Blog ini berisi info pendidikan, tidak diperkenankan tampilan iklan dewasa. Silakan Baca Postingan baru 2024 tentang judul-judul penelitian mahasiswa dan masalah penelitian. Dilarang Keras Mengkopi Paste Artikel dalam Blog ini tanpa izin pemilik blog. Bila Anda mengkopi paste, saya akan laporkan ke DMCA dan blog Anda dapat dihapus.Copi paste dapat diketahui melalui www.google.co.id/. Selamat Paskah 2024. Imanuel

Sponsor

Sponsor

Saturday, May 14, 2016

Contoh BAB II Skripsi, Tesis dan Disertasi

CONTOH BAB II SKRIPSI (2 Variabel)


CONTOH BAB II TESIS ( 3 Variabel atau lebih)

CONTOH BAB II DISERTASI ( 5 Variabel atau Ketuntatasan)

Kualitas Pendidikan (Variabel X1) Secara umum kata kualitas dipahami dalam beragam pengertian. Antara lain dilihat dalam definisi beberapa ahli: Menurut Joseph Juran, kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan pengguna. Artinya suatu produk atau jasa dapat disebut berkualitas apabila sesuai dengan apa yang diperlukan atau diharapkan oleh pengguna. Dalam konteks pendidikan maka kualitas berarti tamatan yang diperlukan masyarakat. Menurut Edward Deming, kualitas adalah suatu tingkat yang dapat diprediksi dari keseragaman dan kebergantungan pada biaya rendah dan sesuai dengan pasar.Sedangkan Welch Jr menyebutkan kualitas adalah jaminan kesetiaan pelanggan, pertahanan terbaik melawan saingan dari. Menurut ISO 2000, kualitas adalah totalitas kerakteristik suatu produk (barang dan jasa) yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dispesifikan atau ditetapkan (Beberapa sumber dari internet) Berdasarkan beberapa pengertian tentang kualitas tersebut di atas, ada kesamaan dalam beberapa pokok yaitu: Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Kualitas berkait dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memberi nilai kepada manusia. Kualitas juga dapat diartikan suatu kondisi yang selalu berubah. Menurut Permadi, mutu jasa pendidikan bersifat relatif (sesuai dengan kebutuhan pelanggan), dan bukan bersifat absolute. Dengan kata lain, mutu pendidikan akan baik dan memuaskan jika sesuai atau melebihi kebutuhan para pelanggan yang bersangkutan.
Berdasarkan beberapa kutipan di atas, kualita diartikan sebagai suatu hasil yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam konteks pendidikan, suatu hasil adalah proses yang dialami peserta didik (perubahan ketrampilan pada peserta didik) yang sesuai atau mampu menerapkan apa yang diperolehnya dalam dunia masyarakat atau dunia kerja. Dengan kata lain kualitas adalah kesesuaian produk dengan kebutuhan pelanggan (jaminan kebutuhan pelanggan).
Jadi, kualitas pengajaran adalah instruksi yang terstruktur dari seorang pendidik kepada peserta didik sehingga terbentuk peserta didik yang mengalami perubahan sesuai tujuan yang telah dan pada akhirnya menolong peserta didik untuk mampu berkarya atau berguna dalam masyarakat.

Pengertian Kualitas Agama Kristen

Kualitas pendidikan Agama Kristen tidak dapat dipisahkan dari kualitas sumber daya manusia yaitu Guru Pendidikan Agama Kristen. Oleh sebab itu sekolah mampu memenuhi kebutuhan sumber daya manusia baik jumlah maupun kualitas dengan meningkatkan sumberdaya pendidikan untuk memasok kebutuhan sumber daya manusia sesuai dengan permintaan dan meningkatkan proses pendidikan di tingkat pendidikan dengan mengembangkan unsur-unsur pokok dan penunjang yang diperlukan. Jadi, yang dimaksud disini yaitu proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen yang berdaya merubah kehidupan peserta didik. Perubahan itu meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Perubahan demikian dapat disebut sebagai ketercapaian tujuan pengajaran Pendidikan Agama Kristen. Dengan kata lain, sejauh mana Pendidikan Agama Kristen berhasil mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Kristen maka diperlukan suatu proses yang melibatkan banyak pihak. Dalam sejarah perkembangan praktek Pendidikan Agama Kristen, menurut E.G.Homrighausen dan I.H. Enklaar (1996) ada aliran atau kelompok pemikiran Kristen yang mengutamakan aspek pengajaran, dan aliran yang lain menekankan tentang aspek pengalaman keagamaan. Aliran yang menekankan pengajaran atau pendidikan hendak membangun kepercayaan Kristen dalam diri siswa melalui penyampaian pengetahuan oleh seorang pendidik Kristen. Sedangkan aliran yang menekankan pengalaman rohani siswa lebih mengarahkan perhatian pada perkembangan diri siswa. Kelompok ini menekankan pendidikan Kristen pada pengalaman perorangan untuk menjadi pribadi-pribadi yang jujur dan luhur secara pribadi dalam sebuah masyarakat (Homrighausen dan Enklaar, 1996:23)

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.