribadian Guru



Pengaruh berarti efek yang di timbulkan dari orang atau benda yang menyebabkan orang atau benda tersebut mengalami perubahan. Perubahan tersebut nyata, kelihatan dan dapat di amati, dinilai, atau diukur. Perubahan tersebut dapat mengacu kearah positif (bersifat membangun, meningkatkan kualitas) dan perubahan kearah negatif. Dalam hal ini percaya diri sebagai subyek yang mempengaruhi keprihadian seseorang dan individu yang bersangkutan menjadi objek yang dipenguruhi. Efek ini yang terutama akan dirasakan oleh pribadi yang menjadi objek rasa percaya diri, yaitu guru itu sendiri. Beberapa hal dibawah ini adalah pengaruh percaya diri pada kepribadian seseorang yang dapat dilihat dalam kehidupannya sehari-hari yaitu antara lain:






1. Selalu bahagia, bahagia disini dalam pengertian tidak suka mambanding¬bandingkan dirinya dengan orang lain. Para ahli mengatakan dengan. membandingkan diri berarti matinya rasa kepuasan diri yang sejati. Mampu menerima dirinya sendiri dengan apa adanya dan tidak menggantungkan rasa bahagianya berdasarkan tanggapan orang lain.

2. Mudah bergaul dengan orang lain, semakin besar rasa menerima diri sendiri maka seorang individu akan semakin senang berada ditengah-tengah orang lain karena ia merasa, orang-orang itu juga akan menerimanya dan akan senang bersamanya. Dari perasaan meneirma diri inilah akan menumbuhkan rasa percaya diri dalam pergaulan.

3. Terbuka untuk dicintai dan mencintai, yakni bahwa orang lain juga memerlukan kasih sayang oleh sebab itu berikan simpati dan pujian yang tulus pada orang yang membutuhkan dan tidak berprasangka buruk pada orang yang memberikan pujian pada dirinya.

4. Mampu menjadi diri sendiri yang sejati, berani menyatakan perasaan yang dirasakan dengan jujur terhadap segala sesuatu. Tidak perlu takut menyatakan suka atau tidak suka terhadap sesuatu. Tidak memakai topeng dan bersandiwara untuk menyenangkan orang lain.
5. Mampu mengenali dan mengurusi kebutuhan-kebutuhan sendiri, tidak selalu mengandalkan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya namun mampu memenuhi kebutuhan pribadinya, baik kebutuhan fisik, emosional, intelektual, sosiai dan spritual.

6. Mampu menerima kenyataan, tidak menghindari kenyataan baik saat dalam kesulitan dan kegagalan, tidak mudah menyerah dengan keadaan dan justru mempelajarinya agar dapat mencari peluang-peluang untuk sukses.

7. Bersikap tegas, berani dalam mengambil keputusan dan bertanggung jawab dengan keputusan yang diambilnya sama mempunyai prinsip hidup yang jelas, berani mengungkapkan aspirasinya dengan jelas, menyatakan diri secara lulus dan berani bersikap terbuka. Tidak takut dikritik atau ditolak sekalipun dst.
Dan dibawah ini adalah beberapa indikator yang mempengaruhi tumbuhnya rasa percaya diri seseorang secara umum antara lain yaitu:

1. Faktor kesehatan fisik (Memiliki fisik yang sehat, normal, tidak cacat, bentuk tubuh yang ideal dst).
2. Faktor kecerdasan, memiliki tingkat intelektual yang tinggi.
3. Faktor ekonomi, memiliki ekonomi yang mapan (diatas rata-rata).
4. Faktor status sosial dimasyarakat, memiliki jabatan tertentu yang mengangkat derajat dan martabat seseorang.
5. Faktor pendidikan tinggi, memiliki latar belakang pendidikan tinggi.
6. Faktor keterampilan / keahlian khusus, memiliki keahlian dibidang tertentu.
7. Faktor spiritual, memiliki kepercayaan dan kedewasaan rohani sesuai dengan kepercayaan atau agama yang dianutnya.
8. Faktor penampilan, memiliki penampilan yang baik, menurut standar umum sesuai dengan lingkungan dimana ia berada dst.

