Blog ini berisi info pendidikan, tidak diperkenankan tampilan iklan dewasa. Silakan Baca Postingan baru 2024 tentang judul-judul penelitian mahasiswa dan masalah penelitian. Dilarang Keras Mengkopi Paste Artikel dalam Blog ini tanpa izin pemilik blog. Bila Anda mengkopi paste, saya akan laporkan ke DMCA dan blog Anda dapat dihapus.Copi paste dapat diketahui melalui www.google.co.id/. Selamat Paskah 2024. Imanuel

Sponsor

Sponsor

Monday, May 16, 2016

Contoh Bab I dan II Skripsi

Refisi 19 April 2018


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Sering tugas gereja dipahami sebatas pemberitaan, agak jarang dihubungkan pada pengajaran. Sementara pengajaran sangat diperlukan dalam pertumbuhan iman Jemaat. Gereja memahami bahwa tugasnya adalah hal-hal diluar pengajaran, sehingga pengajaran dipercayakan atau tanggung jawab sekolah.
Gereja mesti memahami Missio ekklesia dan bagaimana dalam praktik nyata yaitu apakah gereja hidup sesuai dengan mission ekklesia? Kemudian seperti apa perkembangan missio ekklesia yang dilakukan gereja. Tentunya idealnya adalah bahwa pendidikan Kristen mesti mengalami perkembangan tetapi apa kenyataan yang terjadi. Dalam konteks pemahaman demikian maka uraian berikut ini akan memaparkan tentang teori kedua variabel yang diteliti kemudian diakhiri dengan masalah yang terjadi yaitu perbedaan antara harapan dan kenyataan.
Menurut Berkhof dan Enklaar, gereja ada di bumi ini oleh sebab Yesus memanggil orang menjadi pengikut-Nya. Menurut definisi ini kehadiran gereja di bumi ini bukan usaha manusia tetapi usaha ilahi yaitu panggilan Yesus Kristus yang diwujudkan melalui berita Injil yang disampaikan gereja sepanjang zaman. Th van den End menjelaskan ekklesia dalam pengertian orang yang dipanggil. Orang yang pertama dipanggil oleh Kristus ialah para murid. Kemudian setelah kenaikan Yesus ke Sorga dan pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta, para murid itu menjadi rasul artinya mereka yang diutus. Diutus untuk memberitakan berita kesukaan, sehingga lahirlah gereja Kristen. Dalam definisi van den End, kehadiran gereja tidak dapat dipisahkan dengan berita suka cita tentang Yesus Kristus. Inti definisi di atas yakni panggilan dan pengutusan.
Yesus Kristus memanggil dan mengutus gereja yang disebut “missio ekklesia” (pengutusan gereja). Kata “missio” berasal dari bahasa Latin, “mission” yang berarti diutus keluar untuk tugas tertentu. Sedangkan dalam bahasa Yunani dipakai kata “apostello”, artinya mengutus, dan “pempo” artinya mengirim. Kedua kata ini, yakni “apostello” dan “pempo” dipakai dalam Yohanes 20:21. Sama seperti Bapa mengutus (apostello) Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus (pempo) mengirim kamu (H. Venema) Dari istilah ini kemudian muncul sebuah disiplin ilmu yang disebut misiologi. Nama misiologi mengutamakan hal “mengirim” atau “mengutus”.
            Di atas telah dikemukakan bahwa “mission ekklesia” di dasarkan pada pengutusan Yesus Kristus sebagaimana yang dipaparkan dalam Yoh. 20: 21. Dalam ayat ini, kata “mission” (pengutusan) biasanya mempunyai tiga pembedaan yakni (1) Missio Dei yaitu pengutusan oleh Allah. Allah sendiri bertindak sebagai subjek segala pengutusan, terutama pengutusan Anak-Nya. Dialah pengutus agung. (2) Missio Filii artinya pengutusan oleh Anak. Yesus Kristus di utus (dalam arti khusus Dialah yang disebut “Missio Dei”), tetapi mengutus juga, yaitu rasul-rasul-Nya dan Gereja-Nya (mission ekklesia). (3) Missio Ecclesiae yaitu pengutusan oleh gereja. Pengutusan Allah dan Anak dilanjutkan dengan pengutusan oleh Gereja.  Dalam Matius 28:19-20 terdapat narasi tentang pengutusan gereja untuk melaksanakan tugas memuridkan orang dan pengajaran yang memungkinkan orang yang telah menerima Yesus Kristus untuk melakukan apa yang telah diperintahkan Yesus Kristus. Dalam ayat-ayat ini ada mandat pengajaran Kristen. Dengan kata lain, pendidikan Kristen adalah bagian dari missio ekklesia. Jadi berdasarkan uraian di atas menjadi jelas bahwa pengajaran atau pendidikan Kristen termasuk pendidikan Kristen di sekolah-sekolah menjadi bagian dari missio ekklesia.