Menurut penelitian beberapa faktor diatas merupakan indikator yang memicu tumbuhnya rasa percaya diri seseorang. Setidaknya seorang guru harus memiliki tiga faktor penting agar dapat menjadi percaya diri, yaitu memiliki tubuh yang sehat. Kedewasaan kerohanian, dan intelektual yang tinggi selain diperlukan faktor pendukung lainnya untuk mengoptimalkan rasa percaya dirinya. Pengaruh percaya diri digolongkan pengaruh psikologis terhadap mental seseorang. Pengaruh psikologis tersebut membuat seorang individu memiliki kekuatan motivasi yang membangkitkan semangat hidupnya. Yang membuatnya memiliki daya tahan dalam kesulitan dan mampu menghadapi segala situasi dan keadaan dengan tenang. Seorang guru dalam profesinya sebagai seorang pendidik dan pengajar tentu sangat dituntut profesionalismenya, hal ini adalah persyaratan mutlak yang harus dimiliki seseorang dalam profesinya.


Bagaimana dengan guru PAK? apakah guru PAK juga memerlukan percaya diri? Tentu saja guru PAK juga memerlukan rasa percaya diri, pengaruh percaya diri pada guru PAK juga akan sangat membantu guru PAK dalam mengajar. Guru PAK harus terlebih dulu mengerti identitasnya didalam Kristus agar menjadi percaya diri, untuk menjadi guru yang profesional banyak faktor pendukung yang diperlukan, baik yang bersifat intern maupun ekstern. Bersifat intern berarti adalah segala faktor yang berasal dari dalam pribadi individu tersebut. Faktor yang bersifat intern antara lain Kepribadian (personality), pengetahuan, moralitas, dan lain-lain. Sedangkan faktor ekstern adalah segala faktor yang berasal dari luar individu tersebut. Dan yang bersifat ekstern antara lain : penampilan (performance), fasilitas, lingkungan dan lain-lain. Percaya diri merupakan faktor pendukung yang bersifat intern. Percaya diri merupakan kondisi mental seseorang dimana ia mempunyai kekuatan, kepercayaan, untuk mewujudkan kemampuan yang ada dalam dirinya. Agar mampu menjadi seorang guru yang profesional, seorang guru memerlukan percaya diri yang kuat untuk pengembangan kepribadian dan prafesionalismenya.

Seorang guru bukan saja harus senantiasa tampil secara maksimal ketika ia berada didepan kelas dan berhadapan dengan nara didiknya, namun ia seharusnya juga memiliki kemampuan untuk selalu tampil maksimal dimanapun ia berada. Dimasyarakat Indonesia seorang guru tetap mendapatkan perhatian khusus baik di lingkup pendidikan dan kemasyarakatan. Seorang guru haruslah menjadi suritauladan baik dalam prilakunya, keluarganya, pergaulannya, dan setiap segi kehidupannya. Memang sangatlah berat kriteria yang harus dimiliki untuk menjadi guru yang progfesional :
“percaya diri sangatlah berpengaruh pada kepribadian seorang guru, tahap percaya diri guru tidak akan mampu menjadi pribadi yang efektif. Untuk menjadi pribadi yang efektif seorang guru harus mampu memadukan kompetensi dan karakter atau wataknya. Sebagai pribadi ia dapat berpedan secara efektif bila mampu menyampaikan dengan baik dan benar siapa sesungguhnya dirinya, dan apa yang dilakukannya”. (Soemarno Soedarsono, 1999:116)





Tentu saja untuk menjadi seorang guru yang percaya diri tidak diperoleh secara tiba-tiba, tetapi memerlukan latihan mental dengan proses yang panjang. Latihan-latihan ini memerlukan sikap yang ulet dan sabar serta pantang menyerah.
Untuk menjadi pribadi yang percaya diri seorang guru harus mulai menyadari dan menggali segala potensi yang ada di dalam dirinya. Dengan mulai menggali dan mengembangkan kreatifitas dan kemampuan yang dimilikinya. Diperlukan evalusi dan kemudian mempraktekkannya dalam pengajarannya. Guru yang percaya diri mempunyai konsen diri yang.jelas.
Ia tahu siapa dirinya dan batas-batas kemampuannya, ia tahu kelemahan dan kekuatannya, dan bagaimana ia harus memotivasi diri untuk mengembangkan kepribadiannya. Dengan memiliki harga diri yang tinggi. Karena konsep diri yang positif mendukung timbulnya rasa menghargai diri sendiri. Menurut Clara R. Pudjijogyanti, (1998:62), percaya diri berpengaruh pada perilaku seorang guru ketika mengajar dan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Seorang guru yang percaya diri tidak akan berusaha menutup-nutupi kelemahan dan kekurangannya, melainkan ia akan bersikap terbuka dan berusaha tampil apa adanya. Jika seorang guru tidak mau bersikap sportif justru ha1 itu akan menghambat perkembangan kemampuannya dalam mengajar. Percaya diri adalah salah satu kompetensi kepribadian. Selain dari kompetensi profesi dan kemasyarakatan yang harus dimiliki oleh seorang guru. “Untuk bisa disebut sebagai seorang guru profesional, guru harus memiliki kompetensi tertentu, sesuai dengan persyaratan yang dituntut oleh profesi keguruan. Kompetensi tenaga edukatif atau tenaga guru di Indonesia pada umumnya mengacu pada tiga jenis kompetensi, yaitu Kompetensi pribadi, profesi dan kemasyarakatan”. (Sudarwan Danim, 1995:53). Hal ini menimbulkan asumsi yang cukup logis bahwa seorang guru dituntut menjadi pribadi yang “sempurna”, meskipun pada dasarnya ukuran kesempurnaan itu sifatnya relatif.

Dengan percaya diri guru akan mampu berkompitisi dalam sistem pendidikan yang menerapkan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang diterapkan saat ini. Guru yang mampu menyadari dan mengikuti perkembangan zaman dalam dunia pendidikan akan menganggap sistem KBK sebagai suatu tantangan untuk maju. Guru seharusnya memiliki sikap yang pantang menyerah, terus berinovasi secara kreatif menciptakan sarana-sarana baru, metode-metode mengajar, dan menggali sumber ilmu pengetahuan. Hal tersebut merupakan tugas dan tanggungjawab guru yang harus dikerjakan.

Oleh sebab itu seorang guru tidak perlu takut gagal dan mau terus berusaha memajukan pendidikan bagi dirinya dan orang yang didiknya. Percaya diri juga di dapat dari kepercayaan yang diberikan oleh orang lain pada seorang individu. Seorang menjadi percaya diri karena mendapat rangsangan (stimulus) dan penguatan (reinforcement) yang besifat membangun percaya. dirinya. Stimulus atau rangsangan ini dapat berupa pujian (non material) atau penghargaan berupa barang atau benda (material). Sedangkan reinforcement adalah segala sesuatu yang bersifat mengukuhkan sesuatu yang telah ada Karitini Kartono (1997:127) menyatakan, seorang yang percaya mempunyai kepercayaan pada dirinya dan percaya pada orang lain. Kepercayaan diri ini membuat seseorang tidak bertindak tegas tanpa ragu-ragu dan tidak takut mengalami kegagalan. Kegagalan diterima sebagai pengalaman yang bermanfaat, selain itu orang yang percaya diri kaya dengan kreativitas dan harga diri.






Guru yang memiliki percaya diri, ia akan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana dia berada. Dikalangan masyarakat Indonesia guru masih diakui sebagai pribadi yang mampu membentuk seseorang untuk menimba ilmu. Peran guru sangatlah fital dalam kemajuan pendidikan di indonesia. Karena guru .juga merupakan salah satu fasilitas untuk mencapai pembelajaran yang berhasil. Moh Uzer Usman menyatakan seorang fasilitator hendaknya mengupayakan sumber belajar yang berguna dan bermanfaat untuk menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran.

Pada umumnya ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi munculnya percaya diri seseorang antara lain : Kondisi fisik yang sehat dan normal, ekonomi yang mapan, status sosial yang tinggi, berpendidikan tinggi, kecerdasan, latar belakang keluarga yang harmonis dan lain-lain. Jika beberapa hal yang telah dikemukakan diatas dimiliki oleh seseorang tentu ia akan lebih percaya diri. Meskipun banyak faktor-faktor lain yang menumbuhkan rasa percaya diri seseorang. Seorang guru sebaiknya memiliki percaya diri yang didasarkan pada kompetensi dan profesionalismenya sebagai pengajar. Percaya diri seorang guru akan sangat berpengaruh pada penampilannya, seperti cara berpakaian, berkomunikasi, tingkah lakunya dan juga caranya mengajar.