Secara teori jelas bahwa gereja berada dalam missio-Nya Yesus Kristus, khususnya dalam pendidikan. Akan tetapi masalah yang terjadi yakni berdasarkan kenyataan bahwa Pengajaran Kristen di sekolah-sekolah Negeri kurang mendapat tempat atau bahkan tidak ada proses pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen di sekolah-sekolah Negeri. Gereja sering diminta oleh pihak sekolah untuk member nilai kepada anak-anak Kristen yang berada di sekolah Negeri tanpa anak tersebut mengikuti proses Pendidikan Agama Kristen sebagaimana yang dialami oleh rekan-rekan lain yang mengalami Proses Pembelajaran Agamanya di sekolah. Jadi Apakah tetap berada dalam tradisi memberi nilai kepada anak-anak Kristen tanpa berusaha mengadakan pendidikan Kristen di Gereja sesuai kurikulum yang dikeluarkan pemerintah? Di Gereja ada Sekolah Minggu dan Kebaktian Remaja dan Pemuda Tetapi apakah ada nuansa pengajaran yang didasarkan atas kurikulum sehingga ketika gereja member nilai kepada anak untuk digunakan di sekolah maka dapatlah dikatakan bahwa nilai itu memiliki prosedur pengajaran. Artinya ada proses pengajaran yang diterima oleh anak.
Memahami realitas ini harus diakui bahwa Pengajaran Agama Kristen merupakan tugas tanggung jawab Gereja. Sementara Pendidikan Kristen di Gereja belum memiliki kurikulum sebagaimana kurikulum Pendidikan Kristen oleh pemerintah.
Jadi,salah satu tugas gereja adalah pengajaran, termasuk pengajaran yang berlangsung di sekolah juga merupakan tugas gereja. Memang benar bahwa dalam konteks Indonesia, pelaksanaan PAK di sekolah menjadi tanggung jawab Negara tetapi secara esensial, pengajaran Kristen adalah salah satu tugas pokok gereja. Untuk memahami bagian inilah maka penulis berusaha meninjau Yohanes 20:21 untuk memperjelas bahwa pengajaran adalah bagian dari “missio ekklesia” dan “missio ekklesia” berada dalam lingkup “missio Dei”. Missio Ecclesiae atau pengutusan gereja adalah pekerjaan missioner dari jemaat Kristen sepanjang sejarah dunia.( Arie de Kuiper, 2000)
            Di dalam lembaga pendidikan formal mata pelajaran pelajaran Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu bidang yang dapat diandalkan untuk membentuk dan membangun pertumbuhan iman bertaqwa kepada Tuhan. Hal ini dapat diketui dari tujuan Pendidikan Agama Kristen seperti yang dikemukakan oleh Calvin yang intinya menekankan tentang usaha mendidik putra putrid Gereja dilibatkan dalam upaya pemahaman Alkitab dalam bimbingan Roh Kudus, para putra-putri gereja diajarkan mengambil bagian dalam kebaktian serta mencari keesaan gereja, dan diperlengkapi memilih cara-cara mengejewantahkan pengabdian diri kepada Allah Bapa Yesus Kristus dalam gelanggang pekerjaan sehari-hari serta hidup bertanggung jawab di bawah kedaulatan Allah demi kemuliaan-Nya sebagai lambang ucapan syukur mereka yang dipilih dalam Yesus Kristus”( Robert R. Boehlke, 1994).

Selain itu Mata pelajaran ini dapat diandalkan karena dalam Alkitab dikatakan bahwa “Permulaan hikmah adalah takut akan Tuhan, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik” (Mzm 111 : 10). Di dalam Pendidikan Agama Kristen sendiri, setiap siswa diarahkan untuk mengenal Tuhan dan menerimaNya sebagai Tuhannya serta taat kepadanya.

BAB II
KAJIAN TEORITIS-TEOLOGIS

A. Kajian Variabel yang diteliti
B. Kerangka Berpikir
C. Hipotesis
D. Peneitian yang Relevan

Pesan Sponsor

PASANG IKLAN ANDA DISINI

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.