Penampilan seorang guru harus sangat diperhatikan. Karena penampilan inilah yang dapat dengan mudah diamati orang lain melalui penampilanlah orang lain menilai pribadi yang bersangkutan. Baik dan buruknya penampilan sangat mempengaruhi orang lain dalam menghargai individu tersebut. Dan penampilan ini akan sangat membantu mengembangkan percaya diri. Seorang guru sebaiknya dapat menampilkan dengan baik. Jika seorang guru tidak mempedulikan penampilannya maka percaya dirinya akan dapat hancur. Sukmadinata mengatakan bahwa:

“Penampilan guru selain dipengaruhi oleh kemampuan keguruan, juga dipengaruhi oleh motivasi, kondisi sosial, kondisi fisik, kebutuhan psikis, serta fariabel-fariabel sekolah tempat mereka bekerja” (Sukmadinata, 1992:7)
Melihat demikian banyak faktor yang diduga mempengaruhi percaya diri seorang guru terhadap kepribadiannya, sebagaimana yang telah dikemukakan diatas, maka hal tersebut menggambarkan bahwa pengaruh percaya diri seorang guru akan sangat menentukan kemajuannya baik dalam karirnya kepribadiannya rumah tangganya dan dalam bermasyarakat.

Namun sebaiknya seorang guru khususnyaa bagi guru kristen tidak terjebak dengan pengaruh percaya diri yang berlebihan. Karena sikap percaya diri yang berlebihan (over-confidence) sangat tidak dikehendaki Allah. Beberapa hal tentang pengaruh percaya diri terhadap kepribadian guru yang telah dikemukakan diatas memang juga ada kalanya dialami oleh guru kristen. Tapi guru Kristen tidak harus berpatokan pada kriteria duniawi untuk menjadi lebih percaya diri. Guru kristen harus lebih berorientasi pada tugas panggilannya untuk memuridkan orang sebagai murid Kristus dari pada sekedar mendidik seorang murid menjadi pandai. Percaya diri seorang guru kristen sebaiknya didasarkan pada anugerah Allah yang telah memberikan kehidupan kekal padanya. Sebaliknya ia juga mengajarkan nilai-nilai kekekalan ini pada nara didiknya. “Bagi guru Kristen, nilai-nilai yang kekal tercakup dalam pekerjaannya dan gaya hidup guru itu akan terjalin dalam proses pengajarannya” (Clarence H. Benson, 2003:1)

B. Pengaruh Percaya Diri Guru Pada Nara Didiknya


Kepribadian dan penampilan seorang guru dalam mengajar sangatlah berpengaruh para nara didiknya. Pengaruh tersebut dapat membawa dampak yang positif atau sebaliknya bagi perkembangan nara didiknya. Seorang guru yang percaya diri nampak dari caranya ketika mengajar di depan kelas. Ia memiliki kecakapan dalam berkomunikasi, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan nara didiknya. Ia mampu menghagai setiap kemampuan nara didiknya.
Guru yang percaya diri akan selalu bersikap terbuka kepada semua nara didiknya. Ia memiliki kemampuan untuk memotivasi dirinya maupun nara didiknya. Guru yang percaya diri akan berusaha terus untuk memberi semangat pada nara didiknya untuk mau belajar.

Guru yang percaya diri akan memberikan kesempatan seluas-luasnya pada nara didiknya untuk bertanya dan mengeksplorasi segala kemampuannya. Dengan demikian setiap nara didik akan memiliki keberanian untuk mewujudkan minat belajarnya dalam proses belajar mengajar. Artinya nara didik tanpa ragu-ragu ataupun takut menyatakan pendapat dan minatnya dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat terwujud, jika guru mampu mendesain proses pembelajaran secara kreatif yang didukung oleh sarana dan prasarana serta kepribadian guru itu sendiri.

Guru yang percaya diri akan berusaha menciptakan suasana belajar yang nyaman dan interaktif dalam hal ini sangat diperlukan kemampuan guru dalam mengelola kelas, “Guru yang percaya diri sebaiknya memiliki pemahaman psikologis pada nara didiknya. Ia harus mampu memahami bahwa masing-masing nara didik memiliki kapasitas dan kemampuan psikologis yang berbeda, yang dilatar belakangi oleh usia, tingkat kematangan, kondisi sosial, latar belakang kehidupan pribadi dan kondisi¬-kondisi sesaat yang dialami oleh nara didik” (Endang S. Hartanto, 2002:6)

Dengan memiliki pemahaman tersebut seorang guna akan dapat menentukan strategi dan metode mengajar yang sesuai dengan kebutuhan kelasnya. Guru yang percaya diri akan berusaha menciptakan hubungan yang terbuka dengan nara didiknya.
Hal-hal tersebut di atas adalah ciri-ciri seorang guru yang percaya diri di dalam menciptakan kondisi belajar yang nyaman di dalam kelas. Jika seorang guru telah mampu mengkondisikan suasana belajar mengajar seperti yang telah dikemukakan di atas, maka hal tersebut akan membawa dampak yang positif bagi kemajuan nara didiknya. Kemajuan tersebut dapat di bidang intelektual, moralitas, dan spiritualitas.

Seorang guru yang percaya diri akan berusaha membara naradidiknya merasa tertarik dengan materi yang disampaikannya. Jikalau nara didik sudah memiliki keterkaitan pada suatu bidang studi maka akan mempermudah ia untuk memahami dan mengerti materi yang diajarkan. Oleh sebab itu sangatlah diperlukan keterampilan ini sebagai modal seorang guru dalam mengajar Ketika seorang guru sedang mengajar di kelas, ia sementara menjadi pusat perhatian nara didiknya. Baik gerak-gerik dan penampilannya mengajar sangat berpengaruh pada minat belajar nara didiknya. Bahkan tidak bisa dipungkiri sikap guru sangat berpengaruh pada kepribadian nara didik.

Oleh sebab itu seorang guru harus dapat mempertanggungjawabkan setiap pengajaran yang diberikannya. Bukan tidak mungkin seorang guru sedang membawa nara didiknya ke arah yang salah, yang akhirnya membawa bencana bagi nara didik itu sendiri dan orang lain. Percaya diri juga merupakan kemampuan kepribadian yang benar-benar harus dikuasai oleh seorang guru. DR. Stephen Tong hingga sekarang masih terus mengajar dan mendidik ribuan orang melalui khotbahnya, maupun seminar-seminar, KKR-KKR yang diadakan diberbagai negara. Ia menginginkan para murid dan orang-orang yang di didiknya bisa seperti dia, karena ia memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan ia yakin bahwa memang menginginkan agar nara didiknya meneladani hidupnya, ia harus dapat, membuktikan kualitasnya dan dedikasinya sebagai seorang guru yang baik.
Seorang guru tentu ingin agar nara didiknya menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diajarkannya. Namun yang seorang murid yang paling kecilpun dan masih anak-anak ia telah mampu menilai sikap gurunya. Ia mampu membedakan mana guru yang memiliki kepribadian yang baik dan tidak. Guru yang percaya diri juga secara tidak langsung sedang mengajarkan kepercayaan diri tersebut kepada nara didiknya. Sikap guru yang gugup, gelisah, tegang, dan kaku dan sangat berpengaruh pada nara didiknya pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Guru yang bersikap tidak percaya diri akan menyebabkan suasana belajar mengajar yang tegang dan tidak nyaman. Kalau sudah demikian maka nara didik tidak akan lagi menghargai gurunya. Akibatnya guru tidak memiliki wibawa dan tidak mampu bertindak tegas, otomatis hal ini akan dapat memicu kekacauan dalam kelas. Karena semua murid akan bertindak menurut kehendak hati mereka dengan tanpa memperdulikan lagi gurunya.

Nara didik yang sering membuat masalah (trouble marker) di kelas belum tentu memang dia adalah anak yang nakal. Sering kali pemberontakan yang dilakukannya sebagai wujud pelampiasan dari ketidak puasannya terhadap sistem guru dalam mengajar. Bahkan mungkin juga ia tidak menyenangi kepribadian guru tersebut. Nara didik sering kali mengalami kesulitan belajar dalam kelas bisa dikarenakan ia tidak bersimpati dengan guru yang mengajarnya. Seringkali ketika seorang nara didik ditanya mengapa ia tidak menyukai mata pelajaran tertentu? Jawabannya adalah karena guru si A orangnya galak, guru si B terlalu kaku, guru si C sangat membosankan dan seterusnya. Setidaknya ada 4 faktor penting yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar.

“Didalam pendidikan ada 4 faktor yang berurutan, yang tidak boleh dibalik

1. Guru sebagai pendidik,
2. Bahan pendidikan,
3. Murid sebagai penerima pendidikan, dan
4. Fasilitas untuk mendukung pendidikan” (Stephen Tong, 1993:52)

Percaya diri seorang guru akan sangat membantu untuk menjalin hubungan yang erat dengan nara didiknya, karena jika seorang telah memiliki hubungan yang baik dengan nara didiknya, dia akan dengan mudah dapat mengindoktrinasi nara didiknya dengan pengajaran yang ia berikan. Bagi seorang nara didik ia akan dapat belajar dengan nyaman, memiliki minat belajar, dan responsif jika ia diajar oleh seorang guru yang mampu menempati dengan pribadinya. DR. Stephen Tong mengatakan “Sebaiknya guru-guru sekolah tidak hanya mengotitak muridnya dengan peraturan-¬peraturan sekolah atau dengan pelajaran dan kurikulum sekolah. Lebih baik guru mempunyai kontak dengan muridnya, berupa kontak dari ke jiwa, dari hati ke hati, dari pikiran ke pikiran, dan dari emosi ke emosi. Berarti terjalin hubungan antar pribadi dengan prihadi”. (Stephen Tong, 1993:54)

Dengan demikian nara didik akan memiliki sikap menghormati dan menghargai gurunya. Guru yang memiliki Percaya diri yang baik ia mampu membangkitkan semangat belajar nara didiknya. Dengan demikian nara didiknya akan terus-menerus haus akan pengajaran gurunya. Timbulnya perasaan seperti ini akan mengakihatkan pendidikan menjadi suatu aktifitas yang hidup, bukan aktifitas yang statik. Seorang nara didik pada umumnya sering mengidolakan figur seorang guru yang menurut mereka supel. Supel disini dimaksudkan guru tersebut pandai bergaul dan mampu menyesuaikan diri dengan nara didiknya. Pada dasarnya nara didik akan mudah bersikap terbuka dengan seorang guru yang memposisikan dirinya sebagai “sahabat” bagi mereka dari pada seorang guru yang mempromosikan diri sebagai “diktator”.

Seperti yang dikatakan oleh Paulo Freire, “Dengan model pembelajaran pasif, yakni guru menerangkan, murid mendengarkan, guru mendiktekan, murid mencatat, guru bertanya, murid menjawab, dan seterusnya adalah suasana belajar rutinitas yang sering terjadi saat ini”. (Dede Rosyanda, 2004:89)

Nara didik kebanyakan tidak suka dengan sikap guru yang suka memerintah dan selalu mendikte. Dan tidak pernah memberikan kepercayaan kepada nara didiknya dalam mengerjakan sesuatu. Disinilah letak keunggulan guru yang percaya diri, karena dengan percaya dirinya ia tahu bagaimana seharusnya ia bersikap dan bertingkah laku di depan nara didiknya. Ia tahu era yang menjadi kebutuhan nara didiknya. Menjadi pribadi yang menyenangkan sekaligus berwibawa itu adalah ciri-ciri guru yang percaya. diri. Akan menjadi apa kelak seorang nara didik tergantung bagaimana “fondasi yang ditanamkan oleh gurunya.”






Meskipun seorang guru mampu menyampaikan materi dengan baik jikalau tidak disertai dengan pemahaman psikologis nara didiknya maka keberhasilan guru dalam mengajar diragukan. Nara didik yang diajar dengan baik, pada saat ia sudah tumbuh dewasa, bentuk wajah, tempat tinggal dan lain-lain. Namun pondasi pengajaran yang kokoh yang ditanamkan oleh seorang guru dengan baik dalam pribadi nara didiknya tidak akan pernah hilang dan akan menjadi bekal bagi kehidupannya.

Bersambung ke pembahasan selanjutnya: Kajian Teori Percaya Diri Poin C dan D

Semoga bermanfaat

Salam
Yonas Muanley


No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.